Coach Educator PSSI Muhammad Hanafing Ibrahim menegaskan pentingnya sertifikasi ini dalam menyiapkan pelatih yang kompeten. Pria kelahiran Makassar tersebut menuturkan, bahwa untuk melatih atlet usia dini faktor paling utama adalah teknik.
Pada kesempatan ini, terdapat enam teknik dasar yang ia berikan, yakni passing, control, dribbling, running with the ball, heading, dan scoring.
”Lisensi D adalah pintu masuk bagi siapa pun yang ingin serius berkarier di dunia kepelatihan sepak bola. Melalui kursus ini, para peserta dibekali pondasi dasar agar bisa melatih sesuai standar PSSI,” ungkapnya.
Menariknya, sertifikasi lisensi D yang biasanya membutuhkan biaya hingga Rp3 juta, pada kesempatan ini peserta hanya mengeluarkan biaya yang jjauh lebih terjangkau, yakni Rp 750 ribu.
Salah satu peserta, Just Nurkha Habibi guru olahraga SD Muhammadiyah Birrul Walidain mengaku terbantu dengan adanya program ini.
”Biasanya biaya lisensi sangat mahal dan sulit dijangkau. Kalau ini harga terjangkau murah untuk ilmu yang sangat mahal. Dengan adanya program ini, kami bisa belajar langsung dari instruktur PSSI,” ungkapnya.
Murianews, Kudus – Sebanyak 30 pelatih dan guru olahraga di Kudus mendapatkan kesempatan untuk mengambil sertifikasi Kepelatihan Lisensi D Nasional.
Kegiatan yang diinisiasi oleh PSSI, Bakti Olahraga Djarum Foundation, dan MilkLife ini berlangsung selama satu pekan (29 September – 5 Oktober 2025) di Supersoccer Arena. Dengan materi yang langsung dibimbing oleh Muhammad Hanafing Ibrahim, Coach Educator PSSI berlisensi AFC Pro.
Program Director MilkLife Soccer Challenge Teddy Tjahjono mengatakan, kegiatan ini digagas guna meningkatkan kualitas pelatih maupun guru olahraga, khususnya dalam memberikan pembinaan sepak bola yang lebih baik bagi anak didiknya.
Pelaksanaan sertifikasi ini juga menjadi bagian dari rangkaian MilkLife Soccer Challenge (MLSC), dengan harapan kualitas peserta MLSC di Kudus pada edisi mendatang akan semakin meningkat.
”Inisiasi ini berawal dari gelaran MLSC yang mendapat sambutan baik di Kudus. Karena itu, kami berkoordinasi dengan PSSI pusat maupun Asprov Jateng dan Askab Kudus untuk mengadakan kursus lisensi D,” kata Teddy, Sabtu (4/10/2025).
Dengan adanya pelatihan dan sertifikasi ini, para pelatih diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu dan lisensi yang diperoleh guna mendukung perkembangan sepak bola usia dini di daerah masing-masing.
”Kami berharap para pelatih yang mengikuti sertifikasi ini dapat menularkan ilmu yang didapatkan kepada anak didiknya. Dengan semakin banyak pelatih berlisensi, ekosistem sepak bola di daerah akan berkembang lebih sehat dan berkelanjutan,” tambahnya.
Pintu berkarir...
Coach Educator PSSI Muhammad Hanafing Ibrahim menegaskan pentingnya sertifikasi ini dalam menyiapkan pelatih yang kompeten. Pria kelahiran Makassar tersebut menuturkan, bahwa untuk melatih atlet usia dini faktor paling utama adalah teknik.
Pada kesempatan ini, terdapat enam teknik dasar yang ia berikan, yakni passing, control, dribbling, running with the ball, heading, dan scoring.
”Lisensi D adalah pintu masuk bagi siapa pun yang ingin serius berkarier di dunia kepelatihan sepak bola. Melalui kursus ini, para peserta dibekali pondasi dasar agar bisa melatih sesuai standar PSSI,” ungkapnya.
Menariknya, sertifikasi lisensi D yang biasanya membutuhkan biaya hingga Rp3 juta, pada kesempatan ini peserta hanya mengeluarkan biaya yang jjauh lebih terjangkau, yakni Rp 750 ribu.
Salah satu peserta, Just Nurkha Habibi guru olahraga SD Muhammadiyah Birrul Walidain mengaku terbantu dengan adanya program ini.
”Biasanya biaya lisensi sangat mahal dan sulit dijangkau. Kalau ini harga terjangkau murah untuk ilmu yang sangat mahal. Dengan adanya program ini, kami bisa belajar langsung dari instruktur PSSI,” ungkapnya.