Rabu, 19 November 2025

Menit ke-45, Suzuki juga tak mau kalah gaya. Vazquez sudah menyiapkan tembakan maut, tapi kiper Cremonese, Emil Audero, melakukan penyelamatan ala ninja Jepang. Skor tetap kacamata, tapi poinnya? Priceless.

Babak kedua, Cremonese mencoba lebih agresif. Baschirotto nyaris membikin gawang Parma jebol, tapi bola cuma lewat tipis di atas mistar. Parma membalas lewat Bernabe dan Cutrone, tapi lagi-lagi Audero, dengan refleks kiper yang bisa bikin superhero minder, masih mampu menepis semuanya.

Dengan hasil imbang ini, Cremonese meraih hasil berguna keempat secara beruntun. Tidak ada pesta gol, tapi ada mental baja. Dan sekarang, target berikutnya sudah menanti, menghadapi Como, pada Sabtu depan.

Pertarungan Como vs Cremonese ini jelas tidak akan berlangsung romantis. Como dan Cremonese adalah dua tim Liga Italia Serie A yang memiliki ikatan emosional dengan Indonesia.

Cremonese diperkuat Emil Audero yang merupakan kiper Timnas Indonesia. Sementara Como 1907 yang dilatih Cesc Fabregas adalah klub milik orang Indonesia. Bagi penggemar sepak bola Indonesia ini adalah sebuah pilihan dilematis saat akan mendukung siapa.

Bagi Cremonese, setiap poin terasa seperti champagne—meski rasanya lebih pahit daripada manis. Sebagai tim debutan, klub ini memiliki sebuah etos kerja luar biasa. Sederhana, tak banyak gaya, tetapi fokus untuk selamat dari ancama degradasi.

Komentar

Terpopuler