Kesepakatan ini menandai langkah besar dalam kariernya sebagai pemain sepaj bola yang masih muda. Namun, di balik label harga dan statusnya sebagai pemain Uzbekistan pertama di Liga Premier, Abdulkodir Khusanov menapaki perjalanan panjang, dari bukan siapa-siapa kini menuju ke panggung besar sepak bola.
Dilansir dari BBC, Abdulkodir Khusanov memulai kariernya di akademi Bunyodkor di Tashkent, Uzbekistan. Bakatnya terlihat sejak dini, ketika dia mampu bermain dengan anak-anak dua tahun lebih tua darinya.
Namun Klub Abdulkodir Khusanov memutuskan untuk tidak memberinya tempat di tim utama pada saat usianya 17 tahun. Mereka masih merasa pemain ini kurang memiliki kekuatan fisik untuk bersaing di level senior.
Keputusan ini membawa ayahnya, Hukmat Hoshimov, seorang mantan pemain internasional Uzbekistan, untuk mencari alternatif. Kesempatan itu datang dari klub kecil Belarusia, Energetik-BGU.
Abdulkodir Khusanov tetap harus bersabar dengan kesempatannya. Karena dia harus menunggu hingga usianya mencapai 18 tahun, untuk menandatangani kontrak profesional.
Ketika akhirnya debut di tim utama, Khusanov segera menjadi bintang di lini belakang Energetik-BGU. Pemain ini membantu mereka meraih posisi kedua di liga pada tahun 2022.
Murianews, Kudus - Dalam dunia sepak bola modern yang didominasi liputan media dan ekspektasi tinggi, kisah Abdukodir Khusanov menawarkan nuansa nostalgia. Bek muda Uzbekistan ini baru saja menyelesaikan kepindahan senilai £33,6 juta dari Lens ke Manchester City.
Kesepakatan ini menandai langkah besar dalam kariernya sebagai pemain sepaj bola yang masih muda. Namun, di balik label harga dan statusnya sebagai pemain Uzbekistan pertama di Liga Premier, Abdulkodir Khusanov menapaki perjalanan panjang, dari bukan siapa-siapa kini menuju ke panggung besar sepak bola.
Dilansir dari BBC, Abdulkodir Khusanov memulai kariernya di akademi Bunyodkor di Tashkent, Uzbekistan. Bakatnya terlihat sejak dini, ketika dia mampu bermain dengan anak-anak dua tahun lebih tua darinya.
Namun Klub Abdulkodir Khusanov memutuskan untuk tidak memberinya tempat di tim utama pada saat usianya 17 tahun. Mereka masih merasa pemain ini kurang memiliki kekuatan fisik untuk bersaing di level senior.
Keputusan ini membawa ayahnya, Hukmat Hoshimov, seorang mantan pemain internasional Uzbekistan, untuk mencari alternatif. Kesempatan itu datang dari klub kecil Belarusia, Energetik-BGU.
Abdulkodir Khusanov tetap harus bersabar dengan kesempatannya. Karena dia harus menunggu hingga usianya mencapai 18 tahun, untuk menandatangani kontrak profesional.
Ketika akhirnya debut di tim utama, Khusanov segera menjadi bintang di lini belakang Energetik-BGU. Pemain ini membantu mereka meraih posisi kedua di liga pada tahun 2022.
Tidak banyak diketahui...
Performa Abdulkodir Khusanov akhirnya menarik perhatian para pencari bakat. Uniknya, situasi ini banyak diketahui oleh publik di Uzbekistan.
Langkah besar berikutnya datang di Piala Asia U20 AFC 2023, di mana Abdulkodir Khusanov menjadi pilar tim nasional Uzbekistan. Penampilannya yang solid membantu tim memenangkan gelar bersejarah dan lolos ke Piala Dunia U20.
Di ajang internasional ini, bakat Abdulkodir Khusanov menarik perhatian Baptiste Favier, manajer pencari bakat klub Lens, Prancis. Pada Juli 2023, Lens akhirnya mengontraknya, dengan hanya £84.000, sebuah keputusan yang terbukti jenius.
Di Lens, Khusanov awalnya hanya menjadi pemain pelapis, tetapi dengan cepat membuktikan dirinya. Dalam sistem tiga bek, Abdulkodir Khusanov menunjukkan kemampuan luar biasa dalam membaca permainan, kekuatan fisik, dan ketenangan di bawah tekanan.
Musim ini, dirinya berhasil menggeser pemain-pemain seperti Jonathan Gradit, Kevin Danso, dan Facundo Medina. Sampai akhirnya mampu mencatatkan 13 penampilan di Ligue 1, dengan 11 di antaranya sebagai starter.
Pujian dari rekan setim dan pelatih di Lens mengalir deras untuk Abdulkodir Khusanov. Bek tengah Kevin Danso bahkan menyatakan bahwa jika Khusanov berasal dari liga top, ia akan dihargai €100 juta.
Brice Samba, mantan kiper Lens, menambahkan bahwa Khusanov telah mengguncang hierarki pertahanan klub. Begitulah, dari awalnya yang bukan siapa-siapa, Abdulkodir Khusanov telah berubah menjadi pemain dengan prospek luas.
City tertarik...
Manchester City, yang dikenal sebagai rumah bagi talenta-talenta muda berbakat, melihat potensi besar dalam diri Abdulkodir Khusanov. Pep Guardiola, pelatih yang terkenal karena kemampuannya mengembangkan pemain muda, tertarik pada bek muda ini.
Dengan nomor punggung 45, nomor yang sebelumnya dipakai oleh Mario Balotelli di Manchester City, Abdulkodir Khusanov memiliki peluang besar untuk bersinar di Liga Inggris. Potensinya masih bisa jauh berkembang di Manchester City.
Lens bahkan menyimpan seragam Khusanov untuk koleksi eksklusif mereka. Tradisi ini hanya mereka lakukan untuk pemain-pemain terhebat dalam sejarah klub. Mereka sepertinya yakin Khusanov akan menjadi salah satu bek terbaik dunia.
Dari awal yang sulit di Uzbekistan hingga bermain di Liga Premier bersama Manchester City, perjalanan Khusanov adalah bukti bahwa kerja keras, kesabaran, dan bakat dapat merubah seserorang. Setelah ’bukan siapa-siapa’, dunia kini menantikan apa yang bisa dilakukan Abdulkodir Khusanov selanjutnya.