Kamis, 20 November 2025

Sayangnya, bukannya memperbaiki kinerja dan etika profesional, keduanya justru terlibat dalam berbagai tindakan yang tak pantas. Sehingga akhirnya Malut United mengambil tindakan tegas dengan melakukan pemecatan terhadap mereka.

“Kami tidak bisa menutup mata atas berbagai praktik menyimpang yang dilakukan, mulai dari dugaan pungutan kepada pemain lokal agar bisa tampil, hingga pemotongan gaji, termasuk dua pemain asing,” ungkapnya.

Manajemen Malut United merasa sangat kecewa dengan tindakan yang merusak integritas tim dan mencederai semangat fair play dalam sepak bola nasional. Asghar bahkan menyebut adanya pengakuan dari pemain yang dipaksa menyetor uang agar diberi kesempatan bermain.

“Fee pemain juga diambil. Itu jelas melanggar,” tegasnya.

Dalam perkembangan terbaru, Imran Nahumarury disebut telah mengakui kesalahannya melalui surat pernyataan tertulis yang dikirim kepada manajemen. Dalam surat tersebut, Imran meminta maaf dan berjanji tidak akan memperpanjang masalah ke media.

“Imran sudah minta maaf secara tertulis dan kami menerima itu dengan lapang dada. Semoga menjadi pelajaran bagi dirinya,” ujar Asghar.

Berbeda dengan Imran, hingga kini Yeyen Tumena dikatakan Asghar belum menunjukkan itikad baik, maupun menyampaikan permintaan maaf. Manajemen Malut United menurutnya siap membuka kemungkinan membawa kasus ini ke jalur hukum atau melaporkan ke PSSI.

“Kalau Yeyen tidak ada itikad baik, kami akan bawa ke jalur hukum. Ini bukan persoalan pribadi, tapi soal menjaga integritas klub dan dunia sepak bola Indonesia,” pungkas Asghar Saleh.

Sebelumnya, Imran Nahumarury sudah diumumkan mendapatkan perpanjangan kontrak setelah berhasil membawa Malut United mampu berada di papan tengah Liga 1 musim lalu. Imran juga sukses membawa tim yang sama promosi dari Liga 2 pada musim sebelumnya.

Komentar

Terpopuler