Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Meninggalnya Edy Paryono eks pelatih PSIS Semarang masih menjadi duka mendalam. Momen ini juga mengingatkan publik pecinta PSIS terhadap sosok Tugiyo.

Siapakah Tugiyo? Bagi penggemar PSIS tempo dulu, nama Tugiyo tentu tidak akan asing bagi mereka. Namun bagi penggemar PSIS era milenial, barangkali perlu dijelaskan lagi mengenai sosok pemain yang satu ini.

Tugiyo di masa jayanya dijuluki sebagai ’Maradona dari Purwodadi’. Tugiyo memang berasal dari Purwodadi, Jawa Tengah. Namanya mencuat kala membawa PSIS Semarang menjadi juara Liga Indonesia di musim 1998/1999 dibawah asuhan Edy Paryono.

Julukan ”Maradona” didapatkan karena beberapa kemiripan dirinya dengan legenda sepak bola dunia Diego Maradona dari Argentina. Terutama mengenai bentuk tubuhnya, yang tidak tinggi tapi gempal kuat bertenaga serta gaya drible-nya.

Tugiyo gampang dikenali karena posturnya yang pendek gempal seperti Diego Maradona. Rambutnya pun ikal seperti Legenda Argentina tersebut. Ditambah dengan posisinya yang sama-sama Penyerang plus pergerakan yang lincah membuatnya dijuluki "Maradona dari Purwodadi".

Tugiyo juga terkenal karena namanya yang pendek dan sangat mudah diingat. Dia disukai para penggemar karena sifat rendah hati. Hal itu bisa dipahami melihat latar belakangnya.

Pada final Liga Indonesia 1998-1999 yang berlangsung di Stadion Klabat Manado, 13 April 1999, Tugiyo menjadi pahlawan PSIS. Pemain ini mencetak gol tunggal untuk kemenangan timnya atas Persebaya Surabaya.

PSIS yang dilatih Edy Paryono saat itu memang tampil luar biasa. Pertemuan PSIS vs Persebaya saat itu bisa disebut sebagai El-clasico versi Liga Indonesia. Perseteruan dari supporter dua tim yan berlaga di final bahkan sangat panas.

Final yang sebenarnya akan digelar di Stadion Utama Senayan (SUGBK Jakarta) akhirnya dipindah ke Manado. Semua dilakukan setelah pihak penyelenggara melihat potensi bentrokan supporter dari kedua tim.

Di Stadion Klabat Manado, Tugiyo akhirnya menjadi hero, dan membawa PSIS keluar sebagai juara Liga Indonesia untuk pertama kalinya. Dari sana, Tugiyo kemudian dipanggil ke Timnas Indonesia Senior.

Namun sayangnya, karir Tugiyo tidak berlangsung mulus. Cedera yang dialaminya saat menjalani Pelatnas bersama timnas Indonesia senior, tak kunjung pulih dan mempengaruhi kariernya.

Berikut Jejak Karir Tugiyo yang moncer bersama Edy Paryono:

Persipur Purwodadi (Usia 14 Tahun)
Diklat Salatiga (1992)
Pra PON Jawa Tengah (1992)
Diklat Ragunan (1994)
Timnas Indonesia U-16 (1994)
Program PSSI Bareti (1995)
PSB Bogor (1997)
PSIS Semarang (1998)
Timnas Senior (1999)
Persipur Purwodadi
Persik Kendal
Persip Pekalongan
Persik Kendal

Komentar

Sport Terkini

Terpopuler