Legenda Bayern Munich ini juga rajin melakukan pressing, bahkan melakukan tekel keras di atas rumput sintetis BC Place Stadium. Permainannya masih impresif, dan statistik menunjukan hal itu. Selama 31 menit bermain, Muller melakukan 27 sentuhan, 5 operan ke sepertiga lapangan, dan 4 kali berhasil merebut bola kembali.
Sayang, Vancouver Whitecaps harus puas ketika gawang mereka jebol di masa injury time babak kedua. Namun, meski kemenangan hilang, satu hal jelas ditunjukan oleh Muller calon lawan yang akan dihadapi Messi. Muller bisa berbahaya di MLS Amerika.
Kedatangan Muller di MLS bukan sekadar transfer bintang, tetapi ini adalah tentang sebuah kisah baru yang mungkin bisa dilakukannya. Terutama sekali berkaitan dengan keberadaan Messi yang lebih dulu ada di MLS Amerika bersama Inter Miami.
Sejarah mencatat, Thoma Muller adalah “bayangan kelam” bagi kejayaan seorang Lionel Messi. Thomas Muller adalah bagian penting dari kekalahan 0-4 Barcelona vs Bayern (2013), luka final Piala Dunia 2014 di Brasil, hingga tragedi Barcelona yang bersejarah saat kalah 2-8 di Lisbon (2020).
Dari kisah pahit Messi itu, ada sosok Muller yang berada di balik sukses lawan jagoan Argentina itu. Kini, Muller dan Messi akan kembali berhadapan di MLS. Dan semua penggemar sepak bola menunggunya.
Murianews, Kudus– Thomas Muller, yang selama ini dikenal sebagai musuh terbesar Lionel Messi, akhirnya menjalani debutnya di MLS bersama tim Vancouver Whitecaps. Bertempat di Stadion BC Place yang dipadati 27.000 penonton, legenda Jerman ini memulai petulangannya.
Thomas Muller yang berusia 35 tahun memulai debutnya dari bangku cadangan tim Vancouver. Segera setelahnya, musuh bebuyutan Messi ini langsung memberi siraman bensi bagi serangan tim Vancouver.
Tetapi, dampak positif yang ternjadi atas kehadiran Muller di lapangan gagal membawa kemenanga bagi timnya. Setelah sebelumnya sempat unggul 1-0, Vancouver harus menerima hasil imbang 1-1 yang berhasil dipaksakan oleh Houston Dynamo.
Vancouver Whitecaps sempat unggul cepat lewat penalti dingin Brian White di menit ke-6. Namun momen paling ditunggu penggemar mereka hadir pada menit ke-60, ketika Müller melangkah masuk ke lapangan. Segera sorakan gemuruh menyelimuti stadion.
Sentuhan pertama pesaing Messi saat masih di Eropa itu jelas memberi energi baru. Koneksinya dengan Biran White dan Sebastian Berhalter langsung terasa. Hanya lima menit berselang, Muller bahkan mencetak gol lewat sepakan kaki kirinya dari tepi kotak penalti.
Meski bola menembus gawang Jonathan Bond, tetapi musuh bebuyutan Messi ini harus kecewa karena wasit akhirnya menganulir gol yang diciptakannya. Sebelum Muller menceploskan bola, Brian White diketahui telah menempati posisi offside. Gol Muller akhirnya dibatalkan.
Meski gol itu sirna, Muller tak menunjukkan tanda menyerah. Pemain yang pernah menjadi lawan terkeras Messi ini terus bergerak. Kemampuan membagi bolanya masih cerdas, mengalir ke Jayden Nelson, Kenji Cabrera, hingga meluncurkan umpan-umpan presisi untuk Ali Ahmed dan Daniel Rios.
Impresif...
Legenda Bayern Munich ini juga rajin melakukan pressing, bahkan melakukan tekel keras di atas rumput sintetis BC Place Stadium. Permainannya masih impresif, dan statistik menunjukan hal itu. Selama 31 menit bermain, Muller melakukan 27 sentuhan, 5 operan ke sepertiga lapangan, dan 4 kali berhasil merebut bola kembali.
Sayang, Vancouver Whitecaps harus puas ketika gawang mereka jebol di masa injury time babak kedua. Namun, meski kemenangan hilang, satu hal jelas ditunjukan oleh Muller calon lawan yang akan dihadapi Messi. Muller bisa berbahaya di MLS Amerika.
Kedatangan Muller di MLS bukan sekadar transfer bintang, tetapi ini adalah tentang sebuah kisah baru yang mungkin bisa dilakukannya. Terutama sekali berkaitan dengan keberadaan Messi yang lebih dulu ada di MLS Amerika bersama Inter Miami.
Sejarah mencatat, Thoma Muller adalah “bayangan kelam” bagi kejayaan seorang Lionel Messi. Thomas Muller adalah bagian penting dari kekalahan 0-4 Barcelona vs Bayern (2013), luka final Piala Dunia 2014 di Brasil, hingga tragedi Barcelona yang bersejarah saat kalah 2-8 di Lisbon (2020).
Dari kisah pahit Messi itu, ada sosok Muller yang berada di balik sukses lawan jagoan Argentina itu. Kini, Muller dan Messi akan kembali berhadapan di MLS. Dan semua penggemar sepak bola menunggunya.