Sehingga akhirnya, klub-klub asal Kazakhstan seperti Kairat Almaty dan Astana sudah beberapa kali mencicipi kompetisi bergengsi Eropa termasuk UCL. Meski demikian, setiap kali tim Barat harus melawat ke Kazakhstan, perjalanan jauh tetap menjadi kendala.
Glasgow Celtic, pada pertandingan leg kedua babak kualifikasi Liga Champions (UCL), harus menempuh penerbangan hampir 5.700 km. Sebelumnya, para pemain Kairat Almaty juga harus terbang ke Glasgow, sebelum merebut hasil imbang tanpa gol di Stadion Ortalyq, Skotlandia.
Real Madrid dan klub Eropa lainnya, kini harus segera mencermati situasi yang kemungkinan bisa saja bisa terjadi. Di atas kertas, Kairat Almaty jelas bukan lawan sepadan bagi mereka di UCL. Namun, faktor geografis menjadikan mereka lawan yang dipastikan akan dihindari banyak tim.
Dengan format baru Liga Champions (UCL) yang mengharuskan setiap klub bertanding delapan kali di pertandingan penyisihan grup (empat kandang dan empat tandang), setiap detail tantangan berpotensi menentukan hasil akhir. Termasuk soal perjalanan di pertandinnga away.
Murianews, Kudus – UCL (UEFA Champions League) atau Liga Champions 2025/2026 akan segera diundi pembagian grupnya. Namun sementara itu sebuah kejutan berpotensi terjadi, ketika klub semenjana, Kairat Almaty akan berhadapan vs Glasgow Celtics.
Seperti dilansir dar ESPN, Kairat Almaty, sebuah klub semenjana dari Khazakstan akan terlibat duel play-off sebelum babak penyisihan grup Liga Champions digelar. Jika Kairat Almaty bisa menyingkirkan Glasgow Celtics, maka dipastikan bisa membuat Real Madrid harus menjalani perjalanan jauh di UCL.
Kehadiran Kairat Almaty bisa membuat klub-klub Eropa seperti Real Madrid harus menjalani penerbangan sejauh 5.000 kilometer ke Asia untuk berlaga di Liga Champions musim depan. Kemungkinan ini bisa terjadi, menyusul diterapkannya format baru Liga Champions (UCL) oleh UEFA, yang memperluas cakupan lawan di babak penyisihan grup.
Pekan ini, babak kualifikasi terakhir Liga Champions (UCL) resmi dimulai sebelum pengundian fase grup yang rencananya akan dig elar di Monte Carlo pada 28 Agustus 2025. Duel antara Glasgow Celtic, perwakilan Skotladia vs Kairat Almaty menjadi yang dinantikan.
Jika klub asal Kazakhstan menang, maka Los Blancos dan klub-klub Eropa lain yang berada di kelompok bersama Kairat Almaty dipastikan harus menjalani penerbangan panjang. Selain melelahkan, hal ini juga berisiko mengganggu persiapan fisik dan mental para pemain.
Kazakhstan secara geografis memang berada di Asia Tengah, namun sejak 2002 federasi sepak bolanya mereka resmi meninggalkan AFC dan bergabung dengan UEFA. Keputusan ini dilandasi ambisi untuk bisa berkembang dan kompetitif, dengan menghadapi klub-klub elite Eropa, selain pertimbangan hak siar dan komersial.
Semenjana Tapi merepotkan...
Sehingga akhirnya, klub-klub asal Kazakhstan seperti Kairat Almaty dan Astana sudah beberapa kali mencicipi kompetisi bergengsi Eropa termasuk UCL. Meski demikian, setiap kali tim Barat harus melawat ke Kazakhstan, perjalanan jauh tetap menjadi kendala.
Glasgow Celtic, pada pertandingan leg kedua babak kualifikasi Liga Champions (UCL), harus menempuh penerbangan hampir 5.700 km. Sebelumnya, para pemain Kairat Almaty juga harus terbang ke Glasgow, sebelum merebut hasil imbang tanpa gol di Stadion Ortalyq, Skotlandia.
Real Madrid dan klub Eropa lainnya, kini harus segera mencermati situasi yang kemungkinan bisa saja bisa terjadi. Di atas kertas, Kairat Almaty jelas bukan lawan sepadan bagi mereka di UCL. Namun, faktor geografis menjadikan mereka lawan yang dipastikan akan dihindari banyak tim.
Dengan format baru Liga Champions (UCL) yang mengharuskan setiap klub bertanding delapan kali di pertandingan penyisihan grup (empat kandang dan empat tandang), setiap detail tantangan berpotensi menentukan hasil akhir. Termasuk soal perjalanan di pertandinnga away.