Kepala UPT Sarpras pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jepara, Eko Pujiantoro menyebutkan, saat ini jumlah petugas yang mengelola Stadion GBK Jepara hanya tujuh orang. Padahal idealnya, menurut Eko harus ada 15 hingga 20 orang.
”Untuk lapangan sendiri, idealnya 8 sampai 10 orang. Mereka fokus mengelola lapangan. Tapi saat ini, hanya 7 orang. Mereka mengurus semua bagian stadion. Termasuk venue panahan,” kata Eko, Rabu (28/5/2025).
Karena banyaknya beban kerja yang tak seimbang dengan jumlah tenaga itulah, Eko menilai akhirnya konsentrasi petugas terpecah. Akibatnya, pengelolaan dan perawatan stadion GBK Jepara menjadi tak maksimal.
Selain kekurangan jumlah tenaga, Eko juga mengungkapkan bahwa pihaknya kekurangan tenaga ahli. Seperti ahli merawat rumput, bangunan dan lainnya.
Eko mengaku sudah melaporkan itu kepada atasannya. Namun penambahan jumlah petugas terkendala aturan. Sebab saat ini, para petugas yang ada itu sudah mengikuti tes atau seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
”Arahnya nanti diangkat ke PPPK. Jadi untuk penambahan itu kan, tidak memungkinkan. Akhirnya mengoptimalkan yang ada,” jelas Eko.
Murianews, Jepara – Pengelolaan Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Jepara, Jawa Tengah (Jateng) diakui belum optimal. Masalahnya, jumlah petugas pengelola Stadion GBK Jepara kini sangat terbatas.
Kepala UPT Sarpras pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jepara, Eko Pujiantoro menyebutkan, saat ini jumlah petugas yang mengelola Stadion GBK Jepara hanya tujuh orang. Padahal idealnya, menurut Eko harus ada 15 hingga 20 orang.
”Untuk lapangan sendiri, idealnya 8 sampai 10 orang. Mereka fokus mengelola lapangan. Tapi saat ini, hanya 7 orang. Mereka mengurus semua bagian stadion. Termasuk venue panahan,” kata Eko, Rabu (28/5/2025).
Karena banyaknya beban kerja yang tak seimbang dengan jumlah tenaga itulah, Eko menilai akhirnya konsentrasi petugas terpecah. Akibatnya, pengelolaan dan perawatan stadion GBK Jepara menjadi tak maksimal.
Selain kekurangan jumlah tenaga, Eko juga mengungkapkan bahwa pihaknya kekurangan tenaga ahli. Seperti ahli merawat rumput, bangunan dan lainnya.
Eko mengaku sudah melaporkan itu kepada atasannya. Namun penambahan jumlah petugas terkendala aturan. Sebab saat ini, para petugas yang ada itu sudah mengikuti tes atau seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
”Arahnya nanti diangkat ke PPPK. Jadi untuk penambahan itu kan, tidak memungkinkan. Akhirnya mengoptimalkan yang ada,” jelas Eko.
PR besar...
Eko menyadari bahwa keterbatasan petugas itu menjadi pekerjaan rumah (PR) besar. Sebab tak jarang mereka terpaksa meninggalkan pekerjaan di satu tempat, untuk mengerjakan tempat lain yang lebih penting dibereskan.
Diketahui, Stadion GBK Jepara ini akan menjadi kandang bagi Persijap Jepara untuk berlaga di Liga 1 Indonesia musim 2025-2026 mendatang.
Pihak manajemen sempat mengapungkan rencana untuk mengambilalih pengelolaan stadion dari Pemerintah Kabupaten Jepara. Hanya saja, saat ini pihak manajemen masih memperhitungkan rencana tersebut.
Editor: Anggara Jiwandhana