Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Timnas Argentina yang baru saja merebut gelar Juara Copa America 2024 adalah salah satu kekuatan sepak bola terbesar di dunia. Sejauh ini mereka sudah pernah menjadi Juara Dunia dan Copa America.

Ada banyak pemain top sepak bola dunia yang berasal dari Argentina. Dua orang diantaranya bahkan dianggap sebagai dewanya sepak bola.

Itu mengacu pada keberadaan mendiang Diego Maradona dan tentu saja sosok terkenal Lionel Messi. Maradona dikenal sebagai seorang penyihir sepak bola karena keterampilannya bermain sepak bola.

Hal yang sama juga berlaku pada Lionel Messi yang disebut-sebut sebagai penerus kehebatan Diego Maradona. Bahkan Lionel Messi saat ini masih bermain untuk Timnas Argentina meski usianya mulai menyenja.

Diluar dua nama itu, masih ada banyak pemain-pemain berkelas dunia lainnya yang berasal dari Argentina dan namanya dikenal dunia. Semisal Gariel Batitusta, Canigia atau Redondo.

Namun jika diamati sejauh mereka menantang dunia, kesebelasan Timnas Argentina tidak pernah menggunakan pemain berkulit gelap. Hal ini sangat berbeda dengan timnas-timnas lainnya di dunia.

Timnas Jerman, Brasil, Belanda, Inggris, Prancis atau Italia, selalu memiliki pemain berkulit gelap. Sedangkan Argentina, sepertinya tidak pernah mereka memiliki pemain berkulit gelap yang membela mereka.

Sehingga sering timbul pertanyaan, kenapa Argentina tidak memiliki pemain berkulit gelap? Apakah mereka menerapkan sikap rasialis? Ternyata tidak demikian adanya.

Anggapan bahwa tak ada pemain berkulit hitam dalam timnas Argentina sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Lebih tepatnya, jumlah pemain berkulit hitam di Argentina sangat minim.

Pada masa silam, juga pernah ada pemain berkulit gelap di Timnas Argentina. Minim atau tidak adanya pemain berkulit gelap di skuad La Albiceleste tak terlepas dari sejarah bangsa Argentina itu sendiri.

Seperti dinukil dari starting.eleven, sebenarnya dulu di Argentina juga dihuni banyak orang berkulit gelap yang merupakan orang imigran Afrika. Menurut catatan sejarah, warga Afrika datang ke Argentina pada abad ke-16 masehi.

Mereka datang ke daerah bernama Rio De La Plata, sekarang Buenos Aires yang tidak lain adalah ibukota Argentina. Para imigran dari Afrika itu kebanyakan bekerja sebagai petani untuk yang laki-laki dan sebagai pembantu rumah tangga bagi kaum perempuan.

Mereka terus mendiami Argentina sampai awal abad 19, sebelum menyebar ke berbagai wilayah seperti Santiago Del Estero, Catamarca, Salta, dan Córdoba. Hingga awal abad 19, populasi rakyat Afro-Argentina cukup tinggi, bahkan mencapai 50 % di sejumlah daerah.

Namun kemudia terjadi penurunan drastis pada jumlah masyarakat kulit hitam di negeri Diego Maradona itu. Ada beberapa peristiwa yang membuat jumlah populasi warga kulit hitam di Argentina menurun.

Perang Kemerdekaan Argentina yang terjadi pada tahun 1810 hingga 1818, adalah salah satunya. Pada perang ini, banyak warga Afro-Argentina laki-laki yang karena diiming-imingi akan dibebaskan dari status budak, ikut berpartisipasi jadi tentara dalam perang tersebut.

Karena jumlahnya yang sangat mendominasi, jumlah korban terbanyak dari perang tersebut juga dari warga kulit hitam. Sementara warga wanita berkulit hitam banyak yang melakukan pernikahan antar ras dengan warga non-kulit hitam.

Kejadian lainnya, adalah munculnya wabah kolera tahun 1861–1864 yang diikuti oleh wabah penyakit kuning 1871, yang juga membuat masyarakat Afro-Argentina yang tersisa mengalami penyusutan lagi. Banyak diantara mereka yang kemudian hidup di bawah garis kemiskinan.

Sementara mereka yang dapat bertahan hidup memilih bermigrasi ke Brasil dan Uruguay. Kejadian perang Paraguay (1864–1870) juga membuat banyak masyarakat Afro-Argentina mengalami situasi seperti di Perang Kemerdekaan Argentina.


Kebijakan konstitusi negara bagian Argentina di tahun 1853 mendorong imigrasi besar-besaran terjadi di tahun 1880–1950. Namun dalam hal ini masyarakat asal Eropa menjadi prioritas utama plus, dan melarang ekspor budak.

Dari sejumlah fakta itulah, muncul opini bahwa ‘bangsa kulit hitam sengaja dihapus dari Argentina secara sistematis’. Seiring berjalannya waktu, dengan semakin menyusutnya orang berkulit gelap di Argentina, datanglah orang-orang berkulit putih dari Eropa.

Gelombang besar kepindahan orang Eropa ke Argentina ini terjadi pada akhir abad 19 hingga awal abad 21. Alasan umum mereka pindah karena kondisi Eropa yang carut marut akibat perang dunia pertama dan kedua.

Hingga sekarang, orang-orang berkulit putih lebih mendominasi di Argentina. Sementara orang berkulit hitam atau keturunan Afrika di Argentina jumlahnya sangat sedikit.

Mereka secara total hanya ada 0,37% pada tahun 2010 dari seluruh penduduk Argentina. Maka dari itu tidak mengherankan bila di skuad timnas Argentina diisi oleh pemain-pemain berkulit putih.

Sebenarnya, bukan berarti tidak ada sama sekali pemain kulit hitam di timnas Argentina. Namun hal itu sudah lama terjadi, tepatnya pada tahun 1925. Pada saat itu, Alejandro de Los Santos menjadi bagian Timnas Argentina yang berhasil meraih gelar Copa America di tahun tersebut.

Pemain berkulit gelap ini, sepanjang karirnya bersama Timnas Argentina, hanya mengemas 5 caps. Selain itu Alejandro de Los Santos juga tidak berhasil mencetak satu gol pun.

Komentar

Sport Terkini

Terpopuler