Meskipun rivalitas antara Real Madrid dan Man City semakin panas dalam beberapa musim terakhir, UEFA telah menegaskan bahwa segala bentuk penghinaan personal atau diskriminatif tidak dapat ditoleransi dalam sepak bola.
Sumber dari UEFA menyebutkan bahwa badan pengatur sepak bola Eropa itu sedang mengkaji insiden ini secara serius. Kemungkinan besar mereka akan membuka penyelidikan secara resmi.
Jika terbukti bersalah, Real Madrid bisa menghadapi sanksi berat, mulai dari denda besar hingga larangan penjualan tiket untuk pertandingan mereka berikutnya. Atau bahkan penutupan sebagian tribun Bernabeu pada laga-laga UEFA ke depan bisa terjadi.
UEFA sendiri memiliki rekam jejak ketat dalam menindak aksi-aksi diskriminatif. Pada Euro 2024 lalu, tujuh negara peserta terkena sanksi akibat ulah suporter mereka, termasuk Serbia, Kroasia, dan Hongaria.
Bahkan, klub Paris Saint-Germain juga harus menerima hukuman penutupan sebagian tribun Parc des Princes hanya empat bulan lalu akibat nyanyian homofobia dari para penggemarnya.
Ejekan suporter Madrid terhadap Guardiola, jika terbukti tentu akan memberi kerugian bagi Real Madrid. Semua mata kini tertuju pada UEFA terkait kasus ini, tentang apa keputusan yang akan mereka ambil dalam beberapa hari ke depan.
Murianews, Kudus – Kemenangan spektakuler Real Madrid atas Manchester City dengan skor 3-1 di leg kedua playoff Liga Champions seharusnya menjadi pesta yang sempurna bagi para pendukung Los Blancos.
Dengan total agregat 6-3, pasukan Carlo Ancelotti mengamankan tiket ke babak 16 besar Liga Champions dengan penuh gaya. Namun, di balik kegembiraan di Santiago Bernabeu, awan kelam mulai menggantung di atas kantor Manajemen Madrid.
Menurut laporan Marca, Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) kini tengah menyelidiki insiden memalukan yang terjadi di tribun Stadion Bernabeu. Sejumlah pendukung Madrid diketahui meneriakkan ejekan kasar dan diskriminatif terhadap pelatih Manchester City, Pep Guardiola.
Dalam momen panas tersebut, chant yang menyinggung soal fisik dan orientasi seksual Guardiola menggema di stadion megah tersebut. Situasi ini mendapatkan penilaian tertentu dari UEFA.
"Oh, Guardiola, kamu terlihat sangat kurus. Yang pertama adalah karena obat-obatan. Hari ini, Anda dapat melihatnya di Chueca," demikian bunyi lirik lagu Chant yang dilaporkan menggema di Bernabeu.
Chueca sendiri merupakan distrik terkenal di Madrid yang menjadi pusat komunitas LGBT. Sehingga ejekan ini dianggap memiliki unsur diskriminatif yang serius yang mengarah pada suatu pelanggaran.
Tak hanya itu, sejumlah fans Real Madrid juga terus-menerus meneriakkan, "Tetap di City, Pep!" sebagai bentuk sindiran terhadap performa Manchester City yang dinilai kurang stabil musim ini.
UEFA Tegas...
Meskipun rivalitas antara Real Madrid dan Man City semakin panas dalam beberapa musim terakhir, UEFA telah menegaskan bahwa segala bentuk penghinaan personal atau diskriminatif tidak dapat ditoleransi dalam sepak bola.
Sumber dari UEFA menyebutkan bahwa badan pengatur sepak bola Eropa itu sedang mengkaji insiden ini secara serius. Kemungkinan besar mereka akan membuka penyelidikan secara resmi.
Jika terbukti bersalah, Real Madrid bisa menghadapi sanksi berat, mulai dari denda besar hingga larangan penjualan tiket untuk pertandingan mereka berikutnya. Atau bahkan penutupan sebagian tribun Bernabeu pada laga-laga UEFA ke depan bisa terjadi.
UEFA sendiri memiliki rekam jejak ketat dalam menindak aksi-aksi diskriminatif. Pada Euro 2024 lalu, tujuh negara peserta terkena sanksi akibat ulah suporter mereka, termasuk Serbia, Kroasia, dan Hongaria.
Bahkan, klub Paris Saint-Germain juga harus menerima hukuman penutupan sebagian tribun Parc des Princes hanya empat bulan lalu akibat nyanyian homofobia dari para penggemarnya.
Ejekan suporter Madrid terhadap Guardiola, jika terbukti tentu akan memberi kerugian bagi Real Madrid. Semua mata kini tertuju pada UEFA terkait kasus ini, tentang apa keputusan yang akan mereka ambil dalam beberapa hari ke depan.