Di Stadion Al Thumama, Maroko menulis sejarah sebagai tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia. Gol tunggal Youssef En-Nesyri cukup untuk memberikan kemenangan bersejarah bagi Atlas Lions. Di sisi lain, laga itu menjadi mimpi buruk bagi Ronaldo dan Portugal.
Ronaldo, yang saat itu berusia 37 tahun, masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua, saat timnya tertinggal. Dengan semangat membara, ia mencoba menciptakan keajaiban, tetapi pertahanan Maroko yang luar biasa membuat semua upayanya sia-sia.
Peluit akhir menjadi penanda akhir perjalanan Portugal di turnamen, dan lebih tragisnya, mungkin juga akhir mimpi Piala Dunia Ronaldo. Gambarnya berjalan perlahan ke terowongan sambil menahan air mata menjadi simbol rasa sakit seorang legenda.
Bukan hanya karena kekalahan, tetapi karena mimpi yang telah ia kejar selama dua dekade hancur di depan matanya. Ya....mimpi menjadi seorang juara dunia.
Bagi Ronaldo, Piala Dunia 2022 adalah kesempatan terakhir untuk melengkapi karier gemilangnya dengan trofi yang paling didambakan. Setelah memenangkan semua gelar besar di level klub dan membawa Portugal juara Euro 2016, impian terbesar Ronaldo adalah membawa trofi Piala Dunia ke negaranya.
Murianews, Kudus – Dua tahun lalu, pada tanggal ini, dunia sepak bola menyaksikan salah satu momen paling memilukan dalam sejarah Piala Dunia. Portugal dan Ronaldo, dengan segala talenta dan harapan besar, harus menyerah pada Maroko di perempat final Piala Dunia 2022.
Kekalahan 0-1 itu tidak hanya mengakhiri perjalanan Portugal di turnamen, tetapi juga menyisakan luka mendalam bagi Cristiano Ronaldo. Saat itu, dia meninggalkan lapangan dengan air mata penuh di mata.
Maroko Membuat Sejarah, Ronaldo Tersungkur
Di Stadion Al Thumama, Maroko menulis sejarah sebagai tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia. Gol tunggal Youssef En-Nesyri cukup untuk memberikan kemenangan bersejarah bagi Atlas Lions. Di sisi lain, laga itu menjadi mimpi buruk bagi Ronaldo dan Portugal.
Ronaldo, yang saat itu berusia 37 tahun, masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua, saat timnya tertinggal. Dengan semangat membara, ia mencoba menciptakan keajaiban, tetapi pertahanan Maroko yang luar biasa membuat semua upayanya sia-sia.
Peluit akhir menjadi penanda akhir perjalanan Portugal di turnamen, dan lebih tragisnya, mungkin juga akhir mimpi Piala Dunia Ronaldo. Gambarnya berjalan perlahan ke terowongan sambil menahan air mata menjadi simbol rasa sakit seorang legenda.
Bukan hanya karena kekalahan, tetapi karena mimpi yang telah ia kejar selama dua dekade hancur di depan matanya. Ya....mimpi menjadi seorang juara dunia.
Mimpi yang Tak Tercapai
Bagi Ronaldo, Piala Dunia 2022 adalah kesempatan terakhir untuk melengkapi karier gemilangnya dengan trofi yang paling didambakan. Setelah memenangkan semua gelar besar di level klub dan membawa Portugal juara Euro 2016, impian terbesar Ronaldo adalah membawa trofi Piala Dunia ke negaranya.
Hasil Akhir Tak Selalu...
Namun, seperti yang sering terjadi dalam sepak bola, hasil akhir tidak selalu sesuai dengan harapan. Sekeras apa pun usaha yang diberikan, hasilnya belum tentu sesuai harapan.
Keputusan pelatih Fernando Santos untuk mencadangkan Ronaldo dalam dua laga fase gugur, termasuk perempat final melawan Maroko, menimbulkan kontroversi besar. Meskipun ia masuk di babak kedua, waktu tidak cukup bagi Ronaldo untuk membuat perbedaan besar.
Dua Tahun Kemudian: Ronaldo Melanjutkan Perjalanan
Kini, dua tahun berselang, Ronaldo tetap menjadi pemain aktif yang menginspirasi. Meski tidak lagi berada di liga-liga utama Eropa, kepindahannya ke Al-Nassr di Arab Saudi menunjukkan bahwa ia masih bersemangat untuk bermain.
Di sana, ia terus mencetak gol, memecahkan rekor, dan menginspirasi generasi muda di Asia.
Namun, momen di Qatar 2022 tetap membekas dalam kariernya. Ronaldo telah menunjukkan bahwa perjalanan seorang legenda tidak hanya tentang kemenangan, tetapi juga bagaimana ia menghadapi kekalahan.
Harapan Baru di Depan
Jika Ronaldo berhasil tampil di Piala Dunia 2026, itu akan menjadi kisah luar biasa lain dalam kariernya. Di usia yang semakin menua, kehadirannya akan menjadi hadiah emosional bagi penggemarnya di seluruh dunia. Sekaligus membuktikan bahwa semangat dan tekad tidak mengenal batas usia.
Meskipun Piala Dunia 2022 menjadi salah satu momen paling sulit dalam hidupnya, Cristiano Ronaldo tetaplah simbol dari perjuangan, semangat, dan kecintaan terhadap sepak bola. Ia adalah inspirasi abadi, tidak hanya bagi Portugal, tetapi juga bagi seluruh dunia sepak bola. (Dari Berbagai Sumber)