Meski demikian, sepak bola tetaplah menjadi sesuatu yang diminati warga Monaco. Keberadaan klub AS Monaco adalah bukti sahih tentang sebuah tradisi sepak bola yang ada di Monaco.
Berikutnya, dari kawasan Pasifik, negara-negara kepulauan kecil seperti Federasi Mikronesia, Palau, Kiribati, Tuvalu, dan Nauru juga bernasib serupa. Mereka telah berupaya membangun sepak bola mereka sendiri. Namun masih menghadapi berbagai hambatan, mulai dari kekurangan fasilitas, pendanaan, hingga infrastruktur dasar.
Mikronesia, pernah mencuri perhatian pada Pacific Games 2015 ketika mereka kebobolan total 114 gol dalam tiga pertandingan dan tidak mampu mencetak satu gol pun. Negara ini hanya memiliki satu stadion utama dan pernah disebut sebagai salah satu tim terlemah berdasarkan peringkat ELO.
Sedangkan Tuvalu agal lebih baik, dengan membangun sistem pelatihan untuk pria dan wanita. Sepak bola mereka juga berpartisipasi di CONIFA, sebuah organisasi internasional untuk tim-tim sepak bola non-FIFA.
Beberapa pemain Tuvalu juga diketahui ada yang bermain di liga amatir sepak bola Selandia Baru dan Australia. Namun, upaya mereka untuk bergabung ke FIFA masih tertunda. Semesta sepak bola mereka dianggap masih jauh berbeda.
Murianews, Kudus – Meskipun memiliki sejarah dan denyut sepak bola sendiri, ternyata hingga saat ini ada 8 negara yang belum bisa bersaing di Piala Dunia. Bahkan untuk sekedar turun di kualifikasi saja, negara-negara ini belum diperkenankan.
Kendati di negara-negara ini juga memiliki dunia sepak bola, dan tetap bersemangat mengembangkan sepak bola, tetapi mereka dianggap tidak memenuhi syarat. Dalam penjelasan yang lebih sederhaa, mereka tidak diperkenanka bersaing di Piala Dunia, karena memang belum menjadi anggota FIFA.
Dari delapan negara itu, yang pertama adalah Vatikan. Negara kecil yang terkepung di Italia ini, juga memilii semesta sepak bolanya sendiri. Sepak bola di Vatikan bahkan disebut sudah ada sejak abad 16, hampir sama dengan sejarah sepak bola di Italia tentu saja.
Meski tidak bergabung ke UEFA atau FIFA, sepak bola Vatikan tetap tumbuh dan menjadi bagian kegembiraan warganya. Tim nasional Vatikan hanya bisa rutin menggelar laga persahabatan dengan klub-klub Italia yang terkenal.
Paus sendiri, termasuk Paus Leo saat ini, dikenal sebagai penggemar sepak bola, khususnya klub AS Roma. Namun, tanpa keanggotaan resmi di UEFA atau FIFA, membuat Vatikan tetap tidak dapat tampil di ajang internasional termasuk sekedar ikut kualifikasi Piala Dunia.
Negara lainnya adalah Monaco, yang dikenal memiliki klub terkenal AS Monaco yang ikut bersaing di Ligue 1 Prancis. Negara kecil ini tidak memiliki Timnas sepak bola resmi, yang bisa tampil di bawah bendera FIFA atau UEFA.
Federasi sepak bola mereka belum menjadi bagian dari FIFA maupun UEFA. Sementara mayoritas pemain lokal yang mereka miliki masih berstatus amatir. Tentu saja untuk habitat sepak bola di Eropa, mereka bisa dikatakan kurang berpengalaman di level internasional.
Monaco...
Meski demikian, sepak bola tetaplah menjadi sesuatu yang diminati warga Monaco. Keberadaan klub AS Monaco adalah bukti sahih tentang sebuah tradisi sepak bola yang ada di Monaco.
Berikutnya, dari kawasan Pasifik, negara-negara kepulauan kecil seperti Federasi Mikronesia, Palau, Kiribati, Tuvalu, dan Nauru juga bernasib serupa. Mereka telah berupaya membangun sepak bola mereka sendiri. Namun masih menghadapi berbagai hambatan, mulai dari kekurangan fasilitas, pendanaan, hingga infrastruktur dasar.
Mikronesia, pernah mencuri perhatian pada Pacific Games 2015 ketika mereka kebobolan total 114 gol dalam tiga pertandingan dan tidak mampu mencetak satu gol pun. Negara ini hanya memiliki satu stadion utama dan pernah disebut sebagai salah satu tim terlemah berdasarkan peringkat ELO.
Sedangkan Tuvalu agal lebih baik, dengan membangun sistem pelatihan untuk pria dan wanita. Sepak bola mereka juga berpartisipasi di CONIFA, sebuah organisasi internasional untuk tim-tim sepak bola non-FIFA.
Beberapa pemain Tuvalu juga diketahui ada yang bermain di liga amatir sepak bola Selandia Baru dan Australia. Namun, upaya mereka untuk bergabung ke FIFA masih tertunda. Semesta sepak bola mereka dianggap masih jauh berbeda.
Kiribati...
Lalu Kiribati, negara diketahui juga sempat berniat ikut Piala Dunia Kepulauan (CONIFA) pada 2018 silam.Namun akhirnya mundur karena keterbatasan dana. Sementara itu, Nauru, negara terkecil di antara mereka, pernah berencana mengundang klub Reading dari Inggris untuk laga persahabatan. Sayangnya inisiatif ini belum bisa diwujudan hingga kini, karena kendala logistik dan administratif.
Kesamaan dari delapan negara ini adalah, mereka belum terdaftar sebagai anggota FIFA, sehingga tidak bisa mengikuti kualifikasi Piala Dunia. Meski ada upaya dari beberapa di antaranya untuk bergabung atau menjalin kemitraan dengan organisasi alternatif, jalan menuju panggung sepak bola global masih panjang dan penuh tantangan.
Piala Dunia 2026 sendiri diklaim FIFA melibatkan 210 negara anggotanya. Tetapi dari jumlah itu, delapan negara itu sepak bolanya masih belum bisa terlibat.