Rabu, 19 November 2025

Muurianews, Kudus – Keputusan Joao Felix untuk meninggalkan Eropa dan bergabung dengan klub Arab Saudi, Al Nassr, menarik untuk disimak. Kepindahannya ke Al Nassr bisa dikatakan sebuah langkah penyelamatan.

Joao Felix yang saat ini masih berusia 25 tahun, seperti kehilangan identitas. Ketika pemain seusianya, seperti Kylian Mbappe dan Erling Haaland tengah mendominasi Eropa, Felix justru mencari awal baru di liga yang sebelumnya dianggap sebagai pelarian bagi para pemain yang mendekati senja karier.

Kasus Joao Felix menjadi menarik perhatian publik di tengah hingar bigar bursa transfer sepak bola. Pemain ini datang ke Al Nassr, jelas bukan karena usia yang sudah menua. Tetapi bisa jadi karena karirnya yang banyak disebut mulai kehilangan arah.

Joao Felix pada awalnya adalah harapan besar bagi sepak bola Eropa. Pemain Portugal ini tampil mengesankan bersama Benfica. Dari sana anggapan Golden Boy disematkan atas kiprahnya di sepak bola. Saat pindah ke Atletico Madrid pada 2019 dengan mahar fantastis, 127 juta euro, predikat itu semakin tebal pada dirinya.

Namun, sejak awal terlihat, gaya bermainnya tidak cocok dengan pendekatan keras dan defensif ala Diego Simeone di Atletico Madrid. Felix yang bermain dengan inspirasi dan lebih individualistis, pada akhirnya kesulitan bermain dalam kolektiitas penuh kedisiplinan.

Lima musim di Atletico Madrid, alih-alih berkembang, Joao Felix malah mengalami kemrosotan permainan. Diwarai cedera dan inkonsistensi permainan, pemain ini akhirnya mulai mengalami masa-masa sulit. Peminjaman ke Chelsea dan AC Milan dijalani dengan hasil yang tak signifikan.

Pada musim lalu, statistik Joao Felix bahkan bisa dikatakan telah jauh dari level seorang Golden Boy. Banyak yang kemudian menyebutnya sebagai pemain ‘rongsokan’, meski usianya masih muda. Performanya jauh dari ekspektasi awal ketika pertama kali menggebrak dunia.

Membangun Ulang...

  • 1
  • 2

Komentar