Hasil tersebut membuat Porto finis di peringkat ketiga grup dan gagal melaju ke fase 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025. Menyisakan banyak ketidakpuasan dari para penggemarnya, yang kemudian menghadangnya saat timnya pulang.
Kekecewaan pendukunng Porto sebelumnya juga sudah muncul, setelah hasil yang mereka capai di liga domestik. Di Liga Portugal, mereka mengakhiri musim di posisi ketiga, tertinggal 11 poin dari juara liga, Sporting Lisbon.
Sehingga hasil buruk di Piala Dunia Antarklub 2025 semakin memicu kekecewaan para pendukung Porto. Menurut laporan Record, sekitar 50 suporter fanatik Porto akhirnya menyambut kedatangan timnya di bandara dengan kemarahan.
Mereka menghadang bus tim yang membawa para pemain, staf pelatih, serta Presiden klub Porto, Andre Villas Boas. Situasi dilaporkan sempat memanas, sehingga pihak kepolisian harus turun tangan dan menggunakan peluru karet untuk membubarkan massa.
Martin Anselmi sendiri baru menjabat sebagai pelatih Porto sejak Januari 2025. Namun posisinya saat ini bisa dikatakka berpotensi goyah. Meski terikat kontrak hingga 2027, laporan dari CMTV menyebutkan bahwa Anselmi telah menyadari risiko pemecatan sejak awal.
Murianews, Kudus – Setelah timnya tersingkir dari fase grup Piala Dunia Antarklub 2025, pelatih Porto, Martin Anselmi dan para pemainnya menghadapi situasi buruk. Tanpa kemenangan di tiga laga membuat pendukung Porto marah dan menghadang di Bandara.
Di Piala Dunia Antarklub 2025, Porto bergabung di Grup A bersama Inter Miami, Al Ahly dan Palmeiras. Di laga penyisihan grup, mereka hanya mampu bermain imbang melawan dua tim terakhir dan kalah 1-2 dari Inter Miami, tim yang diperkuat Lionel Messi.
Hasil tersebut membuat Porto finis di peringkat ketiga grup dan gagal melaju ke fase 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025. Menyisakan banyak ketidakpuasan dari para penggemarnya, yang kemudian menghadangnya saat timnya pulang.
Kekecewaan pendukunng Porto sebelumnya juga sudah muncul, setelah hasil yang mereka capai di liga domestik. Di Liga Portugal, mereka mengakhiri musim di posisi ketiga, tertinggal 11 poin dari juara liga, Sporting Lisbon.
Sehingga hasil buruk di Piala Dunia Antarklub 2025 semakin memicu kekecewaan para pendukung Porto. Menurut laporan Record, sekitar 50 suporter fanatik Porto akhirnya menyambut kedatangan timnya di bandara dengan kemarahan.
Mereka menghadang bus tim yang membawa para pemain, staf pelatih, serta Presiden klub Porto, Andre Villas Boas. Situasi dilaporkan sempat memanas, sehingga pihak kepolisian harus turun tangan dan menggunakan peluru karet untuk membubarkan massa.
Martin Anselmi sendiri baru menjabat sebagai pelatih Porto sejak Januari 2025. Namun posisinya saat ini bisa dikatakka berpotensi goyah. Meski terikat kontrak hingga 2027, laporan dari CMTV menyebutkan bahwa Anselmi telah menyadari risiko pemecatan sejak awal.
Belum ada Keputusan...
Sementara itu, A Bola melaporkan, belum ada keputusan resmi dari manajemen klub terkait nasib Anselmi. Namun, pertemuan internal telah dijadwalkan untuk membahas masa depan pelatih asal Argentina tersebut. Anselmi diyakini tidak akan mengajukan tuntutan finansial atas sisa kontraknya jika diberhentikan lebih awal.
Jika pemecatan terjadi, Porto diperkirakan harus mengeluarkan dana sekitar £6 juta, termasuk kompensasi £2,6 juta kepada Cruz Azul, klub yang sebelumnya ditinggalkan Anselmi. Kemudian sebesar £3,4 juta untuk sisa kontraknya bersama Porto.
Selama menangani Porto, Anselmi memimpin dalam 21 pertandingan dengan catatan 10 kemenangan, 6 hasil imbang, dan 5 kekalahan. Selain kegagalan di Piala Dunia Antarklub dan liga domestik, Porto juga tersingkir dari Liga Europa setelah kalah agregat 3-4 dari AS Roma di babak play-off menuju 16 besar.