Ya, Pelatih berkepala plontos ini menyatakan mundur dari kursi pelatih Timnas Italia, setelah kemenangan 2-0 Gli Azzuri atas Moldova. Pertandingan Italia vs Maldova menjadi penutup perjalanan singkat dan penuh gejolak Luciano Spalletti sebagai pelatih tim nasional Italia.
Meski meninggalkan kursi kepelatihan dengan hasil positif, Spalletti mengungkapkan perasaan pahit dan penyesalan mendalam dalam konferensi pers pasca-pertandingan yang digelar di Reggio Emilia. Seperti dilansir Gazzeta Dello Sport, Spalletti menyampaikan penyesalannya karena merasa tak mampu.
Spalletti, yang ditunjuk pada Agustus 2023 menggantikan Roberto Mancini secara mendadak. Pelatih ini datang dengan reputasi mentereng usai membawa Napoli menjuarai Serie A. Namun, harapan besar untuk menghidupkan kembali kejayaan Azzurri berubah menjadi tekanan yang tak tertahankan.
“Saya tidak membuat perbedaan. Sayang sekali, saya tidak membantu tim memenuhi harapan,” ujarnya berterus terang di hadapan awak media yang merubungnya.
Dalam pertandingan terakhirnya, Italia memang berhasil mengatasi Moldova melalui gol dari Raspadori dan Cambiaso. Namun, Spalletti tak bisa menutupi fakta, performa Italia selama masa kepemimpinannya jauh dari kata memuaskan.
Kekalahan telak 0-3 dari Norwegia dalam di laga kualifikasi sebelumnya, menjadi puncak kekecewaan, yang berujung pada keputusannya untuk mundur. Momen kemenangan di laga Italia vs Maldova sepertinya dianggap tepat bagi dirinya untuk mundur.
“Seorang pelatih tidak boleh membuat alasan. Jika pemain kelelahan, saya seharusnya mencari pengganti yang lebih bugar. Tapi saya tidak melakukannya. Itu kesalahan besar,” kata pelatih berusia 66 tahun itu, merujuk pada keputusannya menurunkan pemain inti yang kelelahan di pertandingan krusial melawan Norwegia.
Murianews, Kudus – Timnas Italia baru saja merebut kemenangan penting 2-0 atas Maldova di pertandingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa. Namun, pelatih Luciano Spalletti tak mengurungkan niatnya meninggalkan Timnas Italia.
Ya, Pelatih berkepala plontos ini menyatakan mundur dari kursi pelatih Timnas Italia, setelah kemenangan 2-0 Gli Azzuri atas Moldova. Pertandingan Italia vs Maldova menjadi penutup perjalanan singkat dan penuh gejolak Luciano Spalletti sebagai pelatih tim nasional Italia.
Meski meninggalkan kursi kepelatihan dengan hasil positif, Spalletti mengungkapkan perasaan pahit dan penyesalan mendalam dalam konferensi pers pasca-pertandingan yang digelar di Reggio Emilia. Seperti dilansir Gazzeta Dello Sport, Spalletti menyampaikan penyesalannya karena merasa tak mampu.
Spalletti, yang ditunjuk pada Agustus 2023 menggantikan Roberto Mancini secara mendadak. Pelatih ini datang dengan reputasi mentereng usai membawa Napoli menjuarai Serie A. Namun, harapan besar untuk menghidupkan kembali kejayaan Azzurri berubah menjadi tekanan yang tak tertahankan.
“Saya tidak membuat perbedaan. Sayang sekali, saya tidak membantu tim memenuhi harapan,” ujarnya berterus terang di hadapan awak media yang merubungnya.
Dalam pertandingan terakhirnya, Italia memang berhasil mengatasi Moldova melalui gol dari Raspadori dan Cambiaso. Namun, Spalletti tak bisa menutupi fakta, performa Italia selama masa kepemimpinannya jauh dari kata memuaskan.
Kekalahan telak 0-3 dari Norwegia dalam di laga kualifikasi sebelumnya, menjadi puncak kekecewaan, yang berujung pada keputusannya untuk mundur. Momen kemenangan di laga Italia vs Maldova sepertinya dianggap tepat bagi dirinya untuk mundur.
“Seorang pelatih tidak boleh membuat alasan. Jika pemain kelelahan, saya seharusnya mencari pengganti yang lebih bugar. Tapi saya tidak melakukannya. Itu kesalahan besar,” kata pelatih berusia 66 tahun itu, merujuk pada keputusannya menurunkan pemain inti yang kelelahan di pertandingan krusial melawan Norwegia.
Pemain Lelah...
Meskipun menutup laga terakhirnya dengan kemenangan, Spalletti mengakui Timnas Italia nyaris kebobolan lebih dulu jika bukan karena keputusan VAR yang menganulir gol Moldova pada menit ke-10. Total 28 tembakan menjadi simbol usaha keras Italia, tetapi secara keseluruhan kampanye mereka tetap dinilai kurang solid.
“Saya mempertahankan kelompok pemain saat ini karena saya percaya mereka bisa bereaksi positif. Namun kenyataannya, mereka terlalu lelah. Semua yang saya coba justru menjadi berantakan. Penerus saya harus memulai dari awal,” ujar Spalletti.
Selama 24 pertandingan memimpin Azzurri, Spalletti mencatatkan 12 kemenangan, 6 hasil imbang, dan 6 kekalahan dan mencatat poin rata-rata 1,75 per pertandingan. Meski gagal menciptakan warisan yang diharapkan, Spalletti tetap memberikan apresiasi kepada para pemain dan Federasi Sepak Bola Italia atas kepercayaan yang diberikan.
“Saya berharap penerus saya bisa membawa tim ini kembali ke jalur yang benar. Saya harap Italia meraih banyak kesuksesan ke depan,” tutup Spalletti.
Kegagalan melampaui babak 1/8 di Euro 2024 serta posisi kritis dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi noda dalam catatan karir Spalletti. Apa yang dimulai dengan optimisme tinggi berakhir dengan kepergian sunyi dan penyesalan mendalam.