Murianews, Kudus – Akademi sepak bola ASTI Kudus, Jawa Tengah, memecat tiga pelatihnya usai melakukan pelanggaran etika yang tak bisa ditolerir. Mereka mengarahkan siswa Akademi untuk keluar dari ASTI. Terbongkarnya perbuatan itupun dikarenakan adanya aduan dari wali siswa.
Chief Executive Officer (CEO) ASTI Kudus Arif Budianto mengungkapkan, informasi adanya tiga oknum pelatih yang melakukan perbuatan melanggar etika itu berawal dari wali siswa. Mereka mengatakan jika diiming-imingi untuk masuk ke salah satu rintisan akademi di Kudus.
Setelah mendapat aduan tersebut manajemen pun langsung mengevaluasi ketiga pelatih tersebut dan langsung memberhentikan mereka. Meski memang ada yang sempat tergiur dan mendaftarkan anak mereka untuk ikut dalam akademi tersebut.
”Ada beberapa orang tua pemain yang sempat tergiur, lalu kami telusuri dan melakukan evaluasi, hingga akhirnya kami memutuskan untuk memecat tiga orang pelatih itu,” kata Arif, Jumat (12/4/2024).
Arif menyampaikan, pihaknya sama sekali tidak melarang siswanya untuk pindah dan bergabung di akademi manapun, namun tidak dengan cara seperti ini. Apalagi para oknum pelatih tersebut merekomendasikan untuk pindah ke akademi di bawah ASTI.
Terlebih selama ini, sambung dia, siswa yang bergabung dengan ASTI selalu dibekali banyak hal. Mulai dari pendidikan akademik hingga ilmu agama juga ditekankan.
”Kami sangat mendukung mereka berkembang, mereka pindah ke akademi yang lebih baik juga akan kami dukung, namun jika mereka dihasut untuk pindah ke akademi yang kualitasnya belum teruji tentu kami geram, nasibnya terombang-ambing nanti,” tegas Arif.
Dia menambahkan, meski telah memecat tiga pelatihnya, ASTI saat ini masih memiliki enam orang pelatih. Mereka adalah pelatih yang siap mengembangkan bakat olahraga sepakbola para siswa ASTI.
”Dengan kejadian sebelumnya, kami akan lebih selektif lagi memilih pelatih. Harapan kami latihan siswa ASTI tidak terdampak, supaya tetap berprestasi dengan berlatih lebih maksimal,” ungkapnya.



