Sejak itu, sengketa hukum yang mempersoalkan uang bernilai puluhan juta euro antara Mbappe vs PSG trus bergulir. Sumber masalah dari konflik ini adalah perselisihan pembayaran sebesar 55 juta euro yang diklaim pihak Mbappe sebagai gaji dan bonus yang belum dibayarkan.
Pada awal April 2025, Mbappe memenangkan blokade atas uang tersebut melalui proses hukum. Namun, PSG tidak tinggal diam. Klub raksasa Ligue 1 itu balik mengajukan petisi ke Pengadilan Paris untuk membatalkan keputusan tersebut.
Dalam pengajuan resminya, tim hukum PSG menuding Mbappe tidak memberikan bukti yang cukup terkait keberadaan utang tersebut. Selain itu juga tidak mampu membuktikan risiko, uang itu tak akan bisa dikembalikan.
Seperti dilansir dari Mundo Deportivo, dalam perkembangan terbaru kasus sengketa hukum Mbappe vs PSG ini, klub Paris justru balik menggugat Mbappe untuk kompensasi sebesar 98 juta euro. Penyerang asal Prancis dituduh telah sengaja menunda dan memperlambat negosiasi kontrak, yang menurut PSG menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.
Dari pihak Mbappe, melalui pengacaranya, telah membantah keras tuduhan tersebut. Mereka menyatakan bahwa PSG tidak transparan dalam laporan keuangannya dan menyangkal adanya "kesepakatan lisan" yang disebut telah disepakati pada musim panas 2023.
Murianews, Kudus — Kylian Mbappe memang sukses membuat hattrick di El Clasico melawan Barcelona. Namun hasil akhirnya Madrid yang dibela Mbappe kalah. Belum usai kesialan itu, Mbappe kini malah harus berurusan hukum dengan matan klubnya, PSG.
Perselisihan antara Mbappe dan Paris Saint Germain (PSG) memang sudah lama mencuat. Itu terjadi setelah dirinya memutuskan meninggalkan PSG untuk memilih bermain di Real Madrid, pada akhir musim 2023/24 dengan status bebas transfer.
Sejak itu, sengketa hukum yang mempersoalkan uang bernilai puluhan juta euro antara Mbappe vs PSG trus bergulir. Sumber masalah dari konflik ini adalah perselisihan pembayaran sebesar 55 juta euro yang diklaim pihak Mbappe sebagai gaji dan bonus yang belum dibayarkan.
Pada awal April 2025, Mbappe memenangkan blokade atas uang tersebut melalui proses hukum. Namun, PSG tidak tinggal diam. Klub raksasa Ligue 1 itu balik mengajukan petisi ke Pengadilan Paris untuk membatalkan keputusan tersebut.
Dalam pengajuan resminya, tim hukum PSG menuding Mbappe tidak memberikan bukti yang cukup terkait keberadaan utang tersebut. Selain itu juga tidak mampu membuktikan risiko, uang itu tak akan bisa dikembalikan.
Seperti dilansir dari Mundo Deportivo, dalam perkembangan terbaru kasus sengketa hukum Mbappe vs PSG ini, klub Paris justru balik menggugat Mbappe untuk kompensasi sebesar 98 juta euro. Penyerang asal Prancis dituduh telah sengaja menunda dan memperlambat negosiasi kontrak, yang menurut PSG menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.
Dari pihak Mbappe, melalui pengacaranya, telah membantah keras tuduhan tersebut. Mereka menyatakan bahwa PSG tidak transparan dalam laporan keuangannya dan menyangkal adanya "kesepakatan lisan" yang disebut telah disepakati pada musim panas 2023.
Komitmen Mbappe...
Dalam klaim PSG, kesepakatan tersebut mencakup komitmen Mbappe untuk menyerahkan sebagian pendapatannya demi membantu klub menyeimbangkan anggaran. Sebuah klaim yang dengan tegas dibantah oleh kubu Mbappe.
Pengadilan Paris dijadwalkan akan menyidangkan kasus ini kembali pada 26 Mei 2025 mendatang. Selebihnya perkara ini kini menjadi perhatian besar di kalangan media serta komunitas sepak bola global.
Mbappe mengakhiri kebersamaannya dengan PSG setelah tujuh musim, mencetak lebih dari 250 gol dan mengukir berbagai rekor individu maupun tim. Namun, keputusannya untuk hengkang secara gratis, sepertinya disebut sebagai salah satu pemicu utama memburuknya hubungan antara kedua pihak.
PSG sebelumnya mengeluarkan dana hingga 160 juta euro untuk memboyong Mbappe dari AS Monaco pada 2018. Namun kini, baik Mbappe dan PSG berada dalam posisi saling berhadapan di sengketa hukum, dan masih belum jelas bagaimana akhirnya.