Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Kemenangan 1-0 Vietnam U23 atas Timnas Indonesia U23 di Final Piala AFF U23 2025 memunculkan uerporia luar biasa bagi publik sepak bola Paman Ho. Salah satu media menurunkan laporan ‘mengolok’ kegagalan Timnas Indonesia selama 36 tahun di SUGBK.

Thethao247, secara mengejutkan menurunkan laporan mengenai kegagalan Timnas Indonesia semua level untuk pertandingan final yang digelar di SUGBK Jakarta. Mereka menyebut setelah 1987 atau 36 tahun lalu, Timnas Indonesia selalu gagal menang di final yang digelar di SUGBK Jakarta.

”Harapan setinggi langit, dukungan nyaris puluha ribu suporter, dan tekad sekuat baja kembali runtuh di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Timnas Indonesia U23 harus mengakui keunggulan Vietnam U23 dengan skor tipis 0-1 di partai final Piala AFF U23 2025. Dengan hasil ini, Indonesia memperpanjang catatan kelam: 38 tahun tanpa gelar di "kandang keramat" sendiri,” demikian tulis Thethao247.

Menurut mereka, final Piala AFF U23 2025 yang seharusnya menjadi momen balas dendam, berubah menjadi malam kelam penuh duka. SUGBK yang dulunya menjadi lambang supremasi sepak bola nasional Indonesia, menjelma menjadi tempat penuh luka, dengan mimpi-mimpi besar Timnas Indonesia kandas di ujung cerita.

“Sejak medali emas SEA Games 1987, Indonesia tak pernah lagi mencicipi manisnya juara di stadion ini. Tiga final Piala AFF – 2002, 2004, dan 2010 – semuanya berakhir tragis. Kini, generasi muda yang digadang-gadang sebagai “masa depan emas” pun ikut tergelincir di trek sejarah yang sama,” tambah laporan Thethao247.

Keinginan PSSI dan Ketua Umumnya Erick Thohir yang berusaha membuat perubahan besar saat memutuskan menggelar final di SUGBK, disebut-sebut juga dalam laporan Thethao247. Erick disebut ingin memperbaiki catatan buruk itu, tetapi hasilnya justru menambah luka, saat Timnas Indonesia U23 kalah di SUGBK.

Sebalinya media Vietnam ini memunji-muji timnas mereka. Mereka menyebut Timnas Vietnam semakin mengukuhkan diri sebagai kekuatan baru sepak bola regional Asia Tenggara. Pelatih Kim Sang-sik, juga disebut sukses dengan tangan dinginnya.

Pelatih asal Korea Selatan ini sudah mengangkat tiga trofi hanya dalam tujuh bulan terakhir. Bagi mereka ini adalah sebuah pencapaian prestasi yang membuat Timnas Indonesia hanya bisa gigit jari.

Komentar