Meski kalah, Amorim tetap menaruh optimisme besar untuk masa depan timnya. Fokus MU kini memang dialihkan untuk Liga Europa. Kompetisi Eropa ini diharapkan bisa bisa menjadi pelipur lara sekaligus penyelamat musim mereka.
"Kami memikul tanggung jawab besar untuk memenangkan Liga Europa. Tentu saja, kami ingin bersaing di semua lini, tapi kami harus realistis dan bekerja sangat keras," jelasa Amorim.
Dengan hanya tiga pertandingan tersisa di Liga Inggris, MU dihadapkan pada kenyataan pahit. Musim mereka bisa dikatakan sudah tak bisa diselamatkan. MU tak bisa ke zona Eropa, tapi juga sudah aman dari Degradasi, sehingga Amorim sepertinya memilih untuk Liga Europa saja sebagai fokus utama timnya.
Murianews, Kudus – Gtech Community Stadium menjadi saksi bisu kekalahan ke-16 Manchester United (MU) di Liga Inggris musim ini. Pada laga pekan ke-35 vs Brentford, Setan Merah harus menelan kekalahan pahit 3-4 yang menyakitkan.
Pelatih MU asal Portugal, Ruber Amorim, berikutnya menunjukkan satu alasan utama di balik kekalahan tersebut. Amorim menyebut jika kemampuan duel para pemainnya dalam duel udara menjadi penyebab kekalahan timnya.
Usai pertandingan Amorim menyampaikan alasan mengapa MU menelan kekelahan di laga Bretford vs MU, Minggu (4/5/2025) malam WIB. Dalam konfrensi pers, seperti dilansir Daily Mail, Amorim menyebut kemampuan duel udara para pemainnya lemah.
"Pertandingan ini sebagian mencerminkan situasi kami saat ini. Kami memulai dengan cukup baik, mengontrol permainan, tetapi kembali kebobolan lewat situasi bola mati dan lemparan ke dalam. Ini bukan kali pertama terjadi, dan masalahnya jelas: kami tidak punya cukup pemain dengan kemampuan duel udara yang mumpuni,” ujar Amorim.
Brentford, yang tampil penuh semangat di depan pendukungnya sendiri, memag bisa disebut sukses mengeksploitasi celah di lini pertahanan MU. Kekalahan ini bukan hanya soal skor, tapi juga tentang kurangnya kohesi dan konsistensi yang sudah menjadi pola dalam performa MU musim ini.
Amorim juga mengaku kondisi ini diperparah oleh rotasi besar-besaran yang dilakukannya. Dalam laga ini, MU memang menurunkan skuad dengan delapan perubahan dibandingkan saat menghadapi Bilbao di leg pertama semifinal Liga Europa.
"Rotasi adalah kebutuhan. Kami sedang mempersiapkan diri untuk banyak laga. Saya puas dengan semangat juang para pemain muda. Mereka tampil baik meskipun hasilnya belum memihak. Ini jadi pelajaran penting untuk kami," ujar Amorim enteng.
Fokus Liga Europa...
Meski kalah, Amorim tetap menaruh optimisme besar untuk masa depan timnya. Fokus MU kini memang dialihkan untuk Liga Europa. Kompetisi Eropa ini diharapkan bisa bisa menjadi pelipur lara sekaligus penyelamat musim mereka.
"Kami memikul tanggung jawab besar untuk memenangkan Liga Europa. Tentu saja, kami ingin bersaing di semua lini, tapi kami harus realistis dan bekerja sangat keras," jelasa Amorim.
Dengan hanya tiga pertandingan tersisa di Liga Inggris, MU dihadapkan pada kenyataan pahit. Musim mereka bisa dikatakan sudah tak bisa diselamatkan. MU tak bisa ke zona Eropa, tapi juga sudah aman dari Degradasi, sehingga Amorim sepertinya memilih untuk Liga Europa saja sebagai fokus utama timnya.
