Singkatnya, Son Heung-min saat ini sudah dianggap sebagai salah satu ikon yang mulai mampu memberi imbangan bagi Messi di MLS. Tidak hanya sekadar finisher, pemain ini juga menjadi arsitek, motivator, dan pengangkat moral tim, seperti halnya Messi di Inter Miami.
Sejak Son Heung-min debut, LAFC hanya kalah sekali dari enam laga. Mereka naik ke peringkat 4 Wilayah Barat, dan mulai menggantungkan harapan pada duet maut Son Heung-min–Bouanga. Dua pemain ini sudah terlibat langsung di semua 10 gol terakhir klub.
Selain dampak di lapangan, Son Heung-min juga membawa dampak ekonomi di LAFC. Tidak cuma mendongkrak performa, tapi juga membuka pintu pasar Asia untuk MLS.
Murianews, Kudus – Son Heung-min mulai langsung unjuk gigi begitu tiba d MLS Amerika Serikar. ‘Liga pensiun MLS’ tiba-tiba berubah menjadi kompetitif dan lebih sengit sejak dirinya tiba. Tentu saja ini merujuk pada pengaruh besar Lionel Messi yang ada di sana.
Kini Son Heung-min yang bermain untuk LAFC, pelan-pelan telah menjadi pesaing baru Lionel Messi yang sudah lebih dulu mewarnai MLS bersama Inter Miami. Striker asal Korea Selatan yang dikenal dengan senyum ramah ini, mulai menjadi pesaing Messi dalam urusan ‘statistik mingguan’ di MLS.
Sejak main di MLS, Son Heung-min sudah mencetak 5 gol dan 1 assist dalam 3 pertandingan terakhir. Sedangkan Messi, dalam periode sama hanya mengoleksi 3 gol dan 2 assist. Lumayan berimbang, namun jumlah golnya lebih sadis Son Heung-min.
Di BMO Stadium, Senin (22/9/2025), LAFC melumat Real Salt Lake 4-1. Di laga ini Son Heung-min mencatatkan statistik mengerikan. Pemain asal Korea Selata ini mencetak 95% akurasi umpan, 7 peluang tercipta, 3 tembakan on target, dan kontribusi langsung ke hat-trick Denis Bouanga.
Selain mencetak gol, Son Heung-min pada dasarnya juga mampu membuat rekan setimnya yang awalnya biasa saja, kini terlihat sebagai super star berbahaya. Pemain ini langsung menjadi idola baru di LAFC.
Sementara banyak nama besar datang ke MLS dengan niat "pensiun’, Son Heung-min sepertinya tidak menunjukan hal seperti itu. Seperti halnya Messi, pemain ini menunjukan level kualitas yang masih tetap tinggi.
“Son lebih suka mengoper daripada menembak. Itu kualitas superstar sejati,” ujar Maurice Edu, eks pemain timnas AS dilansir ESPN.
Ikon baru...
Singkatnya, Son Heung-min saat ini sudah dianggap sebagai salah satu ikon yang mulai mampu memberi imbangan bagi Messi di MLS. Tidak hanya sekadar finisher, pemain ini juga menjadi arsitek, motivator, dan pengangkat moral tim, seperti halnya Messi di Inter Miami.
Sejak Son Heung-min debut, LAFC hanya kalah sekali dari enam laga. Mereka naik ke peringkat 4 Wilayah Barat, dan mulai menggantungkan harapan pada duet maut Son Heung-min–Bouanga. Dua pemain ini sudah terlibat langsung di semua 10 gol terakhir klub.
Selain dampak di lapangan, Son Heung-min juga membawa dampak ekonomi di LAFC. Tidak cuma mendongkrak performa, tapi juga membuka pintu pasar Asia untuk MLS.
