Kegagalan mendapatkan Fabregas membuat manajemen Leverkusen kembali mengalihkan perhatian kepada Erik ten Hag. Namanya kemudian menjadi opsi utama, dan prospek pelatih berusia 55 tahun itu memimpin Leverkusen kian menguat seiring semakin dekatnya kepergian Alonso.
Meski dianggap gagal di musim terakhirnya bersama Manchester United, reputasi Erik ten Hag di sepak bola Eropa tetaplah kuat. Kesuksesannya membawa Ajax Amsterdam hingga semifinal Liga Champions musim 2018/19 adalah kredit terbesar dirinya.
Pengalamannya berkecimpung di sepak bola Jerman, saat melatih tim kedua Bayern Munich di awal kariernya juga menjadi pertimbangan. Berikutnya, kemahiran bahasa Jerman yang dikuasai Erik ten Hag juga menjadi nilai tambah bagi dirinya untuk menjadi pelatih Bayer Leverkusen.
Murianews, Kudus — Siapa yang akan menggantikan posisi Xabi Alonso di Bayer Leverkusen saat ini menjadi perbincangan hangat di Eropa. Menyusul sikap Como yang tidak mau melepas Cesc Fabergas, kini nama Eril ten Hag melejit menjadi kandidat kuat.
Mantan pelatih Manchester United ini, disebut-sebut menjadi sosok yang paling kuat untuk menjadi suksesor Xabi Alonso mulai musim depan. Klub asal Jerman, Bayer Leverkusen saat ini bersiap untuk berpisah degan Xabi Alonso yang akan menangani Real Madrid.
Erik ten Hag, yang sudah lama menganggur sejak dipecat Manchester United pada Oktober tahun lalu, dikabarkan sangat siap untuk kembali ke lapangan. BayArena, markas Bayer Leverkusen, kini menjadi destinasi paling potensial bagi pelatih asal Belanda itu.
Pakar transfer terkenal Fabrizio Romano, menyebut Erik ten Hag sejak awal memang sudah masuk dalam daftar pelatih baru Leverkusen, menggantikan Xabi Alonso. Namun, masuknya nama Cesc Fabregas sempat membuat namanya tersisih.
Pada perkembangan terkini, Cesc Fabregas, mantan bintang timnas Spanyol yang kini melatih Como di Serie A dikabarkan tidak mendapatkan restu dari klubnya. Como secara resmi menolak untuk melepaskan Fabregas, dan memberikan peran tambahan.
Como menegaskan Fabregas adalah bagian dari rencana jangka panjang klub baru di Liga Italia Serie A itu. Selain itu, posisi Cesc Fabregas sebagai salah satu pemilik saham dii Como juga menjadi bagian pertimbangan, jika akhirnya legenda Barcelona itu memilih bertahan di Como.
Fabregas...
Kegagalan mendapatkan Fabregas membuat manajemen Leverkusen kembali mengalihkan perhatian kepada Erik ten Hag. Namanya kemudian menjadi opsi utama, dan prospek pelatih berusia 55 tahun itu memimpin Leverkusen kian menguat seiring semakin dekatnya kepergian Alonso.
Meski dianggap gagal di musim terakhirnya bersama Manchester United, reputasi Erik ten Hag di sepak bola Eropa tetaplah kuat. Kesuksesannya membawa Ajax Amsterdam hingga semifinal Liga Champions musim 2018/19 adalah kredit terbesar dirinya.
Pengalamannya berkecimpung di sepak bola Jerman, saat melatih tim kedua Bayern Munich di awal kariernya juga menjadi pertimbangan. Berikutnya, kemahiran bahasa Jerman yang dikuasai Erik ten Hag juga menjadi nilai tambah bagi dirinya untuk menjadi pelatih Bayer Leverkusen.
