Rabu, 19 November 2025

Di satu sisi mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan taktis, tetapi disisi lain klub-klub Liga Italia Serie A itu juga bisa mendapatkan citra baik untuk kepentingan komersial. Tujuan seperti ini tidak akan gampang dicapai, jika mereka merekrut pemain muda non-bintang.

“Serie A bukan lagi panggung blockbuster transfer ratusan juta euro, tetapi kami tetap tahu bagaimana memaksimalkan sumber daya yang kami miliki. Ini tentang efisiensi, pengalaman, dan nilai strategis,” ujar salah satu analis sepak bola di Italia seperti dilansir Le Gazete Dello Sport.

Kebiasaan klub Liga Italia Serie A, memilih pemain yang memiliki usia matang, sebenarnya sudah terjadi lama. Sejarah mencatat nama-nama seperti Paolo Maldini, Alessandro Costacurta, Francesco Totti hingga Gianluigi Buffon tetap bermain di level tertinggi meski usia mendekati kepala empat.

Budaya sepak bola Italia yang menekankan taktik, disiplin, dan kecerdasan membuat para veteran tetap relevan di Liga Italia Serie A. Mereka bisa menutupi kekurangan fisik dengan pengalaman dan penguasaan pemahaman teknis dan stategi.

Karena itu tidak mengejutkan jika akhirnya Napoli justru memilih Kevin De Bruyne sebagai pemimpin di ruang ganti mereka. Lalu, Milan melihat Modric sebagai panutan generasi muda bagi pemain mereka, dan Bologna berharap pengalaman dan mentalitas Immobile dapat menular ke pemain muda untuk bisa bersaing di level Eropa.

Di Como, pun demikian juga. Kehadiran seorang Alvaro Morata yang penuh pengalaman diharapkan bisa mendongrak jiwa tim yang dibentuk mereka. Morata bisa jadi akan menjadi simbol ambisi klub kecil yang ingin menantang arus kekuatan besar di Liga Italia Serie A.

Komentar

Terpopuler