Murianews, Jepara – Salahudin telah resmi hengkang dari Persijap Jepara. Kepergiannya menyisakan polemik di kalangan pecinta sepak bola Jepara, Jawa Tengah.

“Datang dan pergi setiap pelatih pemain biasa,” ucap Salahudin membuka pembicaraan dengan Murianews.com, Senin (3/9/2023) malam di kontrakannya.

Raut Salahudin yang tampak kecewa ditutupinya dengan celoteh-celoteh bercanda. Seperti biasa, Salahudin tak pernah menampakkan wajah serius ketika sudah di luar lapangan.

Keputusan berakhirnya kontrak antara Salahudin dengan Persijap Jepara dilakukan saat rapat evaluasi bersama pihak manajemen, Senin (3/9/2023) siang. Dia mengakui, suasana rapat itu berjalan dengan tenang saja.

Dia menjelaskan, pangkal masalah pemutusan kontrak itu adalah hasil buruk selama tiga pertandingan awal di Pegadaian Liga 2 Indonesia 2023/2024. Persijap belum pernah merasakan kemenangan.

Satu kali kalah 0-2 saat bertandang ke kandang Persela Lamongan. Dan dua kali imbang saat bermain di kandang sendiri melawan Persipa Pati dan PSCS Cilacap.

“Dari hasil itu, tim ini dianggap gagal. Artinya perlu dievaluasi. Dan saya sebagai pelatih bertanggung jawab dengan tim ini,” kata Salahudin.

Salahudin melihat, desakan para suporter sangat kuat menuntut manajemen Persijap Jepara untuk evaluasi total. Sehingga, dirinya merasa bahwa dialah yang mestinya dievaluasi.

“Saya merasa saya gagal, maka itu saya mundur. Saya dengan manajemen bersepakat (mengakhiri kontrak, red). Sama-sama tidak ada masalah. Dan kita keluar secara baik-baik,” jelas Salahudin.

Kepada para suporter, Salahudin berharap mereka tetap mendukung Laskar Kalinyamat dalam kondisi menang atau kalah. Menurutnya, para pemain sangat membutuhkan dukungan dari suporter.

Salahudin tak pulang sendirian. Dua asistennya yang lain, yaitu Supriyanto dan Bachtiar yang memilih ikut dengan jalan Salahudin. Hari ini Salahudin terbang ke kampung halamannya, Banjarmasin.

Sedangkan Supri pulang ke Surabaya pagi tadi. Sementara Bachtiar, mantan pemain Persijap Jepara itu kini kembali beraktivitas seperti semula di Kabupaten Jepara.

Setelah ini, Salahudin dua asistennya itu ingin beristirahat terlebih dahulu. Mereka ingin menikmati waktu bersama keluarga masing-masing. Situasi itu dia anggap sebagai sebuah keberkahan.

“Saya masih ingin pulang dulu, istirahat dulu, kumpul keluarga dulu. Enggak tahu ke depan mungkin ada tim yang perlu tenaga saya, mungkin saya pikirkan,” pungkas Salahudin.

Editor: Budi Santoso