Penalti AC Milan Kontroversial, Fiorentina Dapat Pembelaan
Budi Santoso
Senin, 20 Oktober 2025 12:43:00
Murianews, Kudus – Hasil laga AC Milan vs Fiorentina di laga ke-7 Liga Italia Serie A menjadi pembicaraan. Gol penalti AC Milan di laga ini memunculkan kontroversi besar di sepak bola Italia.
Laga Milan vs Fiorentina yang berlangsung di San Siro, Senin (20/10/2025) dinihari WIB, berakhir dengan skor 2-1 untuk tuan rumah. Dua gol Milan, dicetak Rafael Leao, salah satunya tercipta dari titik penalti, yang akhirnya menjadi topik kontroversial.
Khususnya gol kedua Rafael Leao yang tercipta dari titik penalti, kini menjadi sorotan meski laga telah selesai digelar. Dilansir dari Football Italia, pakar wasit Luca Marelli menilai protes keras Fiorentina memiliki alasan yang kuat.
Menurutnya, insiden penalti AC Milan itu di luar protokol VAR. Momen itu pada akhirnya menentukan tidak hanya untuk pertandingan itu saja, tetapi juga seluruh klasemen Serie A. Sebab kemenangan Milan 2-1 itu telah membawa mereka ke puncak klasemen Liga Italia Serie A.
Momen penalti itu berawal saat Santiago Gimenez mejatuhkan diri sambil menutupi wajahnya, setelah tangan Fabiano Parisi menyentuh bahunya. Saat itu skor 1-1 masih terjadi.
Wasit Livio Marinelli yang memimpin pertandingan memberi isyarat untk meninjau VAR. Berikutnya, wasit ini langsung menunjuk titik putih untuk keuntungan AC Milan.
Kubu Fiorentina terlihat sangat marah dengan keputusan penalti yang akhirnya berhasil dibereskan Rafael Leao itu. Keputusan ini akhirnya dianggap kekeliruan oleh pakar wasit DAZN Italia, Luca Marelli.
"Bahkan tidak ada tarikan baju, itu hanya tangan Parisi di leher Gimenez. Dalam pandangan saya, jika penalti diberikan di lapangan. Namun, jika wasit melihatnya dan tidak memberikan penalti, maka tidak ada alasan yang cukup untuk melihat VAR. Dalam pandangan saya, panggilan VAR ini berada di luar protokol," ujarnya.
Marelli juga membandingkan insiden itu dengan insiden serupa ketika Juventus mengalahkan Inter 4-3 awal musim ini. Karena di sini juga ada kejadian tangan di bahu, dan dianggap tidak cukup untuk tinjauan VAR.



