Ketimpangan juga terjadi dalam urusan gaji pemain. Pemain Auckland dibatasi hanya menerima gaji sebesar 150 dolar Selandia Baru per pekan atau sekitar £66. Sedangkan penyerang Bayern Munich, Harry Kane dilaporkan memperoleh £400.000 setiap pekan.
Dengan perhitungan itu, pemain Auckland City dengan gaji tertinggi butuh waktu sekitar 117 tahun untuk menyamai pendapatan Harry Kane dalam sepekan. Sebuah ketimpangan yang pada akhirnya membuat semua pihak harus memahami jika akhirnya skor 10-0 sebenarnya sesuatu yang wajar jika akhirnya terjadi.
Nilai skuad Bayern Munich dan Auckland City ternyata juga bagaikan langit dan bumi. Ketimpangannya sangat ekstrem. Transfermarkt menaksir nilai skuad Auckland hanya sebesar 4,58 juta euro atau sekitar £3,9 juta. Sedangkan Bayern Munich mencapai 903,5 juta euro atau sekitar £769 juta.
Kemudian dari segi hadiah turnamen pun timpang di Piala Dunia Antarklub 2025. Jika Auckland hanya menerima £2,6 juta sebagai perwakilan Oseania, maka Bayern Munich dan klub Eropa lainnya, berpeluang mendapatkan hingga £29,6 juta.
Berikutnya, dalam sistem peringkat yang dirilis Opta, Bayern Munich saat ini berada di posisi ke-6 dunia. Sebaliknya, Auckland berada di peringkat 5.074, atau lebih dari 2.500 trap di bawah klub semi-profesional Inggris, York City.
Sebagai perbandingan, tim dengan peringkat terendah berikutnya di turnamen ini adalah Al Ain dari UEA, yang duduk di urutan ke-625. Sehingga jangan heran jika akhirnya mereka harus menerima kekalahan hingga 0-10 dari Bayern Munich.
Fakta mencengankan lainnya, adalah tentang materi pemain dari Auckland City. Tidak seperti para superstar Bayern Munich, skuad Auckland faktanya diisi oleh para pekerja dari berbagai profesi seperti guru sekolah dasar, pialang asuransi, tukang cukur, staf perusahaan Coca-Cola, penjual mobil, hingga mahasiswa.
Bek kiri Nathan Lobo bahkan harus mengikuti ujian universitas dari kamar hotelnya selama turnamen Piala Dunia Antarklub 2025 berlangsung. Sebuah kenyataan dari sebuah semangat hebat sebuah klub semi profesional yang hadir di turnamen tingkat dunia.
Murianews, Kudus – Hasil pertandingan Grup C Piala Dunia Antarklub 2025 antara Bayern Munich vs Auckland city yang berakhir dengan skor 10-0 masih jadi perbincangan. Hasil ini menunjukan jika kualitas tim yang bermain di turnamen ini sangat njomplang.
BBC Sport menyebut, hasil ini bagi Auckland City tampaknya merupakan sebuah hasil yang wajar. Bahkan klub Selandia baru ini disebut masih mendingan hanya kalah dengan skor 10-0 saat menghadapi raksasa Jerman Bayern Munich.
Dalam laga Piala Dunia Antarklub ini, BBC Sport menyebut, meski dibombardir dengan 31 tembakan dengan 17 di antaranya tepat sasaran, masih beruntung Auckland hanya kebobokan 10 gol. Mereka juga hanya mencatat 29% penguasaan bola, yang memberi petunjuka jika mereka sebenarnya bukan lawan bagi tim Jerman.
Satu-satunya respons dari Auckland sediri dicatat BBC Sport datang melalui sepakan rendah Angus Kilkolly. Tendangan satu-satunya yang mengarah ke gawang Munich inni bahkan dengan mudah diamankan oleh kiper kawakan Manuel Neuer.
Kesenjangan kualitas antara Bayern Munich vs Auckland ini terlihat sangat jelas terjadi di lapangan. Namun kenyataan sesungguhnya bahkan lebih mencolok ketika menilik hal-hal yang terjadi di luar lapangan.
Dalam hal finansial, Auckland City disebut BBC Sport berada di semesta yang lain dibandingkan Bayern Munich. Laporan keuangan terbaru klub mencatat pendapatan sebesar 1,1 juta dolar Selandia Baru (sekitar £488.000) untuk tahun terakhir.
Sementara Bayern Munich pada periode yang sama mencatat pendapatan mencengangkan sebesar 951,5 juta euro (sekitar £810 juta). Jumlah ini menunjukan lebih dari 1.600 kali lipat dari apa yang dicapai oleh Aucklan City dalam hal ini.
Gaji Pemain...
Ketimpangan juga terjadi dalam urusan gaji pemain. Pemain Auckland dibatasi hanya menerima gaji sebesar 150 dolar Selandia Baru per pekan atau sekitar £66. Sedangkan penyerang Bayern Munich, Harry Kane dilaporkan memperoleh £400.000 setiap pekan.
Dengan perhitungan itu, pemain Auckland City dengan gaji tertinggi butuh waktu sekitar 117 tahun untuk menyamai pendapatan Harry Kane dalam sepekan. Sebuah ketimpangan yang pada akhirnya membuat semua pihak harus memahami jika akhirnya skor 10-0 sebenarnya sesuatu yang wajar jika akhirnya terjadi.
Nilai skuad Bayern Munich dan Auckland City ternyata juga bagaikan langit dan bumi. Ketimpangannya sangat ekstrem. Transfermarkt menaksir nilai skuad Auckland hanya sebesar 4,58 juta euro atau sekitar £3,9 juta. Sedangkan Bayern Munich mencapai 903,5 juta euro atau sekitar £769 juta.
Kemudian dari segi hadiah turnamen pun timpang di Piala Dunia Antarklub 2025. Jika Auckland hanya menerima £2,6 juta sebagai perwakilan Oseania, maka Bayern Munich dan klub Eropa lainnya, berpeluang mendapatkan hingga £29,6 juta.
Berikutnya, dalam sistem peringkat yang dirilis Opta, Bayern Munich saat ini berada di posisi ke-6 dunia. Sebaliknya, Auckland berada di peringkat 5.074, atau lebih dari 2.500 trap di bawah klub semi-profesional Inggris, York City.
Sebagai perbandingan, tim dengan peringkat terendah berikutnya di turnamen ini adalah Al Ain dari UEA, yang duduk di urutan ke-625. Sehingga jangan heran jika akhirnya mereka harus menerima kekalahan hingga 0-10 dari Bayern Munich.
Fakta mencengankan lainnya, adalah tentang materi pemain dari Auckland City. Tidak seperti para superstar Bayern Munich, skuad Auckland faktanya diisi oleh para pekerja dari berbagai profesi seperti guru sekolah dasar, pialang asuransi, tukang cukur, staf perusahaan Coca-Cola, penjual mobil, hingga mahasiswa.
Bek kiri Nathan Lobo bahkan harus mengikuti ujian universitas dari kamar hotelnya selama turnamen Piala Dunia Antarklub 2025 berlangsung. Sebuah kenyataan dari sebuah semangat hebat sebuah klub semi profesional yang hadir di turnamen tingkat dunia.
