Shin Tae-yong: Liga 1 Penuh Drama, Playing Time Hanya 35 Menit
Budi Santoso
Selasa, 13 Februari 2024 09:28:00
Murianews, Kudus – Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mengkritik Liga I Indonesia penuh drama. Hal itu menyebabkan waktu bermain efektif atau Playing Time di Liga 1 hanya 35 menit.
Dengan hanya memiliki playing time 35 menit dampaknya para pemain tidak memiliki kekuatan fisik mumpuni. Hal itu membuat persiapan timnas Indonesia selalu direpotkan dengan program peningkatan fisik yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.
Seperti dilansir dari Tempo.co.id, Shin Tae-yong menilai kebiasaan pemain dalam melakukan protes terhadap wasit adalah bagian dari drama itu. Tindakan protes membuat waktu bermain efektif atau playing time per pertandingan menjadi minim.
Situasi inilah yang akhirnya berdampak negatif pada kekuatan fisik pemain. Pemain Liga 1 sangat sulit mendapatkan kondisi fisik matang, seperti yang diharapkan untuk mempersiapkan pertandingan internasional.
Kondisi fisik yang jauh dari harapan memaksa Shin Tae-yong memberi program latihan fisik di level tim nasional. Padahal seharusnya hal seperti ini tidak perlu lagi dilakukan.
"Liga yang baik itu biasanya (playing time) 60 menit. Coba Indonesia berapa? Hanya 35 menit, berbeda 25 menit. Jadi Anda bisa tahu seperti apa fisik pemain saat pertandingan itu seburuk apa. Jadi, pemain tidak bisa mengikuti tempo pertandingannya," ujar Shin Tae-yong.
"Dengan adanya pengetahuan seperti ini, penggemar harus bisa lebih paham. Media juga selalu bertanya kenapa Indonesia tidak bisa juara, padahal memang tidak ada landasan yang dimiliki untuk menjadi juara," tambah Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong menegaskan jika kompetisi sepak bola lokal baik, maka Timnas Indonesia juga akan berkembang dengan baik. Ia mengakui butuh waktu lama bagi Indonesia untuk bisa berada di level seperti Korea Selatan dan Jepang.
Meski begitu, Shin Tae-yong juga menyadari bahwa trofi untuk Timnas Indonesia dan para penggemarnya juga penting. Karena itu dirinya juga tetap memikirkan AFF meski tidak seserius memikirka AFC.
"Saya tidak memikirkan AFF, tetapi lebih memikirkan AFC. Itu mimpi besar saya biar sepak bola Indonesia berkembang di Asia. Namun, Indonesia memiliki potensi untuk menuju ke arah sana," katanya.



