Dafi merupakan siswa kelas sembilan SMPN 3 Kudus putra kedua pasangan Sudardi dan Nafi’ati asal Kabupaten Pati yang kesehariannya berprofesi sebagai pedagang kerupuk keliling.
Sedangkan Zeldan adalah siswa kelas sepuluh SMAN 2 Bae asal Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ia merupakan putra kedua dari pasangan Nandang Kusna Utama dan Heni Handayani yang berprofesi sebagai pedagang kelontong.
Dafi Nanda Fahreza, Alden Falahi Catra, Mochamad Zeldan Tharikh, I Kadek Bryan, Muhamad Daffa Alghifari dari sektor putra dan Karinza Matahari serta Nabila Fikriah di sektor putri.
”Pada sektor putra mereka bersaing dengan 84 atlet dari seluruh Indonesia, sementara di sektor putri mereka bersaing dengan 80 atlet,” terangnya kepada Murianews.com, Minggu (3/7/2025) malam.
Ia menyatakan, para atlet bersaing dengan sangat maksimal. Dari tujuh yang dikirim, enam di antaranya berhasil lolos di fase delapan besar. Namun , sangat disayangkan dari target lima atlet lolos hanya dua yang bisa terpenuhi.
Frengky mengungkapkan, pada sektor putri seharusnya bisa lolos semua. Namun, kedua atletnya malah tergelincir dan kalah tipis sekali.
Ia mengatakan, hasil seleksi ini kurang memuaskan karena target yang dituju belum tercapai. Pihaknya mengaku telah memberikan segala kemampuan dan kekuatan untuk meraih hasil maksimal tapi ternyata takdir berkata lain.
Murianews, Kudus – Dua atlet PTM Sukun lolos seleksi nasional Asian Youth 2025 di Bahrain. Keduanya adalah Dafi Nanda Fahreza Putra dan Mohammad Zeldan Jabal Tharikh.
Dafi merupakan siswa kelas sembilan SMPN 3 Kudus putra kedua pasangan Sudardi dan Nafi’ati asal Kabupaten Pati yang kesehariannya berprofesi sebagai pedagang kerupuk keliling.
Sedangkan Zeldan adalah siswa kelas sepuluh SMAN 2 Bae asal Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ia merupakan putra kedua dari pasangan Nandang Kusna Utama dan Heni Handayani yang berprofesi sebagai pedagang kelontong.
Pelatih PTM Sukun Frengky Setyo Prabowo mengatakan, pada seleknas kali ini PTM Sukun mengirimkan tujuh atletnya meliputi lima putra dan dua putri.
Dafi Nanda Fahreza, Alden Falahi Catra, Mochamad Zeldan Tharikh, I Kadek Bryan, Muhamad Daffa Alghifari dari sektor putra dan Karinza Matahari serta Nabila Fikriah di sektor putri.
”Pada sektor putra mereka bersaing dengan 84 atlet dari seluruh Indonesia, sementara di sektor putri mereka bersaing dengan 80 atlet,” terangnya kepada Murianews.com, Minggu (3/7/2025) malam.
Ia menyatakan, para atlet bersaing dengan sangat maksimal. Dari tujuh yang dikirim, enam di antaranya berhasil lolos di fase delapan besar. Namun , sangat disayangkan dari target lima atlet lolos hanya dua yang bisa terpenuhi.
Frengky mengungkapkan, pada sektor putri seharusnya bisa lolos semua. Namun, kedua atletnya malah tergelincir dan kalah tipis sekali.
”Nabila poinnya sama, kalah head to head. Karinza itu diposisi lima. Seharusnya mereka bisa masuk tapi kita kurang beruntung,” ujarnya.
Ia mengatakan, hasil seleksi ini kurang memuaskan karena target yang dituju belum tercapai. Pihaknya mengaku telah memberikan segala kemampuan dan kekuatan untuk meraih hasil maksimal tapi ternyata takdir berkata lain.
Evaluasi...
Frengky akan melakukan evaluasi dan pengembangan atlet lebih baik lagi ke depannya. Sebab, baginya inti dari pembinaan atlet adalah berusaha untuk giat membentuk pemain untuk menjadi juara.
”Ini hasil mengecewakan, tapi ini bukan berarti buruk. Kami akan melakukan evaluasi, kami ini klub pembinaan yang harus menciptakan atlet dari nol menjadi juara, kita mempersiapkan atlet bukan hanya di usia muda tapi di senior nantinya,” jelasnya.
Frengky berharap ke depan, pembinaan di PTM Sukun bisa terus berkembang lebih baik lagi. Sebab saat ini, PTM Sukun sudah diakui nasional sebagai klub pembinaan yang bagus.
Ia memohon maaf kepada pihak terkait atas hasil yang kurang maksimal ini. Tak lupa pula ia berterima kasih kepada PT Sukun, Pemkan Kudus, orang tua atlet yang telah memberikan doa dan dukungannya.
Editor: Anggara Jiwandhana