Sebaliknya, Esperance tampil solid dan disiplin. Mereka mampu mengontrol tempo permainan serta memanfaatkan peluang secara efektif. Kemenangan ini membawa Esperance mengoleksi tiga poin dari dua laga, dan bersaing dengan Chelsea untuk bisa melanjutkan turnamen.
Dengan dua kekalahan dan tanpa poin, LAFC dipastikan gagal melaju ke fase gugur. Bahkan jika mampu mengalahkan Flamengo di laga terakhir, mereka tetap tidak bisa melampaui Chelsea maupun Esperance dalam catatan head-to-head.
Sementara itu, Flamengo pada akhirnya menjadi tim pertama dari Grup D yang memastikan lolos ke babak 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025. Dengan keunggulan head-to-head yang mereka miliki atas Chelsea dan Esperance, klub Brasil ini akan aman meski kalah dari LAFC di laga terakhir.
Bagi Esperance, kemenangan atas LAFC menjadi bukti bahwa mereka mampu bersaing dengan tim-tim elit dari Eropa maupun Amerika Selatan. Ini merupakan penampilan keempat bagi klub asal Tunisia tersebut di Piala Dunia Antarklub, dengan catatan terbaik finis di peringkat kelima pada edisi 2018 dan 2019.
Murianews, Kudus – Los Angeles FC (LAFC) menjadi wakil Amerika Serikat yang akhirnya harus tersisih dari Piala Dunia Antarklub 2025. Klub MLS itu menelan dua kekalahan beruntun, dan tak memiliki peluang sama sekali meski masih menyisakan satu pertandingan.
Pada laga krusial Grup D yang berlangsung Sabtu (21/6/2025) pagi WIB, di Geodis Park, LAFC menghadapi perwakilan Tunisia, Esperance Tunis. Setelah kalah pada laga pembuka melawan Chelsea, duel ini menjadi kesempatan terakhir LAFC untuk menjaga peluangnya.
Namun, alih-alih bangkit, tim asuhan Steve Cherundolo kembali tampil di bawah ekspektasi dan harus mengakui keunggulan Esperance dengan skor tipis 0-1. Gol semata wayang dalam pertandingan ini dicetak oleh Youcef Belaili pada menit ke-71.
Pemain asal Aljazair itu menunjukkan keberanian dan ketenangan saat melewati kiper veteran Hugo Lloris untuk membawa Esperance unggul. LAFC berusaha keras mengejar ketertinggalan, terutama di menit-menit akhir.
Puncaknya, pada menit ke-90+11, wasit menunjuk titik putih setelah Khalil Guenichi melakukan pelanggaran di kotak terlarang. Namun, peluang emas itu gagal dimaksimalkan oleh Denis Bouanga. Tembakannya dari titik penalti berhasil ditepis oleh kiper Bechir Ben Said, yang tampil gemilang sepanjang pertandingan.
Secara statistik, performa LAFC jauh dari harapan. Mereka hanya mampu melepaskan satu tembakan tepat sasaran selama 90 menit. Catatan ini tentu mengecewakan, mengingat skuat mereka dihuni oleh pemain-pemain berpengalaman seperti Olivier Giroud, Denis Bouanga, hingga Hugo Lloris.
Flamengo melaju...
Sebaliknya, Esperance tampil solid dan disiplin. Mereka mampu mengontrol tempo permainan serta memanfaatkan peluang secara efektif. Kemenangan ini membawa Esperance mengoleksi tiga poin dari dua laga, dan bersaing dengan Chelsea untuk bisa melanjutkan turnamen.
Dengan dua kekalahan dan tanpa poin, LAFC dipastikan gagal melaju ke fase gugur. Bahkan jika mampu mengalahkan Flamengo di laga terakhir, mereka tetap tidak bisa melampaui Chelsea maupun Esperance dalam catatan head-to-head.
Sementara itu, Flamengo pada akhirnya menjadi tim pertama dari Grup D yang memastikan lolos ke babak 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025. Dengan keunggulan head-to-head yang mereka miliki atas Chelsea dan Esperance, klub Brasil ini akan aman meski kalah dari LAFC di laga terakhir.
Bagi Esperance, kemenangan atas LAFC menjadi bukti bahwa mereka mampu bersaing dengan tim-tim elit dari Eropa maupun Amerika Selatan. Ini merupakan penampilan keempat bagi klub asal Tunisia tersebut di Piala Dunia Antarklub, dengan catatan terbaik finis di peringkat kelima pada edisi 2018 dan 2019.