“Musim ini benar-benar luar biasa. Saya sangat senang bisa meraih tiga gelar domestik di musim pertama. Tapi jujur, ada masa ketika saya sendiri tidak yakin tim bisa menyelesaikan musim seperti ini,” ujar Flick dalam sebuah wawancara eksklusif.
Flick menyebutkan, pada dasarnya dirinya merasa betah dan nyaman tinggal di Barcelona. Dalam banyak kesempatan, dirinya sering mengungkapkan rasa cintanya pada kehidupan di kota tersebut dalam berbagai kesempatan.
Untuk mewujudkan sukses Barcelona, Hansi Flick juga mengungkapkan ada hal-hal yang tidak berjalan seperti yang diharapkan. Barcelona harus melewati berbagai masalah, baik dari sisi teknis maupun emosional.
Salah satu keputusan tersulit yang dihadapi, menurut Flick adalah saat dirinya memutuskan untuk menunjuk Wojciech Szczesny sebagai kiper utama menggantikan Inaki Pena. Situasi itu sangat rumit menyusul cedera yang dialami oleh Marc Andre ter Stegen.
“Itu adalah keputusan yang amat sulit. Bukan hanya bagi saya, tapi juga bagi Inaki, Szczesny, dan tentu Ter Stegen. Tapi saya harus membuat pilihan demi tim,” jelas Flick.
Murianews, Kudus – Sukses Hansi Flick membawa Treble Domestic bagi Barcelona ternyata melewati banyak hal sulit. Pelatih asal Jerman ini mengungkapkannya usai Barcelona memastikan gelar juara Liga Spanyol. Salah satu hal tersulit itu adalah saat memutuskan Szczesny jadi kiper utama Barca.
Di musim pertama menangani Barcelona, Hansi Flick pada akhirnya mampu mempersembahkan tiga gelar. Catatan ini termasuk sangat luar biasa dalam sejarah Barcelona. Apalagi dalam kondisi Blaugrana yang belum sepenuhnya stabil.
Seperti dilansir Mundo Deportivo, Flick menyatakan sangat senang dan bangga atas apa yang capai tim dengan para pemainnya. Gelar Juara La Liga Spanyol, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol, menurutnya sangat luar biasa. Namun demikian ada hal-hal sulit yang juga harus dihadapi sebelumnya.
“Musim ini benar-benar luar biasa. Saya sangat senang bisa meraih tiga gelar domestik di musim pertama. Tapi jujur, ada masa ketika saya sendiri tidak yakin tim bisa menyelesaikan musim seperti ini,” ujar Flick dalam sebuah wawancara eksklusif.
Flick menyebutkan, pada dasarnya dirinya merasa betah dan nyaman tinggal di Barcelona. Dalam banyak kesempatan, dirinya sering mengungkapkan rasa cintanya pada kehidupan di kota tersebut dalam berbagai kesempatan.
Untuk mewujudkan sukses Barcelona, Hansi Flick juga mengungkapkan ada hal-hal yang tidak berjalan seperti yang diharapkan. Barcelona harus melewati berbagai masalah, baik dari sisi teknis maupun emosional.
Salah satu keputusan tersulit yang dihadapi, menurut Flick adalah saat dirinya memutuskan untuk menunjuk Wojciech Szczesny sebagai kiper utama menggantikan Inaki Pena. Situasi itu sangat rumit menyusul cedera yang dialami oleh Marc Andre ter Stegen.
“Itu adalah keputusan yang amat sulit. Bukan hanya bagi saya, tapi juga bagi Inaki, Szczesny, dan tentu Ter Stegen. Tapi saya harus membuat pilihan demi tim,” jelas Flick.
Memanggil Szczesny...
Memanggil Szczesny setelah sempat menyatakan pensiun, sudah menimbulkan kotroversi. Awalnya memang hanya sebagai kiper pelapis saja. Namun dalam perkembangannya, Flick mengaku harus membuat keputusan melawan arus, yang akhirnya menjadi pilihan tepat.
Szczeny akhirnya bisa menjawab kepercayaan yang diberikannya. Kiper senior ini mampu tampil gacor dan mampu menjadi tembok terakhir yang kuat dari sistem pertahanan Barcelona. Meski bermain dengan banyak pemain belia, Szczeny bisa mengimbangi.
Kemudian ada juga masa-masa yang membuat dirinya sempat ragu, saat Barcelona mengalami penurunan performa secara tiba-tiba. Pada awal musim para pemainnya menggila dan mampu membuat jarak cukup lebar dengan para pesaingnya.
Namun dalam satu periode, Barcelona akhirnya sempat tergeser di klasemen oleh duo Madrid. Usaha keras Barcelona, menurut Hansi Flick, akhirnya mampu membawa tim pelan-pelan kembali memimpin di klasemen Liga Spanyol, hingga akhirnya juara.
Tak hanya soal teknis saja masalah yang harus dihadapi Barcelona. Salah satu momen yang memberi pukulan bagi dirinya adalah saat kehilangan dokter tim, Carles Minarro Garcia. Staf kepercayaan Flick ini meninggal dunia secara mendadak di hotel tempat tim menginap jelang laga melawan Osasuna.
Kepergiannya pada Maret 2025 lalu, menjadi pukulan sangat berat bagi Hansi Flick dan seluruh skuad Barcelona. Berikutnya, kesedihan itu bisa dirubah menjadi dorogan dengan berfikir tim harus bisa juara demi almarhum.
“Charlie tidak ada di sini lagi, tapi saya yakin dia akan sangat bangga dengan tim ini. Kami selalu mengingatnya, dalam pikiran dan hati kami. Dia akan selalu memiliki tempat khusus di hati kami,” kata Flick penuh haru.
Mental Juara...
Meski mengalami banyak masalah, duka dan cobaan, Barcelona berhasil bangkit dan tampil luar biasa. Selain menyapu bersih tiga gelar domestik, mereka juga menembus semifinal Liga Champions. Tim menemukan konsistensi dan mental juara.
Kombinasi pemain muda bertalenta dan pilar-pilar berpengalaman, membuat Barcelona di bawah asuhan Hansi Flick kini dinilai menjadi salah satu tim yang paling berbahaya di Eropa. Musim depan Hansi Flick berharap masih bisa meneruskan performa ini.
“Ini baru permulaan,” tutup Flick.