Dari awalnya hanya kain murah, sejarah panjang jersey klub terkenal pada akhirnya menjadi sebuah asset berharga. Dari jersey ini, klub-klub akhirnya mendapatkan pemasukan uang dalam jumlah besar.
Bagi sebagian tim sepak bola, pemilihan warna jersey bisa saja tak lebih dari kebetulan. Apa yang tersedia di pasar lokal pada saat klub didirikan, itulah yang dipakai. Namun, dengan akar sejarah yang panjang, membentang hingga 150 tahun, kisah di balik warna jersey klub-klub ternama ternyata jauh lebih berliku.
Jersey klub kini bukan sekadar perlengkapan bertanding, tetapi sudah mencakup kebutuhan mode global. Di Los Angeles, yang jaraknya 6.000 mil dari Camp Nou, pemandangan kaus blaugrana Barcelona sudah jadi hal lumrah ada di jalanan Hollywood.
Murianews, Kudus – Di dunia sepak bola, nama besar sebuah klub tidak hanya dibentuk oleh sejarah, capaian prestasi atau bintang legendarisnya. Namun, dari jersey klub yang dipakai, ternyata juga membawa sebuah cerita panjang.
Sering kali, jersey sebuah klub hanya bermula dari sesuatu yang sederhana, yakni warna. Tetapi dalam sejarah panjangnya, warna jersey dari masing-masing klub pada akhirnya membentuk sebuah ikatan emosi dengan para penggemarnya.
Dari awalnya hanya kain murah, sejarah panjang jersey klub terkenal pada akhirnya menjadi sebuah asset berharga. Dari jersey ini, klub-klub akhirnya mendapatkan pemasukan uang dalam jumlah besar.
Bagi sebagian tim sepak bola, pemilihan warna jersey bisa saja tak lebih dari kebetulan. Apa yang tersedia di pasar lokal pada saat klub didirikan, itulah yang dipakai. Namun, dengan akar sejarah yang panjang, membentang hingga 150 tahun, kisah di balik warna jersey klub-klub ternama ternyata jauh lebih berliku.
Seperti dilansir dari ESPN, dalam tiga dekade terakhir, jersey klub berkembang pesat. Tidak cukup lagi sekadar dikenal karena putih, merah, atau biru. Setiap musim, klub besar wajib menghadirkan desain segar dengan pola grafis otentik, yang terinspirasi sejarah atau budaya kota mereka.
Jersey klub kini bukan sekadar perlengkapan bertanding, tetapi sudah mencakup kebutuhan mode global. Di Los Angeles, yang jaraknya 6.000 mil dari Camp Nou, pemandangan kaus blaugrana Barcelona sudah jadi hal lumrah ada di jalanan Hollywood.
Contoh paling klasik adalah jersey AC Milan. Musim 2025-2026, klub Italia ini meluncurkan jersey ketiga mereka yang berwarna kuning. Warna jersey kuning ini terinspirasi dari jersey mereka pada musim 1995-1996, era kejayaan mereka.
Identitas...
Namun, jantung identitas Milan tetap pada warna merah-hitam. Kombinas warna jersey AC Milan itu terclahir dari Herbert Kilpin, pendiri klub asal Inggris pada 1899. Warna merah melambangkan “api iblis Milan”, sedangkan hitam berarti “ketakutan di hati lawan.” Dari kombinasi warna jersey merah-hitam itulah julukan I Rossoneri lahir.
Sepanjang sejarah, desain garis-garis di jersey Milan mengalami perubahan, mejadi sempit di awal abad 20. Tetapi kemudian melebar di era 1960-an, sampai akhirnya kembali ke pola klasik yang lebih ramping. Namun, satu hal tak pernah berubah di jersey Milan adalah aura merah-hitam, simbol simbol keangkeran San Siro.
Uniknya, Milan juga punya tradisi mistis dengan jersey putih mereka. Dalam final Eropa, kaus serba putih menjadi jimat keberuntungan. Dari tujuh kali tampil di final Liga Champions dengan seragam kedua itu, enam di antaranya berakhir dengan trofi juara.
Sebaliknya, ketika memakai merah-hitam, catatan mereka jauh lebih suram. Tetapi lebih dari itu, jersey Merah-hitam ala Milan, bagaimanapun telah memberi banyak pemasukan bagi klub.
Fenomena seperti ini tidak hanya terjadi pada AC Milan saja. Real Madrid, si raksasa Spanyol, dengan jersey warna putihnya menjadi lambang kemurnian dan elegansi. Berikutnya, Liverpool dengan jersey merahnya adalah energi dan keberanian.
Sementara Inter Milan dengan jersey biru-hitam konon mewakili kontras kota Milan sendiri. Di lapangan, warna-warna jersey itu menjadi identitas klub. Sementara di luar lapangan, jersey-jersey itu menjelma menjadi bahasa universal yang menghubungkan fans lintas generasi dan benua dengan klub kebanggannya.
Kini, jersey bukan lagi sekadar simbol klub. Tetapi ia juga telah mejadi bagian sejarah klub. Dari stadion Santiago Bernabeu di Madrid hingga jalanan Tokyo, atau dari Anfield hingga sudut Manhattan, kain berwarna yang berubah menjadi jersey itu ampu membawa cerita.
Cerita panjang tentang kemenangan, kekalahan, dan emosi yang tak lekang oleh waktu. Sebuah sejarah yang akan terus memanjang, melintasi waktu, generasi dan kebanggan sebuah klub sepak bola.