Trofi itu seharusnya menjadi awal bagi sebuah kekuatan baru yang terus bertumbuh. Namun, hanya dalam tempo tiga bulan, PSG kini terjerumus ke dalam pusaran masalah, pemain bintang tumbang karena cedera dan pelatihnya nahas kecelakaan sepeda. Kutukan bagi juara Liga Champions kini menyeruak bagi mereka.
Kutukan Liga Champions, adalah sebuah tahayul yang berkembang di Eropa. Sejak 2020, setiap pemain yang meraih gelar MVP di final Liga Champions selalu diterpa cedera serius, hingga harus absen dalam kurun waktu lama. Kingsley Coman, N’Golo Kante, Thibaut Courtois, Rodri, hingga Dani Carvajal adalah faktanya.
Dalam kurun waktu lima tahun, lima pemain yang merebut gelar MVP di Final Liga Champions secara kebetulan mengalami cedera. Entah benar-benar ada kutukan, atau hanya kebetulan semata, tetapi faktanya demikian adanya.
Hal-hal yang awalnya dianggap sebagai sebuah kebetulan, kini telah menjelma menjadi sebuah takhayul di dunia sepak bola Eropa. Sebuah bayangan atau kutukan yang selalu mengintai para finalis Liga Champions.
Saat ini, bayangan ketakutan pada akhirnya menimpa PSG, klub juara Liga Champions terakhir. Pada laga Nations League, baru-baru ini, Desire Doue tertatih keluar lapangan akibat cedera betis. Pemain PSG ini dipastikan absen sebulan, tepat di saat Ousmane Dembele juga harus menepi enam minggu karena cedera hamstring.
Seakan belum cukup, kabar buruk bagi PSG kembali datang. Kali ini pelatih Luis Enrique mengalami patah tulang selangka dalam kecelakaan bersepeda. Sang arsitek kemenangan Liga Champions di Munich itu terpaksa absen mendampingi tim di momen-momen krusial.
“Dari Munich hingga kekacauan dalam tiga bulan, PSG telah menjadi tawanan kutukan (Liga Champions),” demkian ditulis L’Equipe dalam laporan terbarunya, baru-baru ini.
Murianews, Kudus – Paris Saint Germain (PSG), klub yang selama satu dekade kerap dicap sebagai simbol kegagalan Eropa, akhirnya meraih mahkota Liga Champions perdana mereka. Pada 1 Juni lalu di Munich, Les Parisiens tampil garang dengan kemenangan telak 5-0 atas Inter Milan.
Trofi itu seharusnya menjadi awal bagi sebuah kekuatan baru yang terus bertumbuh. Namun, hanya dalam tempo tiga bulan, PSG kini terjerumus ke dalam pusaran masalah, pemain bintang tumbang karena cedera dan pelatihnya nahas kecelakaan sepeda. Kutukan bagi juara Liga Champions kini menyeruak bagi mereka.
Kutukan Liga Champions, adalah sebuah tahayul yang berkembang di Eropa. Sejak 2020, setiap pemain yang meraih gelar MVP di final Liga Champions selalu diterpa cedera serius, hingga harus absen dalam kurun waktu lama. Kingsley Coman, N’Golo Kante, Thibaut Courtois, Rodri, hingga Dani Carvajal adalah faktanya.
Dalam kurun waktu lima tahun, lima pemain yang merebut gelar MVP di Final Liga Champions secara kebetulan mengalami cedera. Entah benar-benar ada kutukan, atau hanya kebetulan semata, tetapi faktanya demikian adanya.
Hal-hal yang awalnya dianggap sebagai sebuah kebetulan, kini telah menjelma menjadi sebuah takhayul di dunia sepak bola Eropa. Sebuah bayangan atau kutukan yang selalu mengintai para finalis Liga Champions.
Saat ini, bayangan ketakutan pada akhirnya menimpa PSG, klub juara Liga Champions terakhir. Pada laga Nations League, baru-baru ini, Desire Doue tertatih keluar lapangan akibat cedera betis. Pemain PSG ini dipastikan absen sebulan, tepat di saat Ousmane Dembele juga harus menepi enam minggu karena cedera hamstring.
Seakan belum cukup, kabar buruk bagi PSG kembali datang. Kali ini pelatih Luis Enrique mengalami patah tulang selangka dalam kecelakaan bersepeda. Sang arsitek kemenangan Liga Champions di Munich itu terpaksa absen mendampingi tim di momen-momen krusial.
“Dari Munich hingga kekacauan dalam tiga bulan, PSG telah menjadi tawanan kutukan (Liga Champions),” demkian ditulis L’Equipe dalam laporan terbarunya, baru-baru ini.
Hal-hal Buruk...
Hal-hal buruk yang dialami PSG, bahkan seperti datang di waktu yang sangat tidak tepat. Format baru Liga Champions dipastikan akan mempertemukan PSG dengan lawan-lawan berat seperti Barcelona, Bayern Munich, Arsenal, Bayer Leverkusen, dan Atalanta.
Dengan kekuatan penuh saja, perjalanan itu tetap tidak akan mudah bagi PSG. Kini, tanpa Doue, Dembele, dan Luis Enrique, perjuangan Les Parisiens jelas menjad lebih terasa sebagai misi bertahan hidup ketimbang perburuan kejayaan.
Tentang kutukan Juara Liga Champions, sebagian pihak menilai hal itu hanyalah bumbu yang didengungkan oleh media. Dan secara kebetulan juga bisa dipicu oleh padatnya jadwal pertandigan yang membuat samakin tinggi risiko cedera.
Namun konsistensi pola yang terjadi mulai mengusik, bahkan para pemain profesional. Kutukan itu selalu terjadi dan membuat kepayahan para pihak yang terlibat di dalam final Liga Champions.