Sampai saat ini, Raphinha belum menyepakati perpanjangan kontrak bersama Blaugrana. Sumber dari Sport mengungkapkan, ketidaksepakatan mengenai durasi kontrak dan besaran gaji menjadi penghambat utama dalam negosiasinya dengan Barcelona.
Barcelona dikabarkan menawarkan perpanjangan kontrak dengan model 1+1, yaitu tambahan satu tahun kontrak hingga 2028 dan opsi satu tahun lagi hingga 2029. Namun, Raphinha menolak skema tersebut.
Raphinha menilai model kotrak tersebut kurang mencerminkan komitmen jangka panjang Barcelona terhadap dirinya. Sebagai gantinya, dirinya menginginkan dua tahun perpanjangan langsung tanpa opsi tambahan.
Tak hanya itu, Raphinha juga merasa bahwa kontribusinya musim ini belum dihargai secara finansial. Dirinya berharap ada kenaikan gaji signifikan sebagai bentuk pengakuan atas perannya dalam skuad. Sayangnya, Barcelona masih terikat oleh batasan ketat dari peraturan keuangan La Liga dan harus menjaga struktur gaji agar tetap seimbang.
Menariknya, kontrak baru yang diajukan mencantumkan klausul pelepasan senilai hanya 80 juta euro. Angka yang jauh lebih rendah dibandingkan klausul 1 miliar euro yang diterapkan pada banyak pemain utama Barcelona lainnya.
Murianews, Kudus – Barcelona menghadapi dilema besar di tengah gemilangnya performa Raphinha sepanjang musim ini. Meskipun menjadi salah satu pemain paling bersinar musim ini, soal masa depan pemain asal Brasil ini masih belum sepenuhnya terkendali.
Sampai saat ini, Raphinha belum menyepakati perpanjangan kontrak bersama Blaugrana. Sumber dari Sport mengungkapkan, ketidaksepakatan mengenai durasi kontrak dan besaran gaji menjadi penghambat utama dalam negosiasinya dengan Barcelona.
Raphinha, yang kontraknya saat ini masih berlaku hingga 2027, tampil luar biasa dengan torehan 30 gol dan 21 assist di 49 penampilan musim ini. Catatan itu membuatnya sejajar dengan nama-nama besar Eropa dalam urusan kontribusi di lini serang. Namun, performa tersebut belum berbanding lurus dengan kepastian masa depannya di Camp Nou.
Barcelona dikabarkan menawarkan perpanjangan kontrak dengan model 1+1, yaitu tambahan satu tahun kontrak hingga 2028 dan opsi satu tahun lagi hingga 2029. Namun, Raphinha menolak skema tersebut.
Raphinha menilai model kotrak tersebut kurang mencerminkan komitmen jangka panjang Barcelona terhadap dirinya. Sebagai gantinya, dirinya menginginkan dua tahun perpanjangan langsung tanpa opsi tambahan.
Tak hanya itu, Raphinha juga merasa bahwa kontribusinya musim ini belum dihargai secara finansial. Dirinya berharap ada kenaikan gaji signifikan sebagai bentuk pengakuan atas perannya dalam skuad. Sayangnya, Barcelona masih terikat oleh batasan ketat dari peraturan keuangan La Liga dan harus menjaga struktur gaji agar tetap seimbang.
Menariknya, kontrak baru yang diajukan mencantumkan klausul pelepasan senilai hanya 80 juta euro. Angka yang jauh lebih rendah dibandingkan klausul 1 miliar euro yang diterapkan pada banyak pemain utama Barcelona lainnya.
Opsi terbuka...
Hal ini dinilai sebagai upaya Raphinha untuk menjaga opsi terbuka terhadap masa depannya. Terutama jika negosiasi tidak menemui titik temu terkait dengan pembicaraan kontrak.
Meski mendapat godaan dari klub-klub Liga Pro Saudi dengan tawaran gaji fantastis, Raphinha disebut tidak tertarik untuk pindah ke Timur Tengah. Sikap itu dilandasi karena Liga Pro Saudi dianggap tidak selevel dengan Liga di Eropa.
“Anda tidak mempertimbangkan ini karena Liga Pro Saudi bukanlah liga besar,” ujar seorang sumber dekat sang pemain.
Barcelona sendiri masih memandang Raphinha sebagai bagian penting dari proyek jangka panjang mereka. Namun, situasi dan kondisi membuat hingga saat ini tidak ada kesepakatan baru yang tercapai.
Jika sampai akhir musim panas nanti tidak tercapai kesepakatan, kemungkinan perpisahan Raphinha akan dengan Barcelona semakin nyata – dan dengan klausul pelepasan yang relatif terjangkau, minat dari klub-klub top Eropa diyakini bakal bermunculan.