Agnes Wuisan dari 76 Rider selaku penyelenggara mengatakan, 76 Indonesian Downhill tahun ini menjanjikan banyak peningkatan dan pembeda dibandingkan tahun lalu.
Salah satu kejutannya adalah kembali diperlombakannya cabang Urban Downhill, setelah terakhir kali diselenggarakan pada 2019 yang lalu. Tidak berhenti di situ, Cross Country (IXC) juga masuk dalam agenda 76 Indonesian Downhill tahun ini.
”Ada banyak improvement yang kami lakukan di 76 Indonesian Downhill Season 2025 ini, baik dari sisi agenda ataupun hal-hal yang sifatnya lebih teknikal. Tujuannya kita ingin memberikan tantangan dan level kompetisi yang paling maksimal buat para downhiller yang berlaga,” kata Agnes
76 Indonesian Downhill 2025 sendiri, sambung dia, rencananya bergulir sebanyak 3 series. Usai seri perdana di Ternadi Bike Park, Kudus, berlanjut seri kedua di Klangon Bike Park, Sleman pada 8-10 Agustus, dan terakhir di Klemuk Bike Park, Batu pada 24-26 Oktober.
Sementara 76 IDH Urban 2025 sebagai non-series akan berlangsung dua kali yakni di Desa New Selo, Boyolali pada 20-22 Juni, dan di Desa Ngadiwono, Pasuruan pada 12-14 September. Khusus Cross Country akan berlangsung 8-10 Agustus bersamaan seri kedua IDH di Klangon Bike Park.
”Kita ingin menghadirkan kompetisi yang profesional untuk para pebalap sepeda gunung di Indonesia. Sebagai wadah prestasi bagi atlet-atlet urban downhill dan XC yang antusiasme dan peminatnya sangat tinggi,” tuturnya.
Murianews, Kudus – Kompetisi balap sepeda menuruni gunung paling bergengsi, 76 Indonesian Downhill season 2025 siap untuk digelar. Ternadi Bike Park di Kudus, Jawa Tengah, pun akan menjadi track pembuka dari series tahun ini.
Deretan downhiller elite Indonesia itu akan kembali menuruni lintasan Ternadi pada 2-4 Mei 2025 mendatang.
Agnes Wuisan dari 76 Rider selaku penyelenggara mengatakan, 76 Indonesian Downhill tahun ini menjanjikan banyak peningkatan dan pembeda dibandingkan tahun lalu.
Salah satu kejutannya adalah kembali diperlombakannya cabang Urban Downhill, setelah terakhir kali diselenggarakan pada 2019 yang lalu. Tidak berhenti di situ, Cross Country (IXC) juga masuk dalam agenda 76 Indonesian Downhill tahun ini.
”Ada banyak improvement yang kami lakukan di 76 Indonesian Downhill Season 2025 ini, baik dari sisi agenda ataupun hal-hal yang sifatnya lebih teknikal. Tujuannya kita ingin memberikan tantangan dan level kompetisi yang paling maksimal buat para downhiller yang berlaga,” kata Agnes
76 Indonesian Downhill 2025 sendiri, sambung dia, rencananya bergulir sebanyak 3 series. Usai seri perdana di Ternadi Bike Park, Kudus, berlanjut seri kedua di Klangon Bike Park, Sleman pada 8-10 Agustus, dan terakhir di Klemuk Bike Park, Batu pada 24-26 Oktober.
Sementara 76 IDH Urban 2025 sebagai non-series akan berlangsung dua kali yakni di Desa New Selo, Boyolali pada 20-22 Juni, dan di Desa Ngadiwono, Pasuruan pada 12-14 September. Khusus Cross Country akan berlangsung 8-10 Agustus bersamaan seri kedua IDH di Klangon Bike Park.
”Kita ingin menghadirkan kompetisi yang profesional untuk para pebalap sepeda gunung di Indonesia. Sebagai wadah prestasi bagi atlet-atlet urban downhill dan XC yang antusiasme dan peminatnya sangat tinggi,” tuturnya.
venue tepat...
Sementara Event Director 76 Indonesian Downhill Aditya Nugraha mengatakan Ternadi Bike Park di Kudus merupakan venue yang tepat untuk memulai season 2025.
Dengan kualifikasi di Union Cycliste Internationale (UCI) level C1, Ternadi Bike Park diakui secara global memiliki semua karakteristik paling ekstrim sebagai lintasan downhill yang kompetitif.
Memiliki panjang sekitar 2,3 kilometer dan lebar 1,5 meter, lintasan yang berada di lereng Gunung Muria ini punya beragam obstacle paling menantang, baik dari sisi elevasi maupun karakter lintasannya. Dengan level C1, siapapun atlet yang menjadi juara di Ternadi Bike Park akan dapat 40 poin di ranking UCI. Lalu posisi kedua dan ketiga masing-masing mendapat 30 dan 20 poin.
“Ternadi selalu menyajikan tantangan dan kesulitan yang berbeda. Meskipun secara teknis tidak ada perubahan yang kami lakukan di lintasan dan obstacle, tapi alam dan cuaca kerap jadi faktor penentu. Di alam terbuka selalu ada perubahan-perubahan alami,” pungkasnya.