Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus — Menyusul kekalahan Spanyol dan performanya di Final UEFA Nations League 2025, Lamine Yamal menuai sorotan tajam. Pemain ajaib Timnas Spanyol ini disebut-sebut sangat mungkin kehilangan kesempatan merebut gelar Ballon d’Or 2025.

Di final UEFA Nations League 2025, Senin (9/6/2025) dinihari WIB, Timnas Spanyol menelan kekalahan, setelah sempat dua kali unggul skor. Penampilan Lamine Yamal di laga ini secara kebetulan juga tenggelam, dibawah redaman bek Portugal Nuno Mendes.

Timnas Spanyol dan Yamal, datang di laga ini sebagai juara bertahan. Namun mereka akhirnya harus menyerah dalam adu tendangan penalti yang dramatis setelah bermain imbang selama 120 menit.

Penendang kelima Spanyol, Alvaro Morata, gagal mengeksekusi penalti dan memberi kesempatan Portugal untuk merebut gelar kedua mereka di UEFA Nations League. Portugal kini memiliki dua gelar UEFA Nations League, setelah pernah memenangkannya pada edisi perdana 2019.

Di antara sorotan besar ke kubu Portugal, Lamine Yamal, wonderkid berusia 17 tahun yang sebelumnya digadang-gadang sebagai kandidat kuat peraih Ballon d’Or 2025 juga mendapat sorotan. Performa kurang maksimal Yamal saat menghadapi bek kiri Portugal, Nuno Mendes, memicu berbagai penilaian.

Di media sosial, kritik terhadap Yamal bertebaran. Banyak penggemar menyebut penampilannya “kurang bersemangat” dan mengecewakan untuk ukuran pemain yang diharapkan menjadi bintang masa depan.

Sinar Yamal Padam...

Di platform X (sebelumnya Twitter), banyak penggemar yang tidak ragu melontarkan komentar pedas. Mereka menilai sinar Yamal padam saat menghadapi pemain-pemain senior di Timnas Portugal.

“Kandidat Ballon d'Or, Yamal digantikan dan dibayangi oleh Ronaldo berusia 40 tahun yang dianggap ketinggalan zaman,” tulis seorang netizen. Komentar lain berbunyi, “Tidak ada yang berbicara tentang Yamal dan Ballon d'Or lagi.” Bahkan ada sindiran pedas bernuansa historis: “16 tahun yang lalu Messi biasa memandikan Yamal, dan malam ini Ronaldo memandikannya.”

Beberapa pengamat bahkan membandingkan duel Yamal-Mendes sebagai cerminan dari potensi laga final Liga Champions antara Barcelona dan PSG. Situasi yang sama kemungkinan akan terjadi andai potensi final yang dimaksud terjadi.

“Melihat cara Nuno Mendes berurusan dengan Yamal sudah cukup untuk memahami bahwa Barca akan ‘dihancurkan’ oleh PSG jika mereka bertemu di final Liga Champions,” tulis seorang komentator sepak bola.

Sementara itu, keberhasilan Portugal menjadi momen emosional bagi sang kapten, Cristiano Ronaldo. Legenda berusia 40 tahun itu tidak kuasa menahan air mata setelah Ruben Neves mencetak penalti penentu kemenangan, menambah satu lagi trofi ke dalam koleksi prestisiusnya.

Namun di tengah sorotan miring pada Yamal, para Netizen tetap menilai kekalahan Spanyol ini tidak serta-merta menghapus potensi jangka panjang yang dimiliki Yamal. Tetapi, diakui, momentum Ballon d’Or bagi pemain ini sangat mungkin mengalami kemunduran.

Komentar

Sport Terkini

Terpopuler