Selain Kudus, kompetisi ini akan berlangsung di Semarang, Surabaya, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, dan berakhir di Jakarta.
Setiap kota akan menggelar dua seri turnamen, memperluas peluang bagi talenta muda menunjukkan potensinya.
Kiper Sekolah Dasar Unggulan Terpadu (SDUT) Bumi Kartini Jepara KU-12 yang juga menjadi langganan juara Queisha Sava Azzalfa mengaku ingin tampil maksimal di turnamen MLSC Kudus 2025-2026 ini.
Pasalnya ini merupakan terakhir kali dirinya tampil di ajang itu. Meski demikian ia akan naik kelas di KU-14 agat tetap eksis dan bisa tampil di kejuaraan Hydroplus Piala Pertiwi yang pesertanya berasal dari Sekolah Sepak Bola (SSB).
”Untuk bisa terus mengasah kemampuan di sepak bola, saya akan bergabung di SSB Scorpions atau lainnya,” ungkapnya.
Titik penalti menjadi 6 meter dari sebelumnya 5 meter, kick off dimulai dengan dua sentuhan, serta untuk pertandingan babak semifinal, final, dan atau 8 besar KU 10 menggunakan lapangan KU 12.
Peraturan yang dipakai pada MLSC merupakan peraturan khusus pertandingan yang disesuaikan dengan Peraturan Umum PSSI untuk pengembangan usia dini.
Murianews, Kudus – Kompetisi sepak bola putri usia dini MilkLife Soccer Challenge (MLSC) 2025–2026 seri Kudus, Jawa Tengah berlangsung seru. Tim-tim unggulan dari seri sebelumnya pun satu per satu menunjukkan dominasinya dan melenggang ke babak selanjutnya.
SD Muhammadiyah Birul Walidain, SDUT Bumi Kartini Jepara, SDIT Al Islam, SD 02 Jambean Pati, SDN 1 Panggang adalah beberapa tim yang masih kokoh dan susah untuk digulingkan.
Pada Sabtu (2/8/2025) ini, gelaran MLSC di Kudus sudah memasuki babak perempatfinal. Sedang partai semifinal dan final berlangsung Minggu (3/8/2025) besok.
Tak kurang dari 1.370 siswi dari 92 Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kudus dan sekitarnya, ambil bagian dalam Seri 1 MLSC yang digagas oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation bersama MilkLife ini.
Kompetisi ini terbagi dalam dua kategori usia, yakni KU-10 dan KU-12, masing-masing diikuti oleh 64 tim.
Program Director MilkLife Soccer Challenge (MLSC) 2025–2026 Teddy Tjahjono mengungkapkan dipilihnya Kudus sebagai pembuka bukan tanpa alasan.
”Kami selalu memulai dari Kudus karena inilah kota asal Bakti Olahraga Djarum Foundation. Tradisi ini sudah berlangsung sejak 2023 dan menjadi semangat untuk terus menumbuhkan bakat-bakat sepak bola putri dari usia dini,” jelasnya.
Tahun ini, kompetisi sepak dulu putri usia dini ini menunjukkan perkembangan signifikan dengan penambahan jumlah kota penyelenggara dari delapan menjadi sepuluh.
Sembilan kota lainnya...
Selain Kudus, kompetisi ini akan berlangsung di Semarang, Surabaya, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, dan berakhir di Jakarta.
Setiap kota akan menggelar dua seri turnamen, memperluas peluang bagi talenta muda menunjukkan potensinya.
Kiper Sekolah Dasar Unggulan Terpadu (SDUT) Bumi Kartini Jepara KU-12 yang juga menjadi langganan juara Queisha Sava Azzalfa mengaku ingin tampil maksimal di turnamen MLSC Kudus 2025-2026 ini.
Pasalnya ini merupakan terakhir kali dirinya tampil di ajang itu. Meski demikian ia akan naik kelas di KU-14 agat tetap eksis dan bisa tampil di kejuaraan Hydroplus Piala Pertiwi yang pesertanya berasal dari Sekolah Sepak Bola (SSB).
”Untuk bisa terus mengasah kemampuan di sepak bola, saya akan bergabung di SSB Scorpions atau lainnya,” ungkapnya.
Selain penambahan dua kota baru, perbedaan lainnya pada MilkLife Soccer Challenge 2025 – 2026 adalah dimensi lapangan KU 12 yang sebelumnya 24 x 40 meter menjadi 26 x 42 meter (KU 10 masih menggunakan ukuran lapangan sebelumnya).
Titik penalti menjadi 6 meter dari sebelumnya 5 meter, kick off dimulai dengan dua sentuhan, serta untuk pertandingan babak semifinal, final, dan atau 8 besar KU 10 menggunakan lapangan KU 12.
Peraturan yang dipakai pada MLSC merupakan peraturan khusus pertandingan yang disesuaikan dengan Peraturan Umum PSSI untuk pengembangan usia dini.