Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Leicester City berada di jalur untuk memecahkan rekor poin di Championship – divisi pertama Inggris. Klub ini membuat perbedaan besar poin dalam perlombaan kembali ke Premier League.

Seperti dilaporkan The Telegraph, musim lalu ( 2022-2023), Leicester City terdegradasi ke Divisi Utama (Championship) musim 2023-2024 ini. Sebuah kekecewaan besar mengingat mereka sebelumnya adalah kekuatan baru di Liga Premier.

Namun, Foxes kembali sangat kuat musim ini di Divisi Championship. Tidak hanya memimpin klasemen dengan selisih besar dengan tim di belakangnya, tetapi juga memiliki peluang untuk memecahkan rekor poin yang telah ada sepanjang sejarah kejuaraan.

Sejauh ini, setelah 26 putaran, Leicester City telah memperoleh 65 poin. Mereka berhasil mencetak 21 kemenangan, seri 2 kali dan kalah 3 kali.

Mereka juga mencetak selisih poin hingga 36 angka. Dengan penampilan meyakinkan dan jauh di atas level tim lainnya, waktu bagi mereka kembali ke Liga Premier musim depan segera terjadi.

Leicester bermain sangat baik di Championship saat mereka memimpin klasemen dengan rekor dominan. Tim ini ditangani oleh Enzo Maresca, mantan asisten Pep Guardiola, di Manchester City.

Pasukan Enzo Maresca digambarkan telah melintasi garis finis dengan kecepatan yang luar biasa. Terutama setelah musim yang buruk di Liga Premier dan kemudian terdegradasi ke Championship, musim lalu.

Dengan bentuk mereka saat ini, The Foxes kemungkinan akan mengambil maksimal 125 poin. Perolehan ini diperkirakan akan memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Reading.

Klub Reading memenangkan liga dengan perolehan 106 poin di musim 2005-2006 silam. Saat itu Reading dibawah kepemimpinan manajer Steve Coppell.

Dalam sejarah Championship sendiri, sudah ada 4 tim yang menyelesaikan liga dengan lebih dari 100 poin. Mereka adalah Newcastle (102 poin pada 2009-2010), Leicester (102 poin pada 2013-2014), Fulham (101 poin pada 2000-2001) dan Burnley (101 poin pada 2022-2023).

Sebelumnya, Leicester City pernah menorehkan prestasi saat menjuarai Premier League, pada 2015-2016. Kemenangan Leicester City di Premier League itu 16 adalah peristiwa yang tak terlupakan dalam sejarah sepak bola.

Di bawah bimbingan pelatih Claudio Ranieri, Leicester meraih kemenangan tak terduga. Ranieri telah menemukan pemain berkualitas seperti Shinji Okazaki, Robert Huth, N'kolo Kante, dan Christian Fuchs, yang memperkuat timnya saat itu.

Penampilan Leicester saat itu sangat luar biasa, dengan 23 kemenangan, 12 seri dan hanya 3 kekalahan. Mereka memimpin klasemen dengan 81 poin, atau unggul 10 poin dari Tottenham Hotspur yang berada di posisi kedua.

Pemain kunci seperti Jamie Vardy (22 gol dan 8 assist), Riyad Mahrez, dan N'Golo Kanté, berkontribusi signifikan terhadap kesuksesan Leicester. Pemain lain seperti Danny Drinkwater, Robert Huth, dan Kasper Schmeichel juga memainkan peran penting.

Gelar juara Liga Premier itu menjadi yang pertama dalam sejarah 132 tahun klub. Itu menjadi bukti kerja tim, tekad, dan taktik yang efektif dan hingga saat ini masih menjadi dongeng yang mengesankan.

 

Komentar

Terpopuler