Sebuah tantangan yang tidak akan mudah, terutama saat menghadapi Nottingham Forest yang saat ini juga bersaing untuk merebut posisi lima besar. Forest dimungkinkan akan menjadi sandungan besar ketimbang Manchester United yang kini justru fokus ke final Liga Europa.
Meski gagal lolos ke Liga Champions musim ini akan dianggap mengecewakan, sumber internal klub menyatakan hal itu tidak akan cukup untuk memicu pemecatan. Keputusan ini sekaligus meredakan tekanan yang sempat menguat pada mantan asisten Pep Guardiola tersebut.
Reputasi Maresca di Eropa tetap masih dihargai. Beberapa klub besar dilaporkan memantau situasinya bersama Chelsea. Ini menandakan potensi dan kualitasnya masih sangat tinggi. Namun, di tengah dukungan manajemen, Maresca belum sepenuhnya memberi keyakinan pada sebagian pendukung Chelsea.
Menjelang final Liga Konferensi Eropa vs Real Betis, Maresca tetap menunggu dukungan penuh manajemen klub dan seluruh pendukungnya. Meski begitu setidaknya dirinya lebih sedikit beruntung ketimbang Amorim yang kini menghadapi tekanan hebat dari dalam dan luar tim Manchester United.
Murianews, Kudus – Tekanan pada pelatih Enzo Maresca di kubu Chelsea sangat berbeda jika dibandingkan Ruben Amorim yang menjadi pelatih Manchester United. Meskipun tetap sama-sama menghadapi tekanan, Maresca sepertinya sedikit lebih beruntung dalam hal ini.
Jika Ruben Amorim telah diisukan akan pecat jika gagal membawa Manchester United Juara Liga Europa, maka situasi berbeda diterima pelatih Chelsea, Enzo Maresca. Manajemen Chelsea memastikan tidak akan memecatnya jika gagal menjadi juara Liga Konferensi Eropa.
Bahkan kabar yang disampaikan media-media Inggris, menyebut pemecatan tidak akan dijatuhkan pada Enzo Maresca kalaupun The Blues gagal finis di lima besar Liga Premier dan tidak meraih tiket ke Liga Champions musim depan.
Menurut laporan The Telegrap, keputusan ini diambil manajemen Chelsea sebagai bentuk kepercayaan terhadap proyek jangka panjang yang diusung sang pelatih asal Italia ini. Maresca ditunjuk pada musim panas lalu untuk menggantikan Mauricio Pochettino.
Meski musim pertamanya di Stamford Bridge tidak berjalan mulus, mantan manajer Leicester City itu masih berpeluang menutup musim dengan trofi. Itu akan terjadi saat Chelsea menghadapi Real Betis di final Liga Konferensi Eropa.
Pada awal musim Maresca sempat memberikan penampilan menjanjikan di permainan Chelsea. The Blues sempat dianggap sebagai kuda hitam dalam perebutan gelar Liga Premier. Namun, performa mereka menurun drastis seiring kompetisi berjalan.
Kendati demikian, mendekati akhir kompetisi Chelsea membaik dan kini masih memiliki peluang untuk finis di lima besar. Mereka akan memiliki tiket ke Liga Champions musim depan jika mampu menyapu bersih dua laga tersisa melawan Manchester United dan Nottingham Forest.
Tiket Liga Champions...
Sebuah tantangan yang tidak akan mudah, terutama saat menghadapi Nottingham Forest yang saat ini juga bersaing untuk merebut posisi lima besar. Forest dimungkinkan akan menjadi sandungan besar ketimbang Manchester United yang kini justru fokus ke final Liga Europa.
Laporan eksklusif dari The Telegraph menyebutkan posisi Maresca tetap aman, terlepas dari hasil di dua laga terakhir di Liga Inggris tersebut. Manajemen Chelsea dikabarkan berkomitmen memberikan waktu setidaknya dua musim penuh kepada Maresca untuk memimpin proyek pembangunan tim sebelum melakukan evaluasi mendalam.
Meski gagal lolos ke Liga Champions musim ini akan dianggap mengecewakan, sumber internal klub menyatakan hal itu tidak akan cukup untuk memicu pemecatan. Keputusan ini sekaligus meredakan tekanan yang sempat menguat pada mantan asisten Pep Guardiola tersebut.
Reputasi Maresca di Eropa tetap masih dihargai. Beberapa klub besar dilaporkan memantau situasinya bersama Chelsea. Ini menandakan potensi dan kualitasnya masih sangat tinggi. Namun, di tengah dukungan manajemen, Maresca belum sepenuhnya memberi keyakinan pada sebagian pendukung Chelsea.
Menjelang final Liga Konferensi Eropa vs Real Betis, Maresca tetap menunggu dukungan penuh manajemen klub dan seluruh pendukungnya. Meski begitu setidaknya dirinya lebih sedikit beruntung ketimbang Amorim yang kini menghadapi tekanan hebat dari dalam dan luar tim Manchester United.