Terapkan Biaya Parkir Kaum Disabilitas, MU dan Man City Dikritik
Budi Santoso
Minggu, 4 Agustus 2024 10:37:00
Murianews, Kudus – MU (Manchester United) dan Man City, dua klub raksasa di Kota Manchester, Inggris, menghadapi gelombang kritik. Itu terjadi setelah mereka menerapkan kebijakan biaya parkir bagi penggemar dari kelompok disabilitas.
Kebijakan itu dinilai akan memicu kekhawatiran tentang aksesibilitas dan keadilan dalam sepak bola. Penerapan biaya parkir bagi kaum disabilitas diterapkan oleh MU dan Man City pada musim 2024-2025 nanti, untuk pertandingan kandang mereka.
Seperti dilansir dari Daily Mail, Manchester City telah mengumumkan adanya biaya sebesar £ 12 atau sekitar Rp 250 ribu setiap pertandingan untuk mobil. Sebelumnya layanan yang biasa dikenal sebagai kartu hijau ini tidak dikenai biaya sepersenpun.
Dengan kebijakan baru ini, para pemegang kartu hijau yang memarkir mobil mereka di tempat parkir resmi, harus membayar £ 228 atau hampir Rp 5 juta dalam satu musim. Kebijakan ini langsung mematik kritik.
Man City beralasan, selama ini hampir 50% kursi penyandang disabilitas di stadion yang dipesan tidak terpakai sepanjang musim lalu. Banyak penggemar yang memesan tetapi kemudian tidak datang.
Karena itu, Man City berpikir bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan jumlah kursi penyandang disabilitas adalah dengan menerapkan biaya parkir.
Disisi lainnya, MU juga menyatakan telah menaikkan harga parkir untuk pemegang kartu hijau di Old Trafford dari £276 (Rp 5,7 juta) permusim pada musim lalu menjadi £333,50 (Rp 6,9 Juta) untuk musim 2024-2025. Kebijakan MU bisa dikatakan lebih mengundang kritik dari berbagai pihak.
Namun, keputusan MU dan Man City tersebut akhirnya mendapatkan tentangan keras dari komunitas penggemar dan kelompok advokasi disabilitas. Asosiasi Penggemar Penyandang Disabilitas Manchester City (DSA) telah menyatakan ketidakpuasan dengan keputusan tersebut.
Mereka mengatakan keputusan itu seharusnya dilakukan dengan terlebih dulu berbicara dengan kaum disabilitas. DSA mengusulkan beberapa alternatif, seperti meningkatkan sistem reservasi dan pembatalan parkir, sebelum memberlakukan langkah-langkah keuangan pada penggemar penyandang disabilitas.
Di media sosial, banyak penggemar yang mengungkapkan kemarahan dan kekecewaan mereka atas keputusan kedua klub. Mereka menilai pengenaan biaya yang begitu signifikan pada penggemar penyandang disabilitas tidak adil dan tidak sensitif. Apalagi MU dan Man City memiliki kondisi keuangan yang sangat baik.
Menanggai gelombang kritik itu Man City dikabarkan telah membuat beberapa konsesi. Mereka telah sepakat untuk meningkatkan sistem pembatalan dengan menerapkan sistem pembatalan online baru dan mengizinkan pembatalan hingga waktu mulai pertandingan.
Selain itu, mereka juga telah memutuskan untuk mengurangi biaya menjadi £6 (£7 jika hanya ada 1 orang di dalam mobil) untuk musim 2024-2025 mendatang. Namun mereka tetap mempertahankan biaya £12 untuk satu kali pertandingan.
Namun, tanggapan Man City, masih tetap tidak cukup meredakan kemarahan dari banyak pihak itu. Mereka berpendapat, dengan pendanaan yang melimpah, mengenakan biaya apa pun pada penggemar disabilitas tidak perlu dan bertentangan dengan semangat inklusif yang harus dipromosikan oleh sepak bola.



