Seperti dilansir AP, Jika keputusan berujung pada penghapusan VAR, maka Norwegia bisa menjadi negara pertama yang berani mencabut teknologi kontroversial ini setelah penerapannya.
Federasi Sepak Bola Norwegia telah menerapkan VAR di sepak bola mereka pada 2023, Namun, dalam penerapannya, VAR di sepak bola Norwegia mengalami banyak kendala.
Mulai dari eksekusi yang lamban hingga keputusan kontroversial yang terus menuai protes. Bahkan, pada suatu insiden mengejutkan, VAR membutuhkan waktu hingga 7 menit hanya untuk menentukan offside.
Bukannya menyelesaikan masalah, teknologi VAR ini justru menambah kekacauan di lapangan sepak bola. Dampak lanjutanya memicu kemarahan besar dari pemain hingga suporter.
Ketidakpuasan terhadap VAR telah memunculkan berbagai aksi protes liar di kalangan suporter. Dalam duel panas antara Rosenborg vs Lillestrom, pertandingan harus dihentikan setelah penggemar menghujani lapangan dengan kue dan bola tenis sebagai bentuk perlawanan terhadap VAR.
Tak hanya itu, di divisi bawah, kelompok suporter Lyn bahkan melemparkan gabus sampanye ke lapangan sebagai bentuk sindiran tajam terhadap penggunaan teknologi tersebut. Mendapat tekanan keras dari tim dan fans, Federasi Sepak Bola Norwegia membentuk kelompok kerja untuk mengevaluasi kelanjutan VAR.
Murianews, Kudus – Sepak bola Norwegia menghadapi polemik soal penerapan VAR atau Video Assistatn Referee. Akhir pekan ini, Kongres Federasi Sepak Bola Norwegia akan melakukan pemungutan suara untuk menentukan nasib VAR di Liga Eliteserien, di sepak bola Norwegia.
Seperti dilansir AP, Jika keputusan berujung pada penghapusan VAR, maka Norwegia bisa menjadi negara pertama yang berani mencabut teknologi kontroversial ini setelah penerapannya.
Federasi Sepak Bola Norwegia telah menerapkan VAR di sepak bola mereka pada 2023, Namun, dalam penerapannya, VAR di sepak bola Norwegia mengalami banyak kendala.
Mulai dari eksekusi yang lamban hingga keputusan kontroversial yang terus menuai protes. Bahkan, pada suatu insiden mengejutkan, VAR membutuhkan waktu hingga 7 menit hanya untuk menentukan offside.
Bukannya menyelesaikan masalah, teknologi VAR ini justru menambah kekacauan di lapangan sepak bola. Dampak lanjutanya memicu kemarahan besar dari pemain hingga suporter.
Ketidakpuasan terhadap VAR telah memunculkan berbagai aksi protes liar di kalangan suporter. Dalam duel panas antara Rosenborg vs Lillestrom, pertandingan harus dihentikan setelah penggemar menghujani lapangan dengan kue dan bola tenis sebagai bentuk perlawanan terhadap VAR.
Tak hanya itu, di divisi bawah, kelompok suporter Lyn bahkan melemparkan gabus sampanye ke lapangan sebagai bentuk sindiran tajam terhadap penggunaan teknologi tersebut. Mendapat tekanan keras dari tim dan fans, Federasi Sepak Bola Norwegia membentuk kelompok kerja untuk mengevaluasi kelanjutan VAR.
19 klub Norwegia Menolak...
Pada Januari lalu, pemungutan suara di antara 32 tim di dua liga teratas menghasilkan angka mencengangkan. Sebanyak 19 klub menolak keberadaan VAR. Dengan suara mayoritas tersebut, permintaan resmi untuk menghapus VAR diajukan ke Federasi Sepak Bola Norwegia.
Meski mayoritas tim menolak VAR, Presiden Federasi Sepak Bola Norwegia, Lise Klaveness, justru bersikeras bahwa teknologi ini harus tetap dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut. Menurutnya, permasalahan yang ada bukan pada VAR itu sendiri, melainkan pada cara implementasinya yang perlu diperbaiki.
Kini, sepak bola Norwegia menunggu hasil pemungutan suara akhir pekan ini. Semua tim federasi, pemimpin, dan manajemen regional akan menentukan nasib VAR dengan suara mereka.
Keputusan ini bisa menjadi preseden global, karena jika Norwegia benar-benar mencabut VAR, bukan tidak mungkin liga-liga lain melakukan hal yang sama. Termasuk Liga Inggris yang juga sempat mempertimbangkan opsi serupa, bisa saja akan mengikuti jejak mereka.