Chelsea Dihadapkan 74 Tuduhan oleh FA, Denda Besar Mengancam
Budi Santoso
Jumat, 12 September 2025 09:58:00
Murianews, Kudus – Klub raksasa Inggris, Chelsea menghadapi masalah hukum serius setelah Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) melayangkan 74 tuduhan terkait dugaan pelanggaran. Itu meliputi aturan aktivitas agen dan keterlibatan pihak ketiga dalam investasi pemain.
Tuduhan yang dilayangkan FA Inggris mencakup kejadian yang berlangsung pada periode 2009 hingga 2022. Pada periode itu Chelsea masih berada di bawah kepemilikan miliarder asal Rusia, Roman Abramovich.
Tuduhan FA sendiri mencuat setelah grup pemilik baru Chelsea, BlueCo, menemukan adanya "laporan keuangan yang tidak lengkap" saat proses pengambilalihan klub. Chelsea secara terbuka mengakui temuan tersebut dan menyatakan komitmennya untuk bekerja sama penuh dengan FA dalam menyelesaikan kasus ini.
Menurut laporan dari Sky Sports, meski tidak ada ancaman pengurangan poin atau hukuman yang berkait dengan pertandingan, Chelsea kemungkinan besar akan dikenai denda finansial yang signifikan. Besaran denda diperkirakan bisa hampir sama dengan sanksi dari UEFA sebelumnya.
Chelsea sebelumnya menghadapi sanksi denda atas masalah yang sama dari UEFA pada musim lalu. Nilai denda yang dijatuhkan UEFA pada Chelsea saat itu jumlahnya mencapai €10 juta (£8,57 juta).
Menurut Sky Sports, mengungkapkan proses uji tuntas oleh BlueCo menemukan sejumlah pembayaran mencurigakan terkait transfer pemain. Dana tersebut diduga dialirkan ke perusahaan "off-book", keluarga, dan perwakilan pemain, tanpa tercatat dalam laporan resmi kepada FA, Liga Premier, maupun UEFA. Nilainya mencapai jutaan poundsterling.
Beberapa nama pemain besar seperti Eden Hazard, Samuel Eto'o, dan Willian disebut dalam konteks kesepakatan transfer tersebut. Namun, hingga kini belum ada tuduhan atau dugaan pelanggaran yang kemungkinan melibatkan nama-nama pemain tersebut.
FA sendiri telah memberikan tenggat waktu hingga 19 September 2025 bagi Chelsea untuk memberikan tanggapan resmi atas tuduhan tersebut. Sementara itu, Liga Inggris dan UEFA masih terus memantau perkembangan kasus ini.



