Kekalahan ini semakin memperpanjang kutukan mereka di hadapan raksasa Spanyol itu, sekaligus memaksa pasukan Pep Guardiola untuk berjuang mati-matian di leg kedua di Bernabeu, pekan depan.
Setelah pertandingan yang penuh emosi, Pep Guardiola tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Pelatih asal Spanyol ini mengakui bahwa dirinya belum mampu membawa ketenangan bagi timnya saat menghadapi tekanan besar.
"Ini adalah keempat kalinya kami bertemu Madrid secara berturut-turut, dan tiga pertemuan sebelumnya kami jauh lebih baik dari mereka. Namun, pertandingan ini sangat menegangkan. Kami sebenarnya bermain bagus, tetapi Real Madrid tahu bagaimana memanfaatkan momen. Ederson adalah pemain terbaik kami hari ini, dan sayangnya itu bukan pertanda baik bagi kami," ujar Guardiola, seperti dilansir Daily Mail.
Manchester City sejatinya berada dalam posisi yang menguntungkan setelah dua kali unggul lewat aksi Erling Haaland. Namun, kelemahan mereka dalam mempertahankan keunggulan kembali menjadi bencana.
Gol-gol balasan dari Kylian Mbappe dan Brahim Diaz menghancurkan impian City untuk meraih kemenangan. Jude Bellingham justru memberikan pukulan telak di detik-detik akhir dengan gol ke gawang kosong.
"Kami mendominasi permainan dan bermain sangat baik dengan bola. Tapi begitu skor menjadi 2-1, kami kehilangan kendali. Ini sudah terjadi terlalu sering musim ini. Kami menghadapi masalah serupa melawan Feyenoord, Sporting Lisbon, Brentford, dan bahkan Man United di Liga Premier. Saya tidak cukup baik untuk memberikan ketenangan kepada tim dalam situasi seperti ini," tambah Pep Guardiola.
Murianews, Kudus – Manchester City dan Pep Guardiola kembali mengalami mimpi buruk di Liga Champions. Dalam duel sarat gengsi melawan Real Madrid di Playoff Lig Champions Rabu (12/2/2025) dinihari WIB, The City kalah dramatis 2-3 di Etihad.
Kekalahan ini semakin memperpanjang kutukan mereka di hadapan raksasa Spanyol itu, sekaligus memaksa pasukan Pep Guardiola untuk berjuang mati-matian di leg kedua di Bernabeu, pekan depan.
Setelah pertandingan yang penuh emosi, Pep Guardiola tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Pelatih asal Spanyol ini mengakui bahwa dirinya belum mampu membawa ketenangan bagi timnya saat menghadapi tekanan besar.
"Ini adalah keempat kalinya kami bertemu Madrid secara berturut-turut, dan tiga pertemuan sebelumnya kami jauh lebih baik dari mereka. Namun, pertandingan ini sangat menegangkan. Kami sebenarnya bermain bagus, tetapi Real Madrid tahu bagaimana memanfaatkan momen. Ederson adalah pemain terbaik kami hari ini, dan sayangnya itu bukan pertanda baik bagi kami," ujar Guardiola, seperti dilansir Daily Mail.
Manchester City sejatinya berada dalam posisi yang menguntungkan setelah dua kali unggul lewat aksi Erling Haaland. Namun, kelemahan mereka dalam mempertahankan keunggulan kembali menjadi bencana.
Gol-gol balasan dari Kylian Mbappe dan Brahim Diaz menghancurkan impian City untuk meraih kemenangan. Jude Bellingham justru memberikan pukulan telak di detik-detik akhir dengan gol ke gawang kosong.
"Kami mendominasi permainan dan bermain sangat baik dengan bola. Tapi begitu skor menjadi 2-1, kami kehilangan kendali. Ini sudah terjadi terlalu sering musim ini. Kami menghadapi masalah serupa melawan Feyenoord, Sporting Lisbon, Brentford, dan bahkan Man United di Liga Premier. Saya tidak cukup baik untuk memberikan ketenangan kepada tim dalam situasi seperti ini," tambah Pep Guardiola.
Peluang Man City Berat...
Dengan kekalahan ini, Manchester City kini dihadapkan pada tantangan maha berat di leg kedua. Bermain di Santiago Bernabeu bukanlah tugas mudah, terutama setelah Madrid menunjukkan ketangguhan mental luar biasa di laga pertama.
Man City harus menang jika ingin menjaga peluang mereka di Liga Champions musim ini. Soal ini Pep Guardiola masih mencoba mendapatkan sisi positif dari situasi yang terjadi pada timnya.
”Kami tahu siapa lawan kami. Ada banyak hal baik yang kami lakukan, tapi ada juga yang harus diperbaiki. Hasilnya memang menyakitkan, tapi kami harus menerimanya dan bersiap lebih baik untuk leg kedua," tegas Pep Guardiola.