Di laga yang berlangsung di Stadion Santiago Bernabéu Rabu (17/9/2025) dinihari WIB, klub Prancis Marseille tumbang secara menyakitkan. Mereka mendapatkan hukuman dua kali tendangan penalti, yang akhirnya membuat mereka terkapar kalah 1-2.
De Zerbi, seperti dilansir Le E’quipe, dengan wajah muram dan suara bergetar menahan emosi, menegaskan Marseille sebenarnya punya peluang emas untuk mencuri kemenangan. Peluang itu terjadi setelah Dani Carvajal diusir wasit pada menit ke-72 usai membenturkan kepalanya ke dahi kiper Gerónimo Rulli.
Namun alih-alih menginjak pedal gas, Marseille justru kehilangan kendali. Mereka gagal memanfaatkan momentum ini untuk bisa membalikan situasi, dan justru kebobolan gol lagi.
“Kami bisa menang jika bermain sedikit lebih baik. Setelah Carvajal diusir, kami tidak memanfaatkan keunggulan. Itu penyesalan terbesar saya,” ujar De Zerbi di konferensi pers pascalaga.
Khususnya penalti kedua yang diberikan pada Madrid pada menit ke-81, De Zerbi menyebut hal itu semestinya tidak terjadi. Keputusan itu menurutnya merupakan noda besar dari pertandingan yang sangat dramatis itu.
“Penalti itu memalukan. Bahkan jika diberikan untuk kami, saya akan tetap berkata itu bukan penalti,” ujar De Zerbi, pelatih asal Italia ini.
Murianews, Kudus – Laga Madrid vs Marseille di match day 1 fase Grup Liga Champions memunculkan kekecewaan di kubu Prancis. Pelatih Marseille, Roberto De Zerby mengapungkan isu penalti Madrid kontroversial.
Di laga yang berlangsung di Stadion Santiago Bernabéu Rabu (17/9/2025) dinihari WIB, klub Prancis Marseille tumbang secara menyakitkan. Mereka mendapatkan hukuman dua kali tendangan penalti, yang akhirnya membuat mereka terkapar kalah 1-2.
De Zerbi, seperti dilansir Le E’quipe, dengan wajah muram dan suara bergetar menahan emosi, menegaskan Marseille sebenarnya punya peluang emas untuk mencuri kemenangan. Peluang itu terjadi setelah Dani Carvajal diusir wasit pada menit ke-72 usai membenturkan kepalanya ke dahi kiper Gerónimo Rulli.
Namun alih-alih menginjak pedal gas, Marseille justru kehilangan kendali. Mereka gagal memanfaatkan momentum ini untuk bisa membalikan situasi, dan justru kebobolan gol lagi.
“Kami bisa menang jika bermain sedikit lebih baik. Setelah Carvajal diusir, kami tidak memanfaatkan keunggulan. Itu penyesalan terbesar saya,” ujar De Zerbi di konferensi pers pascalaga.
Khususnya penalti kedua yang diberikan pada Madrid pada menit ke-81, De Zerbi menyebut hal itu semestinya tidak terjadi. Keputusan itu menurutnya merupakan noda besar dari pertandingan yang sangat dramatis itu.
“Penalti itu memalukan. Bahkan jika diberikan untuk kami, saya akan tetap berkata itu bukan penalti,” ujar De Zerbi, pelatih asal Italia ini.
Hands Ball...
Hands ball yang dilakukan pemain Marseille menurutnya bukan sebuah pelanggaran, apalagi dengan hukuman penalti. Dalam situasi seperti itu, bola yang mengenai tangan bukanlah sebuah kesengajaan, yang bisa mengaggalkan sebuah peluang menjadi gol.
Meski demikian, De Zerbi sepertinya tidak bisa lagi merubah situasi. Meski sempat melakukan protes keras, Kylian Mbappe sukses meneruskan penalti menjadi gol untuk Madrid, dan mengunci skor menjadi 2-1 yang meninggalkan rasa jengkel De Zerbi dan Marseille.