Namun, Deschamps tetap membela kondisi fisik dan mental sang bintang. Tetapi kenyataannya, meskipun Mbappe dan rekan-rekannya mencoba meningkatkan permainan di babak kedua, efektivitas serangan Prancis tetap nihil.
“Saya tidak ragu tentang kondisi fisik dan mentalnya. Mbappe sangat agresif dan membantu,” ujarnya mencoba menenangkan situasi.
Perubahan taktik yang dilakukan Timnas Prancis juga tidak membuahkan hasil. Deschamps mencoba mengutak-atik skema permainan dengan memasukkan Ousmane Dembele dan mengubah posisi beberapa pemain. Tetapi Kroasia tetap terlalu tangguh untuk ditembus.
Kini, Les Bleus menghadapi tantangan berat di Leg kedua yang akan digelar di Stade de France pada hari Minggu (23/5/2025). Pertandingan itu akan menjadi penentuan apakah mereka mampu membalikkan keadaan atau tersingkir dengan tragis.
“Kami akan melakukan segalanya untuk memenangkan leg kedua. Meskipun kami kesulitan dalam pertandingan ini, tujuan kami tetap untuk menang,” ujar Didier Deschamps.
Sejarah mencatat Prancis pernah melakukan comeback luar biasa pada 2013 melawan Ukraina. Bisakah mereka mengulanginya kali ini, ataukah Kroasia akan kembali mengubur mimpi mereka? Semua akan menunggu hasil di Stade de France!
Murianews, Kudus – Leg 1 Perempat final UEFA Nations League menjadi mimpi buruk bagi Timnas Prancis. Les Bleus harus menelan kekalahan memalukan 0-2 dari Kroasia dalam laga leg pertama yang berlangsung panas, Jumat (21/3/2025) dinihari WIB.
Meski awalnya digadang-gadang sebagai favorit, Prancis justru gagal tampil sesuai ekspektasi. Salah satu sorotan terbesar tertuju pada Kylian Mbappe yang tidak mampu menunjukkan magisnya di lapangan.
Kroasia tampil menyengat di pertandingan ini dengan menciptakan dua gol. Masing-masing melalui Ante Budimir menit ke-26 dan Ivan Perisic menit ke-45+1. Di babak kedua, meski Prancis menggila, tak ada gol yang tercipta.
Pelatih Didier Deschamps tidak ragu untuk mengutarakan kekecewaannya. Dalam konferensi pers usai laga, ia dengan tegas menyebut bahwa timnya terlalu banyak melakukan kesalahan teknis dan pengambilan keputusan yang buruk.
“Kami memiliki niat baik, tetapi dengan sangat cepat membuat terlalu banyak kesalahan teknis dan penilaian yang salah. Lawan kami sangat kuat, dan ketika kami memberi mereka kesempatan, kami harus membayar harganya,” ujar Deschamps dengan raut wajah serius dilansir dari Daily Mail.
Salah satu bintang yang paling disorot oleh Didier Deschamps adalah Kylian Mbappe. Pemain andalan Prancis ini tampil di bawah standar dan gagal memberikan dampak signifikan di lini serang Les Bleus. Deschamps tak menutup-nutupi fakta ini.
“Meskipun dia sangat dinamis dan selalu siap mendukung rekan-rekannya, Mbappe kesulitan membuat perbedaan besar dalam permainan,” jelasnya.
Masih optimis...
Namun, Deschamps tetap membela kondisi fisik dan mental sang bintang. Tetapi kenyataannya, meskipun Mbappe dan rekan-rekannya mencoba meningkatkan permainan di babak kedua, efektivitas serangan Prancis tetap nihil.
“Saya tidak ragu tentang kondisi fisik dan mentalnya. Mbappe sangat agresif dan membantu,” ujarnya mencoba menenangkan situasi.
Perubahan taktik yang dilakukan Timnas Prancis juga tidak membuahkan hasil. Deschamps mencoba mengutak-atik skema permainan dengan memasukkan Ousmane Dembele dan mengubah posisi beberapa pemain. Tetapi Kroasia tetap terlalu tangguh untuk ditembus.
Kini, Les Bleus menghadapi tantangan berat di Leg kedua yang akan digelar di Stade de France pada hari Minggu (23/5/2025). Pertandingan itu akan menjadi penentuan apakah mereka mampu membalikkan keadaan atau tersingkir dengan tragis.
“Kami akan melakukan segalanya untuk memenangkan leg kedua. Meskipun kami kesulitan dalam pertandingan ini, tujuan kami tetap untuk menang,” ujar Didier Deschamps.
Sejarah mencatat Prancis pernah melakukan comeback luar biasa pada 2013 melawan Ukraina. Bisakah mereka mengulanginya kali ini, ataukah Kroasia akan kembali mengubur mimpi mereka? Semua akan menunggu hasil di Stade de France!