Saat ini, Megawati Megatron berada di posisi ketiga dalam daftar pencetak poin terbanyak di V League. Megatron telah mencetak 538 poin, berada di belakang Gyselle Silva (GS Caltex Seoul Kixx) dan Viktoriia Danchak (IBK Altos).
Di luar itu, Megawati Megatron tercatat lebih unggul dalam efisiensi serangan (47,84%). Namanya masuk dalam 15 besar pemain dengan blok terbanyak per set, dan membuktikan kemampuannya sebagai pemain serba bisa.
Sedangkan di Hyundai E&C, Wipawee Srithong juga menunjukkan performa impresif. Penyerang asal Thailand ini mencetak 18 poin (16 serangan, 1 blok, 1 ace) dengan efisiensi serangan 53%.
Sebagai pemain serba bisa, Wipawee juga dikenal memiliki kemampuan bertahan yang tangguh dan menjadi andalan Hyundai E&C untuk musim kedua berturut-turut.
Meski tidak sebaik Megawati Megatron, di daftar 15 besar pencetak poin terbanyak, Wipawee mencetak prestasi yang langka. Pemain ini masuk dalam jajaran pemain menyerang yang berada di puncak indeks libero, serta termasuk dalam 10 besar pemain terbaik dalam penangkapan langkah pertama (first-pass receiver).
Keberhasilan Megawati Megatron dan Wipawee menjadi dorongan besar bagi pemain Asia Tenggara lainnya untuk mencoba peruntungan mereka di Liga Korea. Kompetisi ini tidak hanya dihargai karena tingkat profesionalismenya, tetapi juga karena membuka peluang besar bagi pemain asing untuk berkembang.
Murianews, Kudus – Liga Bola Voli Nasional Wanita Korea Selatan (V-League) terus menjadi panggung bagi Megawati Megatron atau Megawati Hangestri Pertiwi. Pemain Timnas Indonesia ini terus menunjukan kehebatannya.
Selain Megawati Megatron, pemain Asia Tenggara lainnya juga menunjukan kemampuannya. Dengan adanya slot pemain asing khusus untuk Asia, talenta dari kawasan Asia Tenggara, semakin diincar oleh tim-tim papan atas Korea Selatan.
Selain, Megawati Megatron, pemain asal Thailan Wipawee Srithong juga menunjukan daya saing pemain voli putri dari Asia Tenggara di V League yang kompetitif ini.
Dalam pertandingan sengit antara Red Sparks vs Hyundai E&C Hillstate, Rabu (22/1/2025), baik Megawati Megatron dan Wipawee Srithong, sama-sama tampil gemilang. Mereka memberikan kontribusi besar bagi tim masing-masing.
Pertandingan dramatis yang berlangsung lebih dari dua jam Red Sparks vs Hyundai E&C, berakhir kemenangan bagi tim Megawati Megatron. Red Sparks menang atas Hyundai dengan skor 3-2 (21-25; 29-27; 23-25; 25-18; 15-13).
Megawati Megatron, pemain Timnas Indonesia, menjadi bintang utama dengan mencetak 38 poin yang luar biasa. Dengan 35 serangan, 2 ace, 1 blok, Megawati Megatron mencapai efisiensi mencetak skor sebesar 54%.
Performa ini menempatkannya sebagai pencetak poin terbanyak dalam pertandingan tersebut. Sekaligus juga menempatkannya terus berada di papan atas Daftar pencetak poin di V League.
Pencetak poin terbanyak...
Saat ini, Megawati Megatron berada di posisi ketiga dalam daftar pencetak poin terbanyak di V League. Megatron telah mencetak 538 poin, berada di belakang Gyselle Silva (GS Caltex Seoul Kixx) dan Viktoriia Danchak (IBK Altos).
Di luar itu, Megawati Megatron tercatat lebih unggul dalam efisiensi serangan (47,84%). Namanya masuk dalam 15 besar pemain dengan blok terbanyak per set, dan membuktikan kemampuannya sebagai pemain serba bisa.
Sedangkan di Hyundai E&C, Wipawee Srithong juga menunjukkan performa impresif. Penyerang asal Thailand ini mencetak 18 poin (16 serangan, 1 blok, 1 ace) dengan efisiensi serangan 53%.
Sebagai pemain serba bisa, Wipawee juga dikenal memiliki kemampuan bertahan yang tangguh dan menjadi andalan Hyundai E&C untuk musim kedua berturut-turut.
Meski tidak sebaik Megawati Megatron, di daftar 15 besar pencetak poin terbanyak, Wipawee mencetak prestasi yang langka. Pemain ini masuk dalam jajaran pemain menyerang yang berada di puncak indeks libero, serta termasuk dalam 10 besar pemain terbaik dalam penangkapan langkah pertama (first-pass receiver).
Keberhasilan Megawati Megatron dan Wipawee menjadi dorongan besar bagi pemain Asia Tenggara lainnya untuk mencoba peruntungan mereka di Liga Korea. Kompetisi ini tidak hanya dihargai karena tingkat profesionalismenya, tetapi juga karena membuka peluang besar bagi pemain asing untuk berkembang.
