Dominasi Timnas Indonesia U23 di Stadion Gelora Delta, Selasa (3/9/2025) malam WIB, menjadi sama sekali tal berguna. Sejumlah peluang yang didapatkan, lenyap semua karena lemahnya penyelesaian akhir dari para penyerang Timnas Indonesia.
Pemain-pemain Timnas Indonesia U23 menurut Vanenburg mengalami masalah saat bermain karena mereka tidak cukup menit bermain di Liga Indonesia. Klub-klub yang menaungi mereka dinilai tidak memberi kesempatan untuk bisa mendapatkan waktu bermain yang cukup.
“Kita bisa bicara soal striker. Jens Raven, misalnya, sempat jadi bintang di Piala AFF U23 dengan lima gol. Tapi setelah itu? Tidak ada gol lagi. Hokky juga sudah kami coba, tetap mandul. Bagaimana bisa mereka tajam kalau di klub saja nyaris tak pernah turun?,” tegas Vanenburg dengan nada menyerang klub Liga Indonesia.
Pelatih berusia 59 tahun itu juga mengungkap fakta mengenai masalah kurangnya menit bermain ini. Beberapa pemain Timnas Indonesia U23 bahkan disebutnya tak pernah mendapat jatah 14 menit-pun di klubnya.
“Saya hanya punya mereka sebentar di timnas. Ketika balik ke klub, mereka duduk di bangku cadangan. Lalu datang ke sini tanpa ritme, tanpa kecepatan. Bagaimana mereka mau mencetak gol?” ujarnya mengeluh, seperti dilansir bola.com.
Murianews, Kudus – Meski bermain mendominasi secara absolut, Timnas Indonesia U23 hanya mampu bermain imbang 0-0 vs Laos. Hasil mengecewakan ini membuat peluang Garuda diragukan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026.
Dominasi Timnas Indonesia U23 di Stadion Gelora Delta, Selasa (3/9/2025) malam WIB, menjadi sama sekali tal berguna. Sejumlah peluang yang didapatkan, lenyap semua karena lemahnya penyelesaian akhir dari para penyerang Timnas Indonesia.
Pelatih Timnas Indonesia U23 Gerald Vanenburg berikutnya membuat peryataan yang sangat mengagetkan bagi dunia sepak bola Indonesia. Pelatih asal Belanda ini dengan terang-terangan malah menyalahkan klub-klub Liga Indonesia.
Pemain-pemain Timnas Indonesia U23 menurut Vanenburg mengalami masalah saat bermain karena mereka tidak cukup menit bermain di Liga Indonesia. Klub-klub yang menaungi mereka dinilai tidak memberi kesempatan untuk bisa mendapatkan waktu bermain yang cukup.
“Kita bisa bicara soal striker. Jens Raven, misalnya, sempat jadi bintang di Piala AFF U23 dengan lima gol. Tapi setelah itu? Tidak ada gol lagi. Hokky juga sudah kami coba, tetap mandul. Bagaimana bisa mereka tajam kalau di klub saja nyaris tak pernah turun?,” tegas Vanenburg dengan nada menyerang klub Liga Indonesia.
Pelatih berusia 59 tahun itu juga mengungkap fakta mengenai masalah kurangnya menit bermain ini. Beberapa pemain Timnas Indonesia U23 bahkan disebutnya tak pernah mendapat jatah 14 menit-pun di klubnya.
“Saya hanya punya mereka sebentar di timnas. Ketika balik ke klub, mereka duduk di bangku cadangan. Lalu datang ke sini tanpa ritme, tanpa kecepatan. Bagaimana mereka mau mencetak gol?” ujarnya mengeluh, seperti dilansir bola.com.
Butuh Menit...
Menurutnya, masalah ini hanya bisa dikembalikan ke masing-masing klub tempat para pemain Timnas Indonesa U23 bermain. Pemain-pemain ini setidaknya butuh 40 menit bermain di level klub, agar memiliki kesiapan seperti yang dibutuhkan.
“Kalau pemain bisa rutin main setidaknya 40 menit, mereka akan terbiasa bergerak, menekan, bahkan mencetak gol. Di timnas saya hanya bisa membantu sebagian. Yang paling penting, mereka punya lingkungan kompetitif di klub. Tanpa itu, mustahil berkembang,” tambah Vanenburg.
Venenberg sebelumnya juga pernah mengungkapkan pernyataan ’menyerang’ klub-klub Liga Indonesia. Setelah Piala AFF U23 2025, pelatih Timnas Indonesia U23 ini juga menuding kurangnya kesempatan bermain di liga domestik, menjadikan performa dan mental pemain anjlok.
Kini, hasil imbang Timnas Indonesia U23 vs Laos sudah menghidupkan tanda bahaya bagi pasukan Venenburg. Persaingan di Grup J Kualifikasi Piala Asia U23 2026, tiba-tiba menjadi semakin sangat berat bagi Tony Firmansyah dkk. Mereka akan menghadapi Korea Selatan U23 dan Makao.