Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Olimpiade Paris 2024 telah menjadikan Sungai Seine, salah satu ikon kota Paris, menjadi semakin terkenal. Sungai Seine secara khusus telah ditunjuk sebagai tempat pembukaan dan juga untuk menggelar sejumlah lomba Olimpiade Paris 2024.

Banyak atlet Olimpiade dari berbagai penjuru dunia akhirnya harus berkubang dengan airnya yang banyak disebut masih bermasalah. Olahraga dayung dan Triathlon adalah cabor-cabor yang mengambil Sungai Seine sebagai lokasi perlombaan.

Seperti yang dilaporkan Daily Mail, warga kota Paris telah tinggal di sepanjang Sungai Seine selama lebih dari 3.000 tahun. Untuk sebagian besar waktunnya itu, mereka membuang sampah, kotoran manusia, dan apa pun yang ingin mereka buang ke sungai ini.

Bahkan abu jenasah Saint Jeanne d'Arc, salah satu wanita terkenal dalam sejarah Prancis, diyakini juga telah dibuang ke sungai Seine ini. Itu setelah tubuhnya dibakar hidup-hidup pada tahun 1431. Tidak mengherankan jika sungai yang memotong pusat kota Paris ini dinilai tidak sehat lagi airnya.

Kekhawatiran tentang kualitas air sungai, bahkan telah membuat perlombaan triathlon putra Olimpiade Paris 2024 ditunda satu hari. Kini setelah sepekan lebih Olimpiade Paris 2024 digelar, kekhawatiran baru tentang Sungai Seine kembali menyeruak.

Menjelang gelaran perlombaan estafet triathlon dan Renang Maraton, yang akan digelar 5 Agustus 2024 waktu Prancis, sungai Seine menimbulkan kekhawatiran. Itu terutama berkait dengan kondisi arusnya yang sangat kuat dalam beberapa hari terakhir.

"Saya takut berkali-kali karena arus telah menyapu kami begitu banyak. Tidak mudah untuk berenang di Sungai Seine," kata Cassandre Beaugrand atlet Triathlon dari Prancis, tentang aliran Sungai Seine yang hampir tiga kali lebih kuat dari biasanya.

Pada cabang triathlon, seorang atlet peserta akan berenang sejauh satu mil atau 1,6 km di sungai Seine ini. Namun untuk cabor renang maraton, para peserta akan berenang enam kali lebih banyak.

Sehingga arus sungai Seine yang kuat dikhawatirkan akan memberi gangguan bagi para peserta yang berlomba. Selain itu, mereka juga harus menghadapi tantangan kesehatan karena akan lebih lama berendam di Sungai Seine yang bakterinya disebut-sebut sangat tinggi.

Di Paris, Sungai Seine telah memainkan peran penting dalam sejarah dan budaya kota selama berabad-abad. Monet, Renoir, Seurat dan pelukis impresionis dan pasca-impresionis lainnya dari abad ke-19, semuanya melukis tentang kehidupan di sepanjang sungai Seine.

Larangan berenang di Sungai Seine sebenarnya sudah muncul sejak kurang lebih satu abad yang lalu. Pada tahun 1960-an, sungai yang terkenal ini bahkan dinyatakan mati secara biologis.

Namun, setelah ditunjuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2024, Paris memiliki ide lain tentang Sungai Seine. Sejak penunjukan sebagai tuan rumah Olimpiade pada 2017, pemerintah kota Paris telah menghabiskan $ 1,5 miliar.

Dana besar itu mereka gunakan untuk meningkatkan infrastruktur air hujan dan air limbah yang sudah berusia tua. Harapan mereka adalah bisa membuat air sungai Seine bisa kembali kembali.

Paris sepertinya ingin Sungai Seine memiliki sebuah citra baru dan dikenalkan ke penjuru dunia melalui Olimpiade Paris 2024. Untuk meyakinkan bahwa proyek revitalisasi Sungai Seine berhasil, walikota kota Paris, Anne Hidalgo bahkan berenang di Sungai Seine, sembilan hari menjelang pembukaan Olimpiade Paris 2024 dibuka.

Rencana Paris untuk menjadikan Sungai Seine sebagai salah satu ikon Olimpiade Paris 2024, nyaris berhasil. Namun, hujan musim panas yang tidak tidak biasanya terjadi, malah turun di Paris.

Situasi ini membuat sebagian rencana besar tentang Sungai Seine di Olimpiade Paris 2024 mengalami masalah besar. Seperti di banyak kota di Eropa, sistem saluran pembuangan di ibu kota Prancis mengumpulkan air hujan dan air limbah ke instalasi pengolahan.

Tetapi hujan lebat yang terjadi pada akhirnya bisa membebani sistem pengolahan air limbah itu. Lalu, pada saat instalasi pengolahan limbah telah penuh, Paris tidak mempunyai pilihan lain, selain membuangnya ke Sungai Seine.

Kejadian ini membuat sejumlah perlombaan harus mengalami penundaan karena masalah-masalah non teknis terkait tempat perlombaan. Berikutnya, Sungai Seine dinyatakan aman, dan perlombaan akhirnya bisa dilaksanakan.

Meski diwarnai kekhawatiran terhadap kualitas air dan arus yang kuat, sejumlah lomba, khususnya Triathlon berhasil digelar di Sungai Seine. Para atlet pada akhirnya harus memahami situasinya, dan tetap meneruskan bertanding demi kehormatan negaranya masing-masing.

Komentar

Terpopuler