Benfica menelan kekalahan 0-1 dari Bayer Leverkusen di kandang, yang langsung menempatkan Mourinho dalam posisi kritis. Sejak mengambil alih kursi panas di Benfica, Jose Mourinho bahkan belum mampu membawa satu poinpun untuk timnya di Liga Champions.
Kekalahan di kandang dari Leverkusen menjadi kekalahan ketiga beruntun yang diterima Benfica sejak ditangani Jose Mourinho. Sehingga wakil Portugal di Liga Champions ini berada di posisi 34 dari 36 tim yang bersaing di fase penyisihan grup.
Mourinho ditunjuk menjadi pelatih setelah Benfica kalah 2-3 dari Qarabag, dan diharapkan bisa membawa perubahan ‘spesial’. Mereka berharap Mourinho dengan pengalaman, keberanian, dan kepandaiannya bisa membawa Benfica merebut prestasi seperti di musim 2022/2023, saat Benfica tembus ke perempatfinal.
Tetapi sepertinya harapan itu pelan-pelan mulai tidak dipercayai bisa diwujudkan Benfica dan Mourinho. Di bawah Mourinho, Benfica bahkan belum mencetak satu golpun di arena kontinental Liga Champions. Tetapi dari laga terakhir Benfica yang berakhir tragis, Mourinho masih berusaha membela diri.
Sepeti di lansir A Bola, pelatih berusia 62 tahun itu membuat pernyataan yang akrab khas Mourinho. Mantan pelatih Real Madrid ini menyebut kekelahan Benfica karena faktor yang seharusnya tidak perlu terjadi.
"Kami menyelesaikan 21 kali, termasuk empat atau lima peluang yang sangat jelas, tetapi kurang beruntung dan penyelesaian akhir yang tidak efektif. Saya sangat senang dengan kemajuan tim dan kualitas permainan. Itu adalah penampilan yang komprehensif, hanya kekurangan gol untuk menjadi sempurna," ujarnya.
Murianews, Kudus – Jose Mourinho, pelatih dengan julukan ’The Special One’, menghadapi kemungkinan pahit di jabatanya sebagai pelatih Benfica. Menyusul hasil buruk di Liga Champions, Mourinho diprediksi bisa mengalami pemecatan dua kali beruntun dalam semusim.
Di Liga Champions, Benfica yang merupakan wakil Portugal, saat ini hanya berada di posisi kedua dari bawah Klasemen. Kondisi ini memunculkan situasi yang meragukan bagi perkembangan jabatannya di Benfica Portugal. Banyak yang sudah menduga, bisa saja dirinya akan mengalami pemecatan.
Benfica menelan kekalahan 0-1 dari Bayer Leverkusen di kandang, yang langsung menempatkan Mourinho dalam posisi kritis. Sejak mengambil alih kursi panas di Benfica, Jose Mourinho bahkan belum mampu membawa satu poinpun untuk timnya di Liga Champions.
Kekalahan di kandang dari Leverkusen menjadi kekalahan ketiga beruntun yang diterima Benfica sejak ditangani Jose Mourinho. Sehingga wakil Portugal di Liga Champions ini berada di posisi 34 dari 36 tim yang bersaing di fase penyisihan grup.
Mourinho ditunjuk menjadi pelatih setelah Benfica kalah 2-3 dari Qarabag, dan diharapkan bisa membawa perubahan ‘spesial’. Mereka berharap Mourinho dengan pengalaman, keberanian, dan kepandaiannya bisa membawa Benfica merebut prestasi seperti di musim 2022/2023, saat Benfica tembus ke perempatfinal.
Tetapi sepertinya harapan itu pelan-pelan mulai tidak dipercayai bisa diwujudkan Benfica dan Mourinho. Di bawah Mourinho, Benfica bahkan belum mencetak satu golpun di arena kontinental Liga Champions. Tetapi dari laga terakhir Benfica yang berakhir tragis, Mourinho masih berusaha membela diri.
Sepeti di lansir A Bola, pelatih berusia 62 tahun itu membuat pernyataan yang akrab khas Mourinho. Mantan pelatih Real Madrid ini menyebut kekelahan Benfica karena faktor yang seharusnya tidak perlu terjadi.
"Kami menyelesaikan 21 kali, termasuk empat atau lima peluang yang sangat jelas, tetapi kurang beruntung dan penyelesaian akhir yang tidak efektif. Saya sangat senang dengan kemajuan tim dan kualitas permainan. Itu adalah penampilan yang komprehensif, hanya kekurangan gol untuk menjadi sempurna," ujarnya.
Pembelaan...
Mourinho juga memberikan pembelaan pada bek Dahl, dengan menyebut pemain muda yang bermain sangat baik itu membuat kesalahan hingga Leverkusen bisa mencetk gol. Kesalahan kecil yang pada akhirnya membuat timnya kalah.
“Tim berjuang sampai akhir, tetapi mengalami banyak kesulitan ketika mereka masuk jauh dengan empat atau lima pemain tinggi menutupi jalur tengah. Secara keseluruhan, 1 kesalahan kecil merugikan kami. Namun, Dahl bermain hebat sepanjang pertandingan. Itulah sepak bola," jelas Mourinho.
Meski menghadapi tekanan, Mourinho menyatakan tetap puas dengan semangat bermain para pemainnya. Dirinya percaya jika tim terus bermain seperti ini, Benfica masih bisa terus menjaga peluang untuk bisa maju ke babak selanjutnya.
Peryataan berisi motivasi ala Mourinho juga mengemuka setelah kekalahan ini. Tetapi semua sudah melihat Benfica dan Mourinho telah kalah dari klub yang sebenarnya tidak lebih difavoritka dibanding mereka. Banyak juga kritikan mengarah pada Mourinho yang dianggap sudah kuno dan kehabisan ide dalam melatih.
"Sebagai manajer, Mourinho sekarang benar-benar selesai. Dia tidak lagi bisa melatih, dia masih melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan lebih dari 10 tahun yang lalu," begitu kritika kasar yang dilontarkan Antonio Casano mantan pemain Timnas Italia, yang saat ini menjadi pengamat sepak bola.
Dengan usianya yang sudah 62 tahun, Mourinho saat ini dianggap sebagai pelatih yang sudah usang dan tidak bisa berkembang lebih jauh. Di Benfica bisa saja kiprahnya akan berhenti secara tiba-tiba. Jika itu terjadi Mourinho akan benar-benar mejadi special ketika harus dua kali dipecat dalam semusim.