Meski tidak diperkuat megabintang Lionel Messi, La Albiceleste sebenarnya tetap tampil dominan sejak menit awal. Namun demikian, mereka sangat kesulitan ketika harus menghadapi pertahanan solid Ekuador di pertandingan ini.
Di awal pertandingan, Argentina langsung menguasai bola dan melancarkan serangan berbahaya lewat kombinasi umpan dari Leandro Paredes dan Rodrigo de Paul ke arah Lautaro Martinez dan Nicolas Gonzalez. Meski agresif, lini belakang Ekuador tampil disiplin dan tak memberi celah bagi para penyerang Argentina.
Di sisi lain, Ekuador juga tidak tinggal diam setelah mendapatkan tekanan dari Argentina. Duet Nilson Angulo dan Enner Valencia kerap menciptakan ancaman melalui skema serangan balik cepat. Ekuador lihao memanfaatkan ruang di kotak penalti Argentina.
Masalah besar datang untuk Argentina di menit ke-31, ketika Nicolas Otamendi menerima kartu merah langsung akibat pelanggaran keras. Argentina harus bermain dengan 10 pemain, dan perlahan memberi keuntungan besar bagi tuan rumah Ekuador.
Menjelang akhir babak pertama, VAR mengonfirmasi pelanggaran pemain Argentina yang terjadi di kotak penalti. Enner Valencia mengeksekusi penalti dengan tenang di menit ke-45+13, membawa Ekuador unggul 1-0.
Memasuki babak kedua, Argentina mencoba bangkit dengan meningkatkan intensitas serangan. Leandro Paredes dan Giovani Lo Celso menjadi motor serangan. Namun kiper Ekuador, Hernan Galindez masih bisa tampil gemilang di bawah mistar.
Murianews, Kudus – Timnas Argentina yang tidak diperkuat Lionel Messi tergeletak kalah saat melawat ke Ekuador di laga terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Conmebol. Pada laga yang berlangsung di panas di Quito, Rabu (10/9/2025) pagi WIB Argentina kalah 0-1.
Meski tidak diperkuat megabintang Lionel Messi, La Albiceleste sebenarnya tetap tampil dominan sejak menit awal. Namun demikian, mereka sangat kesulitan ketika harus menghadapi pertahanan solid Ekuador di pertandingan ini.
Di awal pertandingan, Argentina langsung menguasai bola dan melancarkan serangan berbahaya lewat kombinasi umpan dari Leandro Paredes dan Rodrigo de Paul ke arah Lautaro Martinez dan Nicolas Gonzalez. Meski agresif, lini belakang Ekuador tampil disiplin dan tak memberi celah bagi para penyerang Argentina.
Di sisi lain, Ekuador juga tidak tinggal diam setelah mendapatkan tekanan dari Argentina. Duet Nilson Angulo dan Enner Valencia kerap menciptakan ancaman melalui skema serangan balik cepat. Ekuador lihao memanfaatkan ruang di kotak penalti Argentina.
Masalah besar datang untuk Argentina di menit ke-31, ketika Nicolas Otamendi menerima kartu merah langsung akibat pelanggaran keras. Argentina harus bermain dengan 10 pemain, dan perlahan memberi keuntungan besar bagi tuan rumah Ekuador.
Menjelang akhir babak pertama, VAR mengonfirmasi pelanggaran pemain Argentina yang terjadi di kotak penalti. Enner Valencia mengeksekusi penalti dengan tenang di menit ke-45+13, membawa Ekuador unggul 1-0.
Memasuki babak kedua, Argentina mencoba bangkit dengan meningkatkan intensitas serangan. Leandro Paredes dan Giovani Lo Celso menjadi motor serangan. Namun kiper Ekuador, Hernan Galindez masih bisa tampil gemilang di bawah mistar.
10 Pemain...
Ekuador pada akhirnya juga kehilangan satu pemain, setelah Moises Caicedo menerima kartu kuning kedua. Sehingga kedua tim sama-sama bermain dengan 10 pemain. Meski demikian, pasukan pelatih Sebastian Beccacece tetap kokoh dalam bertahan.
Argentina masih terus mencoba peruntungan lewat bola mati dan umpan silang. Namun pertahanan Ekuador tetap tak tergoyahkan hingga peluit akhir berbunyi. Skor 1-0 untuk kemenangan Ekuador tak berubah.
Meski kalah, Argentina tetap kokoh di puncak klasemen dengan 38 poin. Ekuador menyusul di posisi kedua dengan 29 poin. Kedua tim sebenarnya memang sudah sama-sama merebut tiket ke putaran final Piala Dunia 2026.
Meski menelan kekalahan, Argentina tetap dianggap sebagai salah satu tim kuat di Piala Dunia 2026 nanti. kemenangan, terutama ketika kehilangan sosok kunci seperti Messi. Namun, Argentina tetap menjadi salah satu favorit kuat di turnamen mendatang.