Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus — Entah karena kebetulan klubnya tidak berpartisipasi, pemain sayap Barcelona, Raphinha, menyebut Piala Dunia Antarklub 2025 ’merampas’ liburan pemain. Turnamen itu jadwalnya terlalu padat dan melelahkan para pemain.

Pemain Barcelona berusia 27 tahun asal Brasil itu juga menyebut, Piala Dunia Antarklub semakin menekan waktu istirahat dan pemulihan para pemain. Padahal istirahat dan pemulihan kondisi fisik sangat dibutuhkan para pesepak bola profesional.

Seperti dilansir Mundo Deportivo, Raphinha mengkritik keras format baru Piala Dunia Antarklub yang memaksa pemain harus mengorbankan hak berlibur mereka. Keputusan untuk bermain dalam di ajang ini bukanlah pilihan bebas, melainkan sebuah kewajiban yang harus dijalankan.

“Anda harus pergi dan hanya itu, karena kami harus mematuhi perintah, kami harus berada di sana untuk bermain. Sangat sulit untuk menerima bahwa kita terpaksa melepaskan liburan kita, karena itu adalah hak kita. Setiap orang berhak mendapatkan setidaknya satu bulan libur, atau tiga minggu,” ujar Raphinha.

Pernyataan Raphinha, bisa dikatakan menjadi keluhan dari sebagian besar pemain yang berlaga di turnamen ini. Dengan banyaknya laga internasional dan kompetisi antar klub yang terus bertambah, kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap kondisi fisik dan mental pemain semakin dikhawatirkan.

Meski tak menampik, Piala Dunia Antarklub memberi sebuah persaingan berkualitas, Raphinha tetap menegaskan jika kesehatan dan kesejahteraan pemain harus menjadi prioritas utama. Menurutnya harus ada pengaturan yang lebih baik untuk turnamen ini.

“Sepak bola adalah pekerjaan seperti banyak profesi lainnya, dan kami membutuhkan waktu istirahat untuk pulih. Tidak mungkin mempertahankan intensitas seperti itu selamanya tanpa istirahat,” tegasnya.

Saat klub-klub besar seperti Real Madrid, Manchester City, dan Flamengo menjadi pusat perhatian di Piala Dunia Antarklub. Raphinha hanya menyampaikan pesan, keinginan menang tidak boleh mengorbankan pemain.

“Istirahat bukanlah hak istimewa, tetapi kebutuhan,” demikian ditegaskan oleh Raphinha, memberikan sebuah penilaian tentang Piala Dunia Antarklub.

Komentar

Sport Terkini

Terpopuler