Dalam pertandingan yang awalnya dikuasai oleh Heerenveen, Van Persie membuat keputusan mengejutkan dengan menggantikan kiper utama Mickey van der Hart. Kiper berpengalaman ini diganti Andries Noppert pada menit ke-81.
Pergantian ini bertujuan untuk menghadapi taktik Quick Boys yang mulai bermain dengan formasi 3-3-4, mengandalkan umpan silang dan striker berbadan tinggi. Namun, Noppert, yang belum bermain sejak November 2024, melakukan kesalahan fatal.
Pada sebuah momen, kesalahan yang dilakukan Noppert dalam penanganan bola membuat Quick Boys mendapatkan penalti. Eksekusi dilakukan mulus, untuk menyamakan skor menjadi 2-2.
Berikutnya, sundulan pemain Quick Boys, Levi van Duijn melewati Noppert, sehingga membuat Heenrenveen mengalami kekalahan 2-3. Hasil ini menjadikan posisi Robin van Persie kritis.
"Saya yakin itu adalah pilihan yang tepat pada saat itu. Kami menghadapi tekanan dari dua striker tinggi mereka, dan saya pikir Noppert bisa membantu dalam situasi tersebut. Tetapi sayangnya, hasilnya tidak sesuai harapan," ujar Van Persie membela diri, seperti dilansir Mail.
Namun, kritik deras datang dari berbagai pihak, termasuk penggemar dan media setempat. Mereka menyebut keputusan Robin van Persie di pertandingan itu sebagai kesalahan strategis yang "tidak logis."
Murianews, Kudus –Robin van Persie menghadapi situasi kritis sebagai pelatih SC Heerenveen Belanda. Keputusan taktis kontroversialnya menyebabkan SC Heerenveen kalah 2-3 dari tim amatir Quick Boys di Piala KNVB, Jumat (17/1/2025).
Dalam pertandingan yang awalnya dikuasai oleh Heerenveen, Van Persie membuat keputusan mengejutkan dengan menggantikan kiper utama Mickey van der Hart. Kiper berpengalaman ini diganti Andries Noppert pada menit ke-81.
Pergantian ini bertujuan untuk menghadapi taktik Quick Boys yang mulai bermain dengan formasi 3-3-4, mengandalkan umpan silang dan striker berbadan tinggi. Namun, Noppert, yang belum bermain sejak November 2024, melakukan kesalahan fatal.
Pada sebuah momen, kesalahan yang dilakukan Noppert dalam penanganan bola membuat Quick Boys mendapatkan penalti. Eksekusi dilakukan mulus, untuk menyamakan skor menjadi 2-2.
Berikutnya, sundulan pemain Quick Boys, Levi van Duijn melewati Noppert, sehingga membuat Heenrenveen mengalami kekalahan 2-3. Hasil ini menjadikan posisi Robin van Persie kritis.
"Saya yakin itu adalah pilihan yang tepat pada saat itu. Kami menghadapi tekanan dari dua striker tinggi mereka, dan saya pikir Noppert bisa membantu dalam situasi tersebut. Tetapi sayangnya, hasilnya tidak sesuai harapan," ujar Van Persie membela diri, seperti dilansir Mail.
Namun, kritik deras datang dari berbagai pihak, termasuk penggemar dan media setempat. Mereka menyebut keputusan Robin van Persie di pertandingan itu sebagai kesalahan strategis yang "tidak logis."
Performa Heenrenveen...
Di luar kekalahan dari Quick Boys, performa Heerenveen di bawah Robin van Persie musim ini jauh dari memuaskan. Di Eredivisie, Heenrenven hanya menang 9 dari 21 pertandingan, dan saat ini berada di posisi ke-9 klasemen.
Kekalahan telak Heerenveen 1-9 dari AZ Alkmaar pada September 2024, adalah salah satu kekalahan terburuk dalam sejarah klub. Pendukung klub semakin kecewa dengan taktik Van Persie, yang dianggap tidak konsisten.
Sementara itu, kiper cadangann yang dimainkan Robin van Persie, Noppert mengakui kesalahannya. Usai pertandingan, kiper ini menyatakan sangat menyesal.
"Saya merasa malu. Saya tidak memanfaatkan kesempatan yang diberikan kepada saya. Ini tidak dapat diterima, dan saya bertanggung jawab penuh," ujarnnya.
Namun, banyak yang merasa bahwa tanggung jawab utama berada pada Van Persie. Keputusannya dinilai sebagai katalisator kekalahan memalukan tersebut.
Media-media Belanda melaporkan dewan Heerenveen sedang mempertimbangkan kemungkinan memecat Van Persie. Dengan performa yang tidak sesuai harapan dan reaksi publik yang negatif, keputusan pemecatannya bergantung pada hasil pertandingan di Eredivisie selanjutnya.
Kekalahan dari Quick Boys di Piala KNVB memperburuk situasi Robin van Persie sebagai pelatih SC Heerenveen. Jika Van Persie tidak segera memperbaiki kinerja tim, masa jabatannya mungkin akan berakhir lebih cepat dari yang diharapkan.